Bagian 07

118 4 0
                                    

Haii para pembaca baru, jangan lupa tinggalin jejak ya buat apresiasi terhadap penulis. Jadilah pembaca yang baik!

***

Written by Rsafitriii

Written by Rsafitriii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!!
👑👑👑

Jodohku Teman Sekolahku
Bab 07. Ternyata...

Sesampainya dilantai tiga aku terus mencari plang nama ruangan dokter Farhan alias kepala klinik ini.

Sebelumnya aku sudah tahu akan siapa pemilik klinik ini, sejak dulu aku memang menginginkan menjadi seorang tenaga medis di klinik ini.

Setelah berputar beberapa saat aku menemukan plang nama ruangan dokter Farhan. Ku siapkan mental ku, beberapa saat kemudian aku mulai mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

Setelah dibuka ternyata lelaki di depanku bukanlah dokter Farhan, melainkan lelaki yang beda.

Entah siapa lelaki yang ada di depanku saat ini, yang pasti ia bukanlah dokter Farhan.

"Maaf, ini benar ruangan dokter Farhan kan?" Tanyaku sembari melihat plang nama.

"Benar. Hanya saja papa sedang tidak ada, jadi aku yang menjaga ruangannya" ucap lelaki di depanku.

Oalah, ternyata lelaki di depanku adalah anak dari pemilik klinik ini. Sekilas aku seperti mengenal lelaki di depan ku? Tapi siapa?

"Mari masuk!" Ucapnya mempersilakan aku masuk.

Aku mengganguk. Setelah masuk aku duduk di depan lelaki itu, dan tentu terasa canggung.

"Kata papa, kamu bidan Haura yang tiga hari yang lalu baru wisuda?" Tanya lelaki itu. Lelaki yang berbalut jas putih seperti dokter.

Aku yakin, lelaki ini juga dokter disini. Selain anak pemilik klinik ini, lelaki ini sepertinya memang bekerja disini.

"Iya" jawabku singkat padat dan jelas.

"Saya boleh lihat surat lamarannya?" Tanyanya lagi.

Aku mengganguk dan langsung menyodorkan map berisi tentang lampiran dan surat lamaran kerja.

Serta bukti-bukti bahwa aku memang sudah lulus S1 dari fakultas kedokteran jurusan kebidanan.

"Baiklah, saya terima! Sebab kata papa setiap surat lamaran dan lampiran lengkap orang tersebut diterima" ucapnya.

Eh! Orang ini friendly sekali? Masa dia berani bercerita mengenai tentang rumusan-rumusan orang baru. Haish, dasar buaya darat!

"Oh iya, kamu langsung pulang saja setelah ini. Nanti akan saya tanyakan pada papa, bahwa bidan yang bernama Haura akan masuk ruangan mana. Besok kamu juga harus bertemu dengan papa juga, karena disini memang beliau direktur utamanya sedangkan saya? Saya hanya anaknya saja" ucapnya panjang kali lebar.

Allah. Entah memang karakternya seperti ini atau karena dia sengaja ingin caper? Tapi karakternya aku sangat mengenali sifat seperti ini.

Jangan-jangan lelaki ini? Huh, apalah aku ini? Mungkin setiap orang memiliki karakteristik yang sama.

"Baik, dok!" Sahutku cepat.

"Oh iya, perkenalan nama saya Zidan Al-Fajri. Bidan Haura terserah mau panggil saya siapa" ucapnya lagi.

Ya Allah!

Seperti dugaan ku, lelaki di depanku ini adalah Zidan si mulut lemes. Ya, Zidan adalah teman ku saat masih Mts.

Meski sudah lama, aku masih ingat betul dengannya. Meskipun dia sudah tak ingat denganku, mungkin.

"Saya, Haura Huzaifah dok!" Ucapku memperkenalkan diri juga.

Sejenak ku lihat ekspresi wajahnya. Dirinya sempat berpikir, sesaat kemudian matanya berbinar senyumnya mengembang. Apakah dia ingat?

"Haura Huzaifah? Saya seperti mengenal nama itu" ucap dokter Zidan.

***

Aku pun memutuskan untuk pulang setelah wawancara dengan dokter Zidan alias Zidan di mulut lemes seperti perempuan.

Tak menyangka bagiku, bahwa Zidan si lelaki dikenal dengan mulut perempuan itu menjadi seorang dokter bedah.

"Gimana urusannya?" Tanya ayah.

"Alhamdulillah lancar yah, keterima. Tapi aku ngga ketemu sama kepala kliniknya" ucapku duduk di sofa ruang tamu.

"Lah terus? Kamu wawancara dengan siapa?" Tanya bunda.

"Sama anaknya" jawabku.

"Anaknya?" Ayah mengulangi ucapan ku.

"Iya ayah" jawabku.

Setelahnya aku langsung ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh yang rasanya sangat lelah.

Wawancara seputar nostalgia dulu, dan sejenisnya. Sekarang Zidan alias dokter Zidan sudah mengenal ku.

***

Vote adalah salah satu penyemangat seorang penulis tauu, apalagi kalau komentar:)

[✓] HAZA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang