Bagian 08

116 5 0
                                    

Jodohku Teman Sekolahku
Bab 08. Kejadian tak Terduga (POV Zayyan)

Suasana sore hari di Mesir sangat indah, apalagi ditambah dengan sunset yang ma sya Allah. Aku tersenyum kala bayangan perempuan yang ku cintai terlintas di benakku.

Berharap nantinya setelah aku menikahinya akan ku bawa dirinya kemari. Membahagiakan dirinya dan akan mencetak zuriyat yang Sholeh dan Sholehah.

"Ra, kamu yang sabar ya? Nunggu di indo. Aku bakal kembali dua bulan lagi" gumam ku tersenyum.

Dua bulan itu 60 hari, dan itu bukanlah waktu yang singkat. Aku keluar negeri lebih tepatnya di Mesir untuk memperdalam ilmu agama dan berkuliah di Al-Azhar.

Kuliah di Indonesia sudah ku selesaikan satu bulan lalu. Dan aku memutuskan untuk ke Mesir untuk mencari ilmu agama untuk bisa menjadi suami yang baik untuk Haura.

Setelah aku kembali ke Indonesia, aku akan langsung melamar Haura. Sebab aku tau pasti dirinya sudah wisuda tiga hari lalu, dan mungkin dia sudah berkerja sekarang.

Setelah beberapa menit akhirnya adzan Maghrib berkumandang. Aku pun langsung bergegas ke masjid yang dekat dengan rumahku di Mesir ini.

Rumah di Mesir ini adalah rumah kakek dan nenek dulu ketika mereka masih ada. Tapi, sekarang mereka berdua sudah berpulang ke Rahmatullah.

Setelah sholat Maghrib aku bergegas pulang. Karena memang aku sedang malas masak, jadi aku memilih untuk membeli makanan.

"Eee pak! Saya beli nasi gorengnya satu porsi ya? Pedas" ucapku.

Namun, yang keluar bukanlah seorang lelaki yang biasa ku jumpai tetapi perempuan. Ya perempuan bercadar dan hanya terlihat matanya saja.

"Pedas ya pak?" Tanyanya.

Aku segera mengganguk.

Namun baru beberapa menit aku duduk, aku dikejutkan oleh dua orang lelaki bertubuh kekar sedang mengusik gadis bercadar tadi. Aku pun langsung mendekati keberadaannya itu.

"Benar tuan, Abah sedang sholat" ucap gadis itu ketakutan.

"Halah banyak bacot kamu! Saya tidak butuh bapakku itu, saya hanya ingin menagih hutang waktu itu" ucap lelaki dengan brewok yang tebal.

"Allah. Tuan, saya belum ada" ucap gadis itu makin bergetar.

"Kalau begitu, kamu mau ya jadi istri ketiga saya? Hm" ucap lelaki itu.

"Tidak! Saya tidak akan mau tuan!" Ucap perempuan itu sedikit ketus.

"Cukup tuan! Ada apa ini?" ucapku menengahi.

"Heh anak baru, kamu bisa apa?" Ucap lelaki di samping lelaki tadi.

"Saya memang baru, tapi saya tidak mau kalian berlaku kasar terhadap perempuan!" Ucapku tegas.

"Tau apa kamu tentang gadis ini hah?" Gertak lelaki bertubuh kekar tanpa brewok.

"Saya cuma pelanggan bapaknya. Sepertinya kalian tadi membicarakan hutang?" Ucapku.

"Ya, memang ada hutang. 100jt!" Ucap lelaki brewok.

"Kes!" Ucapku menyodorkan segepok uang.

"Dari tadi kek!" Ucap lelaki tanpa brewok.

***

"Terimakasih ya nak Zayyan? Entah kalau tidak ada nak Zayyan, Marwah akan seperti apa" ucap bapak tua penjual nasi goreng itu.

"Tak apa pak" ucapku tersenyum ramah, meski paksaan.

"Saya janji selama nak Zayyan di Mesir ini, saya akan mengganti uang nak Zayyan" ucap bapak tua itu.

"Bapak tak usah ambil pusing, saya di Mesir ini tak lama. Hanya dua bulan saja" ucapku.

"Allah. Saya pastikan nak Zayyan" ucapnya dan aku mengganguk saja.

***

Vote yaa guyss!!

[✓] HAZA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang