Bagian 39

80 3 0
                                    

Haii assalammualaikum!

Nungguin kelanjutan cerita Haura Zayyan ngga nihh?

Karena udah awal bulan februari, aku update sekarang meskipun ngga memenuhi target

***

Happy Reading!!

👑👑👑

Jodohku Teman Sekolahku
Bab 39. Tentang Bayi

Kehadiran buah hati adalah impian setiap pasangan suami istri. Apalagi kabar kehamilannya diterima baik oleh pihak keluarga.

Memiliki suami yang baik hati dan pengertian terhadap istrinya saat hamil mungkin itu adalah suatu keberuntungan bagi setiap istri. Mungkin itulah yang Haura rasakan pada kehamilannya ini.

Perempuan itu tak menyangka ternyata dirinya sudah mengandung anak dari Razeidan Al-Zayyan teman masa sekolahnya dulu.

Terharu? Tentu, karena ia tak menyangka bisa menjadi istri dari Zayyan apalagi ia akan menjadi seorang ibu dari anak seorang Zayyan.

"Allah memang maha baik, setelah sekian lama kita memendam rasa Allah takdirkan kita untuk bersama. Hingga kini Allah hadirkan malaikat kecil di rahimmu, sayang," ucap Zayyan mencium puncak kepala istrinya dan beralih di bibir perempuan itu.

"Inilah takdir, tidak ada yang mengetahui, Semuanya rahasia. Hanya Allah yang tau takdir seseorang, hanya Allah yang bisa merancang skenario kehidupan seseorang menjadi bahagia dan sekarang aku sadar skenario kehidupan itu sudah aku rasakan " ucap Haura tersenyum dan memeluk Zayyan.

Saat ini keduanya sudah berada di kamar mereka berdua, mereka sudah sampai disini dari tadi. Mereka baru saja menyelesaikan ibadah sakral suami istri.

Layla? Ibu hamil itu sedang berkunjung ke rumah mertuanya karena tadi menelpon katanya kangen. Jadi, Haura dan Zayyan bisa puas bermesraan tanpa memikirkan seseorang dirumahnya.

"Tambah seksi aja kamu, honey," ucap Zayyan mengigit pipi chubby Haura.

"Ish, namanya hormon ibu hamil by," ucap Haura mencubit lengan kekar suaminya.

Mereka kembali berpelukan hingga siang menjelang. Tak terasa azan Zuhur sudah berkumandang.

•••

"Bayi yang saat ini masih menjadi segumpal darah, adalah hasil kita berdua di Mesir kemarin. Aku tidak sabar menantimu, sayang"

"Sehari ini kamu selalu menciumi perutku, by. Padahal umurnya baru beberapa Minggu"

"Nanti kalau bayi ini lahir, aku akan memberikan nama yang indah" ucap Zayyan menengadah melihat langit-langit kamarnya.

"Siapa memangnya?" Tanya Haura penasaran. Aneh saja, suaminya ini terlalu cepat memikirkan nama untuk bayi mereka nanti.

"Rayyan, ya Muhammad Rayyan Al-Hauzyn" sahut Zayyan tersenyum bahagia.

Haura tersenyum dan memainkan wajah tampan suaminya. Semudah itu Zayyan memberikan nama untuk anaknya yang saat ini masih segumpal darah.

"Bagus. Tapi belum tentu anak kita ini lelaki, by" ucap Haura terkekeh.

"Hm berarti kalau perempuan namanya Naizza Humaira Al-Hauzyn" sahut Zayyan dengan wajah datar.

"Lihatlah ayahmu nak, dia sudah menyiapkan nama yang indah untukmu. Jadi sehat-sehat di perut bunda ya? Agar nanti nama yang ayahmu buat bisa menjadi nama untukmu" ucap Haura mengelus perut istrinya.

"Oh iya, aku jadi kepikiran by, Kalau seandainya bayinya twins namanya siapa?" Tanya Haura.

"Kok tiba-tiba nyeletuk baby twins? Kamu memangnya mau punya baby twins?" Tanya Zayyan bangkit dari tidurnya.

"Pengen banget, berharap Allah berikan baby twins by"

"Oke, kalau kembar laki-laki namanya Rayyan dan Royyan bagaimana, hm?" Ucap Zayyan tengkurap menghadap istrinya.

Haura tersenyum dan mengusap rambut suaminya, ia memainkan hidung mancung suaminya ia sangat gemas dengan suaminya. Namun saat Haura menyentuh hidung Zayyan lelaki itu langsung turun dari ranjang dan berlalu menuju kamar mandi.

Haura yang panik langsung mengikuti arah suaminya yang memasuki kamar mandi.

Ternyata Zayyan kembali mual dan mengeluarkan isi perutnya. Haura mendekati dan memijit tengkuk leher Suaminya.

"Rasanya ma sya Allah banget honey, aku akan selalu menjaga kalian, Wallahi aku janji," ucap Zayyan memeluk Haura. 

"Iya by, aku percaya sama kamu. Sekarang kamu istirahat ya, morning sicknes kamu ini rentan banget deh kayaknya"

Saat Zayyan sudah nyaman berada di atas kasurnya, padahal sebentar lagi matanya terpejam tiba-tiba matanya membuka lagi.

"Kenapa, hm?" Tanya Haura mengusap Surai hitam suaminya.

"Pengan makan ..." Lirih Zayyan sangat kecil.

Haura tersenyum menanggapi.

"Mau makan apa, by?" Ucap Haura lembut.

"Pengen mangga___ ish masa aku yang ngidam sih honey?" Ucap Zayyan mengerucutkan bibirnya.

Haura hanya terkekeh mendengar ucapan suaminya yang tidak mau ngidam.

***

Lima bulan kemudian ~

Saat ini Haura sedang bersiap-siap untuk berangkat kuliah pagi. Sekarang Haura berangkat pagi karena ia sudah resign dari profesinya.

Perutnya sudah mulai membuncit, karena sekarang usia kehamilan Haura menginjak usia 5 bulan. Sedangkan Layla sudah menginjak usia 8 bulan yang artinya sebentar lagi akan melahirkan.

"La, aku berangkat dulu ya? Kamu hati-hati rumah, kalau ada apa-apa telepon aja" ucap Haura pada Layla yang sedang berjemur di jalan.

"Oke. Kamu juga hati-hati karena sekarang sudah hamil anak Zayyan" sahut Layla tersenyum.

"Pasti. Ya udah assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

***

Aku targetkan akhir bulan bakal update kalau yang baca tembus 650,

Kalau masih dibawahnya aku update awal bulan depan,, bye!!

[✓] HAZA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang