15. New You

184 20 1
                                        




Hela napas bertiup dari bibir yang bergetar.

Berulang kali ia mencoba menenangkan dirinya, meremas jemari kuat- kuat hingga buku-buku tangannya memutih.

Seokjin duduk di atas kloset tertutup dengan tungkai kaki yang tak berhenti bergerak, ia memejamkan mata lalu menggeleng, menghilangkan bayangan mengerikan yang baru saja ia lihat pada hari pertamanya tinggal sendiri di asrama.

"Ramah apanya....."

Ia terkekeh pahit, berdiri lalu mencuci mukanya dan bergegas keluar dari toilet.

Mulailah ia mengeluarkan barang-barang juga baju-baju dari dalam koper kemudian menatanya rapi di atas meja dan lemari.

Seokjin menghela napas dan menoleh ke samping.

Sisi lain kamarnya telah terisi.

Nakasnya hanya berhias jam meja dengan beberapa buku kecil bertumpuk di bawahnya.

Meja belajarnya tertata rapi, hanya menyisakan selembar kertas dan sebuah pulpen yang diletakkan sejajar dengan sisi atas kertasnya.


Ia tersentak saat sebuah botol berwarna oranye jatuh menggelinding ke lantai dari tasnya lalu masuk ke bawah tempat tidur, ia berdecak kemudian merunduk untuk mengambilnya.

Pintu kamarnya berayun terbuka, sepasang tungkai jenjang terlihat berdiri tak bergerak di ambang pintu.

Dengan cepat Seokjin mengantongi botol itu lalu menegakkan tubuhnya yang masih berlutut di samping tempat tidur dengan kedua mata membulat.


Senyum manis berdimple mengembang seiring kepalanya yang dimiringkan.

Manik mata abu-abu teduh itu mengerjap pelan.
"Hey...."
"Sorry....kaget ya...."

Terkutuklah air matanya yang hampir tumpah mendengar sapaan ramah itu.

Rindu. Senang. Lega melihat pemuda itu sehat dan berdiri tegap di hadapannya.

"Botak........" Ia terkekeh pelan menelan ludahnya.

Namjoon melangkah masuk. Berdiri di samping sang pemuda yang menundukkan kepalanya.

"Udah ga botak lagi kali, Jin!"
"Masa rambut bagus gini lo bilang botak!"

Seokjin tertawa, terbahak dan mengusap air mata yang akhirnya turun membanjiri pipinya.

"Jin?"

"Loh kok nangis sih?" Namjoon berlutut merendahkan kepalanya. Menatap sang pemuda khawatir.

"Hey...."
"Udah jangan takut..." Namjoon terkekeh kaku.
"Itu kan cuma boongan...."



"Lo kemana sih botak?!
"Lo sehat?!"
"Kenapa ngilang gitu aja?!"

"Ih seneng banget dicariin..." Namjoon tersenyum menatap sang pemuda yang bertanya tanpa jeda dengan berapi-api di hadapannya.

"Siapa juga yang nyariin!" Seokjin membuang muka lalu berdiri meletakkan tasnya di atas meja belajar.

"Lo apa kabar?" Namjoon ikut berdiri dengan mata mengikuti sang pemuda yang bolak balik menata bagian kamarnya.
"Gw bener-bener ga tau sama sekali kabar disana..."

"Gw......."


DUK DUK DUK


"Dinneerrrrrrrr!"

Seorang pemuda bertelanjang dada berlari dan mengetuk keras masing-masing pintu asrama. Diikuti beberapa mahasiswa di belakangnya sambil tertawa-tawa.

"Shit! Jacksooonnnn!" Namjoon tergelak lalu berlari ke pintu dan melempar pemuda itu dengan sepatunya.

"Itu Jackson btw....roomate gila gw"

Ia kembali dari lorong koridor sambil melompat-lompat memasang kembali sepatunya.

"Makan bareng yuk...."
"Biasanya ada aja yang berbaik hati masakin makanan enak kalo lagi pada males keluar"

Seokjin mendengus tersenyum kecil. "Seru banget...."
"Gw nyusul deh....mandi dulu"


"Okayy....gw tunggu di bawah ya..." Namjoon berbalik meninggalkannya.



"Jin....." Ia menoleh saat berada di ambang pintu.

"Lo......sehat kan?"

Seokjin mengangguk-angguk masih dengan senyum kakunya.

"Okay...."

"Kok Seokjin jadi kalem gitu sih?"

Namjoon menggeleng singkat di balik dinding pintu kamarnya kemudian bergegas menuruni tangga menuju ruang makan.

My Happy PillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang