20. Karma

172 20 2
                                    




"Udah...udah...cape gw...." Hoseok terlentang di tengah lantai aula dan tertawa.

"Lagi Hob! Lagunya belom beres!"

Namjoon dan Jackson mengolok-olok sang dancer  yang telah terengah menghabiskan minumannya dan melambaikan tangan meninggalkan mereka.



"Eh.....udah yuk..."

"Jangan terlalu rusuh...udah ampir lewat tengah malem nih...." Jackson mengecilkan volume lagu hingga hanya terdengar sayup.

"Time for storytelling, guys...." Seorang pemuda mengangkat alisnya pada sekumpulan mahasiswa yang telah berkurang.

"What's a storytelling?" Seokjin tersenyum berjalan mengikuti para mahasiswa yang berjalan mengerumuni aula.


"Kita cerita-cerita horror..." Bola mata putih yang tiba-tiba muncul di samping wajahnya membuat bahu Seokjin berjengit kaget.




"Cerita ini ada yang beneran, ada yang ngga ya..."

"Ada juga yang katanya legenda ato mitos..."

"Terserah lo pada sih, percaya ngganya" Jackson memulai ceritanya.

Ruangan itu remang-remang dengan hanya beberapa lampu kuning yang menyala di sekitar mereka.

"Jadi...." Suara petir mulai terdengar di luar gedung.

"Katanya...setiap Halloween ada seorang bapak-bapak yang selalu berkeliaran di kota"

"Disini...."


Seokjin memiringkan senyum bersama dengan suara kasak kusuk para penghuni asrama di sekitarnya.

"Dia dendam gitu soalnya anaknya dibunuh pas lagi pesta Halloween kaya kita gini"

"Orangnya tinggi...."
"Pake baju item-item....mukanya ga keliatan gitu"

Sesaat senyum Seokjin menghilang. Ingatannya kembali pada seorang pria yang bertabrakan dengannya di toko kostum bersama Namjoon.

"Namjoon!"

"Namjoon mana?!" Tersadar bahwa pemuda itu tak terlihat setelah ia mengambil minuman, Seokjin menoleh ke sekelilingnya.


"Ini juga alesan gw ga mau party sampe pagi..."

"Katanya tiap si bapak itu ngeliat ada yang pesta sampe subuh, dia bakal dateng buat ngebantai orang-orang yang ikutan"

Suara petir keras membuat para penghuni asrama berteriak kaget. Termasuk Seokjin yang mulai dilanda rasa takut.

Sesaat kemudian gedung itu gelap total.

Teriakan panik kembali mengisi aula.
Mereka berdiri dan berebut jalan menuju pintu keluar.


"Guys.....who's that?........" Seorang pemuda berkacamata berbisik menunjuk ngeri ke luar jendela dan berjalan mundur menjauh dari pintu.

"It's him!"
"Namjoon and I saw Him at the Costume Shop this morning"

"N....He's gone now!" Seokjin berucap terbata.

"Jack...Namjoon mana?!" Kedua matanya membulat ngeri.


"Shit! Gw ga sadar kalo Namjoon ga ada!"

"Gw kira dia sama lo, Jin?!" Jackson mengacak rambutnya kasar.


"Ng-ngga...." Rasa bersalah yang telah lama ia rasakan kembali merayap membuat seluruh tubuhnya dingin.

"Check the circuit breaker!" Jackson berlari menuju ruang bawah tanah gedung itu.

"Jackson...jangan sendirian!"
"Kita semua ikut!" Seokjin mengejarnya diikuti oleh beberapa penghuni.





"Dikunci...."

"Pintu basement ga pernah dikunci, guys!" Jackson menoleh panik.

"Kita kekurung disini...." Ucap lirih seorang pemuda di belakangnya.


"Kita maksa kabur lewat pintu depan"
"Berani ga?" Jackson menatap satu persatu wajah ketakutan mereka.

"Cari Namjoon dulu plis Jack...." Seokjin memohon.
"Namjoon....sama Hoba...."
Ia tersadar kedua orang itu tak terlihat sejak tadi.

"Hoba balik ke kamarnya kali?"

"Gw cek sekarang" Tanpa menunggu jawaban, Seokjin berlari dengan sorot lampu ponselnya menaiki tangga.

Jackson dan yang lain mengikutinya di belakang.




"Ga ada...." Tak berapa lama Seokjin turun dengan tangan gemetar.


DUK


Sebuah suara benturan terdengar dari dalam lemari peralatan di sebelah tangga.

Seokjin membelalak kaget dan mengulurkan jemari untuk memutar kenop pintu.

"Jin! Careful...." Jackson berbisik sebelum pintu itu berayun terbuka.


"NAMJOON!!"

Kedua bola mata Seokjin membelalak ngeri seiring suara gemuruh yang terdengar sayup dari luar gedung.

Bahunya bergetar hebat, membekap mulut menatap tubuh yang terkulai lemas dengan mata terbuka dan luka memanjang di lehernya.



Sesaat kemudian suara tawa mulai muncul dari belakang bahunya.

Disusul oleh kelopak mata Namjoon yang mengerjap.

Pemuda berkostum serba hitam yang sedari tadi membuntuti mereka pun ikut terbahak membuka jaket dan masker di belakang mereka.



"O my God! Jackson, ini semua ide lo bedua?!"

Para penghuni asrama mengerang dan memukulinya lalu pergi meninggalkan mereka.



"Happy Halloween guys! Tidur nyenyak yaa....."

Jackson terbahak, disusul oleh para penghuni dan sang pria yang telah berdiri membersihkan tubuhnya.





"Jin....."

"Jin!" Namjoon mengejar Seokjin yang berlari cepat menaiki tangga menuju kamarnya.




"Uhuukkkkk...." Seokjin berlutut di depan kloset dengan kepala tertunduk memuntahkan isi perutnya.

"J-Jin........." Namjoon yang baru saja tiba menatapnya dengan penuh rasa bersalah.



"Udah ya....." Seokjin menekan flush tanpa berpindah dari tempatnya bersimpuh.

"Gw cape......" Ia mengusap hidung dan mata berairnya.

"Capeeee banget....."



"Jin...m-maafin g-gw..." Namjoon mendekat dengan kedua tangan terulur.


"Nam....." Seokjin mengangkat telapak tangannya lemah lalu berdiri dan berjalan gontai menuju tempat tidurnya.

"Gw mo tidur...."

"Biarin gw tidur dulu sekarang ya...."

"Besok terserah deh lo mo bully gw kaya gimana lagi..."



"Gw anggap karma aja....."

My Happy PillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang