"Loh?" Kedua bola mata itu membulat saat daun pintu kamarnya mengayun terbuka.
"Kangen banget ya? Baru juga tadi ketemu" Seokjin terbahak.
"Masuk, Nam....."
"Ada apa nih malem-malem gini?" Ia mundur untuk membiarkan sang pemuda itu masuk."Jin....mmm......" Namjoon melirik singkat ke balik dinding luar kamarnya.
"Ada yang mau ketemu..."
"S-siapa, Nam?" Raut wajahnya berubah ketakutan.
"K-kalo itu bokap, aku ga mau Nam!"
"Suruh pulang aja" Seokjin meremat jemari tangannya dan berjalan mundur beberapa langkah.
"Heh!"
Seorang pemuda bersurai abu-abu mengintip sebelum melangkahkan kakinya masuk.
"Kurang ajar lo gw dibilang tua!"
"Ken?"
Seokjin membekap mulutnya dengan kedua telapak tangan.
"Ng-ngapain....."
"N-Nam....k-kenapa...." Ia melirik bergantian dengan wajah paniknya.Sesaat kemudian tubuh bergetar itu telah berada dalam pelukan sang pemuda.
"Hello...." Ken mengusap-usap kepala dan punggungnya.
"Yaampun lo kurus banget, Jin...."
"Gw kaya meluk papan" Pemuda itu mendengus pelan.
"Ken......"
"Ken!" Seokjin membalas pelukannya erat dan terisak keras.
"Sumpah gw kangen banget sama lo, Jin...."
"Kangeeeen banget...." Ken terus mengusap-usap punggung bergetar dan kepala sang sahabat.
Hela napas lega berhembus dari bibir Namjoon yang terus memperhatikan kedua pemuda itu saling tertawa dan bercanda seperti dulu.
"Aku pulang ya. Udah malem banget..." Ia mengusap lembut kepala sang pemuda yang masih menggenggam ujung jaketnya erat.
"Ken juga?" Seokjin menoleh pada sang sahabat yang membulatkan matanya bingung.
"Lo nginep dimana, Ken?"
"Disinilaaahhh...." Pemuda itu mengerutkan dahinya.
Seokjin dan Namjoon saling bertukar pandang lalu tertawa geli.
"Kalian gapapa kan?" Pemuda berdimple itu berbisik merendahkan kepalanya di ambang pintu.
Seokjin mengangguk dengan senyuman.
"Nam...."
"Makasi ya udah nemenin...."Namjoon tersenyum lega.
"Jangan malem-malem tidurnya ya..." Ia pun berbalik."Botak!"
Sang pemuda menoleh saat Ken menyerukan panggilannya ketika ia melangkah pergi.
"Thanks alot...." Ia tersenyum memiringkan kepala.
"Dimakan dong....gw udah beliin banyak ini buat lo" Ken menyuap potongan Churros berbalur cokelat itu lahap.
Seokjin terkekeh dan duduk bersebelahan.
Kedua tangannya terulur mendekatkan beberapa kotak makanan yang diletakkan di atas meja.
Kunyahannya terhenti. Ken meraih jemari Seokjin lalu berdecak pelan.
"Jangan gini lagi ya..." Ia mengusap plester besar yang menempel di pergelangan tangan itu dengan ibu jarinya.
"Ken....."
"Plis jujur sama gw...." Seokjin tertunduk.
"Gw yang nyebabin mereka ga ada kan?"
"Bukan..." Dibukanya kotak makanan berisi Macaroon itu santai kemudian dimakannya.
"Eungka sama Jae masih suka dateng?" Ken menatapnya tenang.
Seokjin mengangguk pelan.
"Lo tau kan itu cuma ada di kepala lo doang?" Hela napas panjang sebelum pertanyaan itu meluncur.
Lagi-lagi Seokjin mengangguk.
"Eungka milih jalan idupnya sendiri, Jin..."
"Dia ga mikirin lo, ga mikirin gw, ga mikirin Jae yang sayang banget sama dia..."
"Tapi lo benci gw kan, Ken?" Kedua mata membulat, Seokjin menatapnya lekat.
"Lo nganggap gw jahat karena gw ga mau ngasih obat bokap...makanya dia nyari...."
"Sorry....." Ken memotong deretan ucapannya.
"Sorry gw nyalahin lo..."
"Gw kesel sama Eungka yang ga pernah berubah"
"Gw kesel sama diri gw sendiri yang malah nyalahin orang atas kemarahan gw""Gw juga udah ga mau tau lagi sama nasib Eungka, Jin..."
"Ngeliat lo belajar serius, lulus dengan nilai bagus.....itu memotivasi gw buat berubah..." Ia tersenyum menggenggam tangan Seokjin.
"Gw pengen kaya lo..."
"Dan pas Eungka sama Jae ga ada.....sementara lo udah berubah jadi lebih baik..."
"Gw kecewa..." Ken mendengus sedih.
"Kecewa sama gw yang belom jadi apa-apa..."
"Kecewa sama janji kita yang gw tau ga bakal bisa gw penuhin"
"Makanya gw milih untuk benci sama lo...""Bego...gw bego banget, Jin..."
"Gw jenguk lo waktu lo di rumah sakit..."
"Liat lo idup tapi udah kaya orang mati.....sakit banget rasanya" Kedua matanya mulai berkaca-kaca.
"Dan gw lari...."
"Lagi-lagi gw kabur....bukannya tanggung jawab sama perbuatan gw"
"Gw ikut nyokap ke luar kota, berharap gw bisa lupain semuanya. Tapi ga bisa....""Hari itu gw mutusin buat balik....tapi lo udah ga ada"
"Dan gw kehilangan lo...."
"Sampe beberapa hari lalu ajudan bokapnya Namjoon ternyata nyariin gw.....serem bro!"
"Gw kira siapa mata-matain gw dari dalem mobil item" Ia tergelak mengusap air matanya yang mengalir.
"Dan.....disinilah gw sekarang..."
"Kalo ga gara-gara si botak, eh....si gondrong itu ga cerita macem-macem tentang lo disini..."
"Mungkin gw ga akan bisa ngejelasin apa yang sebenernya terjadi dulu..."
"Jin?"
"Yaah....nangis lagi..." Ken memeluk erat sang sahabat sambil terkekeh."Jadi kita manggil dia si gondrong nih sekarang?" Seokjin tertawa geli dalam isakannya.
"Iya...abis udah ga botak lagi" Ken tertawa, mengusap air mata yang diam-diam mengalir deras di pipinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/357984475-288-k254323.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
FanfictionLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]