4. Pride

192 23 0
                                    



"Males gw kalo caranya kaya gini!"

"Seokjiinnn.....sorryyyy..."

"Gw bener-bener ga bisa bangun tadi pagiii...." Eunkwang menarik lengan sang pemuda yang berbalik hendak meninggalkannya.

"Lo juga, Ken!" Ia menoleh pada pemuda yang berada di sampingnya kesal.

"Gw kira lo temen baik gw"

"Sama aja lo betiga!" Seokjin menyentak tangan yang mencoba meraih bahunya.

"Sorry......sorry banget Seokjin....."

"Kepala gw sakit banget....."

"Ya sama lah, Ken!"
"Kita mabok bareng, neken bareng, clubbing ampe pagi"

"Ga bisa apa lo pada ngabarin gw kalo emang niat bolos?"

"Lo kemana Jae?"
"Asik ngelonin Eungka ampe ga kuat ngabarin gw?!"

"Lah....lo juga ngapain masuk?"
"Bolos bolos aja si....ga usah pusing..." Ucap sang pemuda santai.

Mengangkat alis pelan, Seokjin membulatkan matanya.
"Emang bangsat ya lo semua...."

"S-Seokjin....s-sorry.....bukan maksud gw...."
Tangan yang menggenggam lengannya pun dihempas, Seokjin berbalik dan meninggalkan mereka.


"Jin! Seokjin!" Ketiga sahabatnya berjalan cepat mengejar sang pemuda yang telah pergi dengan motor besarnya.


"Ken....Seokjin kenapa si?"
"Perasaan tadi malem dia seneng banget" Youngjae melirik polos pada sahabatnya.

"Namjoon liat dia pas lagi teler di sekolah tadi pagi..."
"Lo kebayang ga sih malunya" Ken terkekeh pelan.

"Duh....mampus dah gw..." Youngjae menepuk keningnya.

"Pokonya kalo Jin ga mau nyolongin obat lagi dari bokapnya mah salah lo aja, Jae..." Eunkwang menaikkan sebelah alisnya.

"Yaudah lo berenti ngobat aja Eun.....bahaya tau...."

"Ga asik ah....." Eunkwang berbalik dan meninggalkan mereka.

.

.

.

"Anak kurang ajar!"
Sebuah tamparan mendarat di pipinya. Seokjin terhuyung memalingkan wajah.

"Sampai kapan kamu mau jadi berandalan seperti ini terus, Seokjin?!"

"Ayah malu terima telepon dari wali kelas kamu saat ada pasien"

"Ayah apaan sih?!"
"Aku sakit Yah..."

"Jangan bohong, Seokjin!"
Sentakan itu membuat bahunya berjengit.

"Wali kelasmu bilang kamu udah kaya gelandangan duduk di bawah pohon pagi-pagi"

"Ga ganti baju dari kemarin"

"Wali kelas? Aku ga ketemu wali kelasku sama sekali, Ayah..."

"Jika temanmu tidak berbaik hati mengantarmu pulang, mungkin Ayah sudah menanggung malu yang lebih besar dari ini!"

"Namjoon sialan!" Kedua tangannya mengepal di sisi badan.



BUGH BUGH
BUGH

"Jin......Jin! Udah Jin!"

"Liat tangan lo bedarah...." Ken menarik pinggang rampingnya menjauh dari pintu loker di hadapannya.

"Cerita...cerita....lo diapain sama bokap huh?" Ia mengangkat dagu sang pemuda yang menunduk dengan napas memburu. Menarik jemari yang luka itu hati-hati dan mengusap lengannya.

"Si botak sialan"

"Si kutu buku bangsat!" Teriakan itu membuat ketiga sahabatnya terdiam ngeri.

"Jin....ssstt.....tenang dulu"

"Sini duduk dulu yuk...." Youngjae memapah tubuh bergetar itu untuk duduk di bangku panjang di tengah-tengah ruang ganti.

"Minum dulu nih...."

"Tukang ngadu berengsek!"

Dilemparnya botol air mineral yang baru saja disodorkan oleh Youngjae hingga pecah dan tumpah membasahi salah satu pintu loker di seberangnya.

"Si kutu buku itu ngadu ke Pak Jung?" Youngjae mengusap punggungnya.

"Siapa lagi yang liat gw teler kemaren!"

"Mau ditaro dimana muka gw!"

"Tenang Jin...lo butuh apa? Gw yang lakuin buat lo"
"Lo mau dia babak belur ato pincang?"

"Serahin sama gw" Eunkwang mendekati pemuda yang tertunduk mengepalkan kedua tangan menopang dahi berkeringatnya.

"Ngga......" Ucapan itu terdengar lebih tenang setelah beberapa saat ia terdiam memejamkan matanya.

"Ngga.......gw ga mau kejadian malu-maluin itu jadi kelemahan gw di mata dia"

"Kalo itu cara dia buat ngebales perlakuan gw ke dia....."

"Gw juga ga bakal segan buat maen belakang"


"Jin......."

"Ken......."

"Ini cuma antara gw sama dia...." Seokjin menegakkan kepalanya.

"Ga ada diantara lo betiga yang boleh nyentuh dia selaen gw..." Telunjuk dengan buku-buku jari penuh luka itu bergerak bergantian pada ketiga sahabatnya.

"Ngerti?"

Seokjin berdiri dengan kasar, membanting pintu lokernya hingga tertutup dan berjalan cepat keluar dari ruang pengap itu.

Seokjin berdiri dengan kasar, membanting pintu lokernya hingga tertutup dan berjalan cepat keluar dari ruang pengap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Happy PillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang