Bagian 41

71 3 0
                                    

Eyyow aku kombek nihh!!

Kangen aku nggak, hm? Ya udh sih nggak penting

Makasih loh ya udh tembusin target>3

***

Py Reading!!

👑👑👑

Jodohku Teman Sekolahku
Bab 41. Zayyan Cemburu?

Dengan pakaian yang masih lengkap seperti pagi tadi, Haura membanting pintu mobilnya sehingga mobil tak berdosa itu terguncang.

Dengan langkah kaki lebarnya, Haura memasuki rumah yang Zayyan berikan kepadanya sebagai mahar saat menikah. Dibukanya pintu besar itu menampilkan sosok Layla yang sedang memakan buah di ruang tamu.

Alis Haura mengernyit kenapa Layla baik-baik saja, sementara di telepon tadi ponsel Layla mati begitu saja. Tanpa aba-aba Haura duduk di samping Layla membuat sang empu terkejut.

"Apa-apaan sih Ra, salam dulu! Biasanya juga salam!" Ketus Layla bersungut-sungut.

"Ya maaf. Kamu juga bikin aku kesel, tadi kenapa waktu di telpon tiba-tiba ponsel kamu mati? Sengaja buat aku panik ya?! Ish" ucap Haura mengerucutkan bibirnya.

Layla berhenti memasukkan melon ke dalam mulutnya, ia teringat ucapan Zayyan tadi. Ibu hamil 8 bulan itu langsung menatap Haura.

"Itu tadi Zayyan pulang, tumben banget suamimu pulang siang. Dia kayaknya ngga kabarin kamu ya?" Tanya Layla.

Haura mengernyitkan dahinya, ada apa Zayyan pulang siang? Kenapa saat di luar tadi ia tidak melihat mobil suaminya jika memang suaminya pulang siang.

"Terus sekarang Zayyan dimana? Di depan nggak ada tuh mobilnya," sahut Haura kembali bertanya.

"Tadi Zayyan bilang sama aku, kalau kamu sudah pulang kamu disuruh untuk ke hotel Mahasura. Lumayan jauh nggak sih hotelnya?" Ucap Layla mengunyah melonnya.

Lagi-lagi Haura dibuat bingung oleh sikap Zayyan. Sebenarnya ada masalah hidup apa sih suaminya itu?

Hotel Mahasura, hotel itu lumayan jauh dari pemukiman tempat tinggalnya. Bisa dikatakan hotel Mahasura berada di luar kota, tidak bukan diluar kota tetapi berada di ujung kota dan menghabiskan waktu.

"Kamu bisa capek Ra kalau nekad ke sana. Mending telpon aja, aku nggak mau lihat kamu kecapean," ucap Layla menahan lengan Haura yang hendak bangkit dari duduknya.

"Aku tau Hotel itu jauh la, tapi Zayyan itu paling nggak suka kalau perintahnya diabaikan. Aku gak mau jadi istri durhaka, kamu doakan aku semoga aku dan bayiku gapapa. Ya udah aku pergi, assalammualaikum." ucap Haura bangkit dan meninggalkan Layla sendiri.

"Waalaikumussalam," sahut Layla menggelengkan kepalanya.

Keduanya sama-sama cocok, Zayyan yang emosian dan tidak mau di ganggu gugat dipertemukan dengan Haura yang memiliki segudang sabar.

"Papa mu kapan pulang ya dek?" Gumam Layla mengelus perutnya yang di tendang oleh anaknya.

"Mama kangen sentuhan papa mu, apa kita video call aja?" Ucap Layla meraih ponselnya.

•••

Sementara itu, saat ini Zayyan sudah cek-in di hotel Mahasura. Lelaki itu duduk di balkon hotel dengan melihat suasana siang kota Jakarta yang padat.

Senyuman smirk-nya tercetak kala melihat mobil istrinya yang melintas didepan hotel.

Kemudian, Zayyan memilih untuk mandi dan membiarkan Haura untuk masuk dulu ke dalam kamar.

Disisi lain, Haura sudah berjalan di lobby hotel dengan langkah cepatnya. Setelah bertanya dimana kamar yang di pesan suaminya, ternyata sudah di siapkan tempat tersendiri karena memang Zayyan sudah menyiapkan segalanya.

Haura dengan perut buncitnya berjalan menyusuri setiap lorong-lorong hotel sembari melihat angka kamar yang sudah di pesan oleh suaminya.

Hingga ketika Haura terhenti tepat di depan kamar yang di sebutkan oleh pegawai hotel yang ada. Dengan penuh keyakinan Haura membuka pintu itu.

Perempuan itu memasuki kamar yang semerbak wanginya, berjalan ia di tepi ranjang. Ranjang yang lebar dihiasi secantik mungkin, jika dilihat-lihat mereka seakan-akan akan melakukan ritual malam pertama.

Disaat masih memperhatikan nuansa kamar yang aesthetic di siang hari, sebuah tangan melingkar di pinggang Haura.

Haura terkejut dan membalikkan badannya. Dilihatnya Zayyan hanya mengenakan handuk dan rambut yang masih basah.

"By... Kamu kenapa? Tumben kamu ajak aku ke___ mphh ..." Haura yang belum menyelesaikan bicaranya karena mulutnya sudah di cium kasar oleh Zayyan.

"B-by... C-cukup, napas ku ngga kuat... Hah.. hah.. " ucap Haura kewalahan bernafas karena Zayyan sangat brutal.

"Rasakan hukuman dari aku, honey ..." Bisik Zayyan membuat seluruh tubuh Haura meremang.

Sepersekian detik berikutnya, dibawanya tubuh seksi istrinya ke atas ranjang. Ditariknya selimut sehingga menutupi tubuh keduanya, tak lupa Zayyan membaca doa sebelum bertempur.

Dan yah kalian tau apa yang mereka lakukan.

•••

Pukul 17.15 wib.

Haura terbangun dari tidurnya, dia merasa sakit di area sensitifnya. Baru kali ini Haura di sentuh dengan cara yang brutal.

Tak lama setelah itu Zayyan bangun dari tidurnya, menyadari akan bangunnya Zayyan, Haura langsung memukul dada bidang suaminya.

"Kamu apa-apaan sih by! Kasar banget, jujur baru kali ini kamu kasar sama aku. Selama ini kamu lembut dan selalu jaga aku agar selalu dalam keadaan baik! Lalu kali ini apa, by? Sakit... " Ucap Haura dengan suara bergetar.

"Kamu kenapa? Dimana Zayyan yang selalu lembut sama Haura-nya?" Ucap Haura menitikkan air matanya.

"Aku nggak tau apa alasan kamu kasar sama aku. Kalau aku salah kamu ngomong sama aku, cerita sama aku, apa yang udah aku lakuin sehingga kamu main kasar, by! Sakit. Coba kalau aku dan anak kita kenapa-kenapa? Kamu nggak mikir kedepannya by,"

Haura benar-benar menangis dihadapan suaminya, Zayyan.

Zayyan, lelaki itu membisu dan memilih untuk diam membiarkan istrinya untuk menenangkan batinnya yang mungkin lelah mendapat kekasaran darinya.

Zayyan diam bukan tanpa alasan, tetapi untuk meredakan amarah istrinya. Sekian detik, Zayyan memeluk istrinya dengan erat.

Diciumnya pucuk kepala istrinya dengan lembut, ia lumat dengan lembut bibir istrinya. Lelaki itu juga menitikkan air matanya, seharusnya ia bisa mengontrol emosinya.

"Maaf, maaf honey, aku salah... " Lirih Zayyan tepat di telinga Haura.

Haura masih sesenggukan.

"Cerita by, cerita... " Ucap Haura menetralisir rasa sakit hatinya.

"Aku cemburu... " Lirih Zayyan dengan mata terpejam.

•••

Hay, aku mau ngomong kenapa cerita ini udah jalan tiga bulan tapi pembacanya nggak tembus 1k, sedih bener aku:(

Di bab ini aku targetkan 900 pembaca, bisa? Caranya, promosikan cerita ini sehingga banyak yang baca, kalian bisa rekomendasikan ini ke temen atau sahabat kalian><

Mohon kerjasamanya ya para pembaca HAZA setia!!

Yaa meskipun kalian jadi siders, tipsnya biar nggak bingung sama alur yaa kalian bacanya tuh harus sesuai bab ga boleh di langkah-langkah, oke? Sipp

See you!!
Next bab!!

[✓] HAZA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang