💋
Namjoon mendengus tersenyum setelah kembali mengecup bibir yang perlahan menjauh itu dengan tempo lambat dan teratur.
Pelan dan lama."Ga nyangka gw bakal ngerasain ini..." Ibu jarinya mengusap lembut gumpalan penuh sedikit terbuka tepat di depan wajah merah padamnya.
Tak menjawab, Seokjin menjiat bibirnya dan menelan ludah.
Seluruh tubuhnya terasa panas walau pendingin mobil masih menyala dari sejak mereka berhenti."Jin......jangan diem aja...."
"Gw jadi ga enak" Namjoon menatapnya khawatir."Nam....." Berusaha menenangkan detak jantungnya yang tak karuan, Seokjin berbisik pelan.
"Gw juga.....""Gw......ga tau lagi mau ngomong apa...." Ia mendengus tertawa.
"Kita.....beneran udah berubah banget ya...."Namjoon kembali mengusap bibir lembab itu perlahan dengan ibu jarinya.
Kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Gw.....bisa milikin seorang Kim Seokjin...."
"Apa kata temen-temen sekolah kita dulu"Keduanya terkekeh geli.
"Kim Seokjin kerasukan?" Pemuda manis itu tertawa.
"Ato Kim Namjoon pake pelet?" Namjoon terkekeh pelan.
Kedua bola mata berbinar saling manatap, jemari menyisir surai panjang dan membelai lembut tiap inci garis wajah.
"Jangan pergi tiba-tiba lagi ya....." Seokjin berbisik pelan.
"Aku.....pengen selalu ngerasain sentuhan kamu...""Ga mau keilangan orang kesayangan aku lagi..."
Bahu Namjoon melemas. Kelopak matanya mengayun pelan dengan senyum tipis di bibirnya.
"Kamu juga....""Apapun yang kamu rasain....janji buat selalu berbagi sama aku...."
"Aku milik kamu..."
"Dan......jangan berenti jailin aku" Ia tersenyum mengernyitkan hidung kecilnya.
"Bisa ga sih besok kita bolos kuliah aja?" Seokjin melirik dan mengerucutkan bibirnya.
"Pengen seharian sama kamu...."
"Aishhh.....jangan gini dong...."
"Aku ga kuattt..." Namjoon menjawil kedua sisi pipinya gemas."Sayang kamu banget, Kim Seokjin"
.
.
.
Menjerit tertahan, Namjoon menarik cepat tangan kanan yang baru saja mengeluarkan sebuah kartu dari amplop berwarna pink yang terselip di bawah tumpukan bukunya di meja kantin.
Ia melepaskan jepitan yang masih menempel di ujung ibu jarinya.
Sepasang bola mata melirik dengan senyum nakal beberapa meja di seberangnya.
'Untung aku ga latah'
Pesan itu dikirimnya sambil memasukkan kembali kartu dengan penjepit berbentuk kecoa yang beberapa menit lalu mengejutkannya.
Dari jauh Namjoom tersenyum melihat Seokjin yang menutupi kekehannya dengan punggung tangan.
'Katanya kangen dijailin'
'Awas ya....aku bales kamu nanti'
'Ga takut....'
Namjoon menyandarkan duduknya, menatap pemuda yang mengejek menjulurkan lidah singkat itu dengan senyum lebarnya.
'Ga sabar pengen buru-buru pulang...'
'Dinner yuk...'Namjoon kembali melirik ponselnya kemudian menggeleng kecewa.
'Yaaahh.....aku ada praktek sampe malem lagi hari ini...'
'Sorryyyy.....''Hehe....ya gapapa lah Nam...laen kali aja ya...'
Matanya kembali melirik sang pemuda. Seokjin tersenyum manis memiringkan kepalanya.
'Ikut aku yuk....'
Namjoon berdiri dan pergi meninggalkan kantin. Seokjin bergegas mengikutinya.
"Ih...kirain mau kemana...taunya...."
Bibir yang masih berbicara itu dikecupnya lembut.
"Sumpah.....aku bener-bener ga bisa jauh dari kamu..." Namjoon merapatkan kening mereka.Pintu toilet itu tertutup rapat di belakang Seokjin yang tersenyum gemas.
"Padahal baru ketemu kemaren...." Ia mengusap rambut di tengkuk sang pemuda yang merangkul pinggangnya erat dengan kedua lengannya.
"Aku....bucin banget ya..." Namjoon terkekeh geli dengan sikapnya.
Seokjin tersenyum lebar dan mengangguk-angguk. Kedua tangannya bertaut di tengkuk sang pemuda yang sedikit lebih tinggi darinya.
"Udah tau dari dulu kok..." Ia terkekeh pelan.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
FanfictionLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]