"Udah semua?"
Namjoon yang menemaninya sepanjang malam berdiri di tengah ruangan.
Koper juga tas ransel besar itu teronggok di samping tungkai kaki lemasnya.
Seokjin mengangguk sambil masih memindai kamarnya. "Udah kayanya...."
Ia menoleh pada sang pemuda lalu tersenyum kecil.
"Aku pulang ya...."Namjoon mengangguk pelan. Matanya masih bengkak dan sembab dari tadi malam.
Tubuh tegapnya tak setegar biasanya. Ia mengepalkan kedua tangan di sisi tubuhnya.
"Jangan nangis lagi..." Seokjin berjalan pelan mendekat.
"Ngga....kan udah janji..." Namjoon menggeleng namun tubuhnya berkata sebaliknya. Dengan cepat ia menghapus air matanya yang kembali turun.
"Ga mau sarapan dulu?"
Seokjin menggeleng mengernyitkan hidung singkat.
"Papa udah sampe?""Udah....Papa udah di bandara"
"Lagi bingung dia mau sarapan apa...ngidam pengen Braised Rib kita dulu" Namjoon terkekeh pelan."Gandeng?" Seokjin mengulurkan tangan yang langsung disambut oleh sang pemuda.
Perjalanan menuju bandara pun sepi. Sesekali Seokjin melirik pada Namjoon yang tengah berfokus pada jalan raya di depannya, kemudian memalingkan wajahnya menatap ke luar jendela.
Begitupun sang pemuda di balik kemudi. Sesekali menoleh dari balik kacamata hitamnya, mendapati Seokjin tersenyum-senyum kecil bak mengenang tempat-tempat yang pernah mereka singgahi.
Menggeleng singkat, Namjoon meraih jemari lentik itu lalu menggenggamnya di atas pangkuan.
Keduanya bertemu mata kemudian tersenyum.
"Croissant di situ enak banget ya..." Seokjin menunjuk ke sebuah kafe tempat mereka sering menghabiskan waktu di sela-sela jam kosong kuliah.
Namjoon mengangguk singkat. "Nanti kita cobain Lemon Cakenya....menu baru....." Ucapannya terhenti.
Seokjin tersenyum tipis.
"S-sorry.....rasanya masih kaya kita lagi jalan buat hunting menu sarapan baru" Namjoon terkekeh pahit.
"Iya ya...." Seokjin kembali melayangkan pandangannya ke luar jendela. Matanya panas dan perih menahan air mata.
Pria tegap itu tersenyum lebar dengan dua orang tinggi besar berada tak jauh di belakangnya.
"Jinnie!""Om...." Seokjin tersenyum dan berlari memeluk sang ayah.
"Sehat kamu? M-maksudnya...."
Seokjin mengangguk seiring melonggarnya pelukan mereka. "Sehat, Om..."
"Hey..."
"You okay?" Jackson mengusap punggung Namjoon yang berdiri di sampingnya.Pemuda itu tak menjawab. Tatap mata di balik kacamata hitamnya terus melekat pada kedua laki-laki tersayangnya.
Jackson dan Hoseok saling melirik sedih. Kemudian berusaha tersenyum menyambut pelukan Seokjin yang berpindah setelah mengobrol singkat dengan sang ayah.
"Joonie...."
"Pa.....please jagain Seokjin disana ya..."
Sang ayah menghela napas panjang. "Pasti, Joonie....pasti..."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
Fiksi PenggemarLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]