Bagian 43

65 3 0
                                    

®Storyby_Rsafitriii08

®Storyby_Rsafitriii08

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!!

👑👑👑

Jodohku Teman Sekolahku
Bab 43. Hidden Story

Di keesokan harinya, Haura terpaksa urung kuliah dan memilih untuk melakukan kuliah online. Bukan tanpa sebab itu karena ia mendapat chat dari sahabatnya yang selama ini berada diluar negeri --- Naura Himeira.

Pagi-pagi tadi pukul tiga dini hari, Naura mengirimkan pesan untuk menemuinya di sebuah cafe tempat mereka bertemu. Tidak hanya Haura dan Naura tetapi Layla juga, karena bagaimanapun mereka adalah ketiga sahabat yang tak bisa dipisahkan.

07.15 wib, setelah selesai sarapan bersama suaminya Haura langsung bersiap-siap untuk menuju tempat tujuan utama.

Apakah Zayyan mengetahui? Jawabannya iya. Zayyan tau, ia awalnya ingin menemani Haura karena akhir-akhir ini tubuh Haura mudah lelah.

Tapi lelaki itu tidak bisa karena harus mengikuti beberapa meeting dengan investor luar negeri. Ini peluang untuk Zayyan menyalurkan beberapa barangnya keluar negeri.

"Sayang, pokoknya kamu makan yang sehat-sehat ya? Terus kamu beneran kan berangkat sama Layla? Eh enggak, dianter sama Rayhan kan? Ga mungkin dong duo bumil satu mobil, bisa berabe," ucap Zayyan yang sangat khawatir dengan istrinya.

Sementara Haura yang sedang memakai jilbab pashmina-nya tersenyum kecil. Ternyata suaminya sangat posesif, seharusnya Zayyan sudah harus berangkat kalau nanti-nanti bisa telat.

"Suamiku, iya sayang iya aku berangkat sama mas Rayhan dan Layla, kamu tenang aja yaa? Aku bakal inget semua pesan kamu kok. Sana gih berangkat nanti kamu telat." ucap Haura tersenyum dan memeluk suaminya.

Zayyan membalas pelukan istrinya dan mencium pucuk kepala istrinya. Ia berdoa untuk keselamatan istrinya juga calon bayi kembar yang ada di rahim istrinya.

"Ya sudah, aku berangkat dulu ya honey? Assalammualaikum," ucap Zayyan berlalu meninggalkan istrinya tak lupa Haura mencium takzim punggung tangan suaminya.

"Waalaikumussalam suamiku" sahut Haura tersenyum.

•••

Haura, Layla dan Rayhan baru saja memasuki cafe secara bersamaan. Mata ketiganya menyusuri setiap sudut cafe, akhirnya perempuan dengan Hoodie hitam melambaikan tangannya.

"Itu Naura!" Ucap Haura berlalu mendekati Naura, begitu juga Rayhan dan Layla.

Setelah duduk, mereka heran kenapa bawah mata Naura terdapat lingkaran hitam? Dan juga bawah bibirnya, kenapa ada bekas... Kissmark?

Haura dan Layla saling pandang hingga akhirnya Haura angkat bicara.

Perempuan itu menyentuh tangan Naura, sehingga sang empu mendongak.

"Ada apa, nau? Coba cerita sama kita. Kayaknya kamu lagi nggak baik-baik aja," ucap Haura tersenyum.

"Kita akan selalu ada, siapapun dari kita yang ada masalah bisa cerita. Kita semua menjamin itu," ucap Layla mengimbuhi.

Rayhan? Lelaki itu terus mengamati setiap gerak-gerik Naura dan melihat tanda-tanda yang ada di bibir Naura.

"Lo habis di perk*sa?" Celetuk Rayhan tapi begitu lirih, membuat Haura, Layla dan Naura menoleh.

Dibenak Haura pun sama apa yang dikatakan oleh Rayhan. Namun, ia lebih memilih diam.

"Nau? Jangan kayak gini, cerita sama kita. Jangan buat kita penasaran," ucap Layla mengusap punggung Naura.

Hingga akhirnya buliran bening keluar dari pelupuk mata Naura. Punggung Naura bergetar hebat, bibirnya bergetar seolah susah untuk menjelaskan.

"Aku memang ternodai, Ra, la... " Lirih Naura bahkan tenggorokan perempuan itu seakan tercekat.

Sontak Haura dan Layla meneguk ludahnya kasar. Siapa yang berani menodai sahabatnya ini?

Kalau seandainya sampai ditemukan pelaku itu, tidak akan mudah lepas ketika sudah di tangan Layla. Meski perempuan Layla juga berhak atas keadilan untuk Naura.

"Siapa lelaki brengsek itu, Nau? Katakan! Bagaimanapun kamu juga butuh tanggung jawab." ucap Layla begitu tegas.

Naura menggelengkan kepalanya. "Aku n-nggak tau la, a-aku di jebak,"

"Brengsek," gumam Haura dengan mata nyalang.

"Gimana ini by? Kamu bisa bantu lacak?" Tanya Layla pada Rayhan.

Rayhan menggelengkan kepalanya.

"Nggak bisa. Kecuali kalau Naura tau nomor ponsel si brengsek itu, atau tempat dimana Naura di jebak." sahut Rayhan alakadarnya. Karena tanpa data pun semuanya susah di lacak.

"Dimana kamu di jebak, Nau?" Tanya Haura lembut.

"Waktu di London, itu kejadiannya beberapa malam lalu dan aku baru mendarat tadi malam. Dan bekas yang ada di bibirku  masih ada, karena lelaki brengsek itu sangat brutal," sahut Naura dengan lirih, karena ia tak mau jika para pelanggan lain mendengarnya.

"Apa kamu harus terbang ke London, by?" Tanya Layla.

Rayhan, lelaki itu mengotak-atik ponselnya ia tak menghiraukan pertanyaan istrinya. Namun, tak lama Rayhan menunjukkan sebuah pesan kepada para tiga perempuan itu.

"Aku nggak perlu terbang ke London honey, ada teman aku yang ada di sana. Kita tinggal tunggu kabar saja," ucap Rayhan.

Di ruang yang sama tetapi tempat yang berbeda, seorang lelaki dengan kemeja hitam tersenyum miring di sudut cafe. Sebelumnya lelaki itu membayar dulu pesanannya dan bangkit dari duduknya.

Langkah lebar lelaki itu mengantarkannya ke meja tempat dimana Haura, Naura, Layla dan Rayhan duduki sekarang. Sesampainya lelaki itu menyapa mereka.

"Hai!" Sapa lelaki itu.

Haura, Naura, Layla dan Rayhan menoleh. Mereka hanya tersenyum menanggapi sapaan dari teman masa sekolahnya dulu.

"Eh si kampret, sini duduk nyet!" Ucap Rayhan terkekeh dan menepuk tempat sampingnya.

Dengan senang hati lelaki itu duduk di samping Rayhan, meski begitu matanya tak lepas dari Haura.

"Eh ada Haura, sudah lama kita tidak bertemu Ra," Sapa lelaki itu tersenyum manis.

"Hai Zidan!" Sapa Haura sedikit risih.

•••

Kesenangan hanya angan belaka, ayo semangat lagi bacanya. Aku hanya menyalurkan hobi ku yang membuat cerita, tidak lebih. Terimakasih mau menjadi pembaca setia!”

[✓] HAZA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang