"Nam...." Hoseok mengintip dari balik pintu kamarnya.
Namjoon melirik, mengerjapkan mata dan menggeleng pelan.
Hoseok mengangguk mengerti lalu segera menutup pintu dan pergi.
"Hhh....."
Suara desah pelan itu membuat Namjoon menoleh. Menatap kepala yang bergerak lemah di dadanya.
"Nghhh....." Seokjin mengerjap dan mengernyitkan dahi.
"Hey....." Namjoon berbisik mengusap lembut pipinya.
"Dimana?"
Suara pelan tak bertenaga itu menyayat hati sang pemuda yang masih merangkul erat bahunya. Satu tangannya tak berhenti mengusap rambut yang lepek oleh keringat.
"Botak....lo ngapain nemenin gw tidur?" Seokjin tersenyum lemah dan berusaha untuk bangun.
Tak menjawab, Namjoon tak melepaskan tatapannya. Membantunya duduk dengan kedua tangan masih menggenggam bahunya. Takut jika tubuh lemah itu akan jatuh kapan saja.
"Udah....gw udah gapapa kok, Nam...." Mata sembabnya menatap raut khawatir di wajah Namjoon.
"Senyum dong...jangan tegang gitu mukanya...." Jemari lentik itu menjawil pipinya lembut.
Mengangkat alis singkat, Namjoon berusaha tersenyum.
"Apa yang dirasa sekarang?" Ia berbisik mendekat, berhati-hati agar suaranya tak membuat kepala sang pemuda sakit.
"Minum....." Seokjin mengulurkan tangannya ke samping tempat tidur.
Dengan cepat Namjoon mengambil gelas berisi penuh air minum itu lalu mendekatkan pada Seokjin.
"Ga usah dipegangin, Nam...."
"Bisa...." Seokjin terkekeh hingga airnya tertiup dan tumpah membasahi paha celananya.
Ia tertawa, meminum air itu dan kembali tertawa.Namjoon menghela napas lega, ikut tertawa dan membelai kepalanya lembut. Mengambil gelas yang dipegangnya untuk kembali diletakkan di atas nakas.
"Sorry lo harus liat gw kaya gini....."
Namjoon terdiam. Gelas berisi air separuh itu masih digenggam walau telah mendarat sempurna pada tempatnya.
"Jangan bilang siapa-siapa ya...."
"Gw malu banget....."Berulang kali Namjoon menelan ludah di tenggorokan keringnya. Berulang kali pula ia mengerjapkan matanya yang panas menahan luapan emosi.
"Nam......."
"Y-ya?" Ia tersentak kemudian berbalik dan mendapati Seokjin yang tengah menunduk memilin-milin celananya yang basah.
"Lo......."
"Benci ga sih ma gw?""Lo dendam ya gara-gara gw ngebully lo dulu?"
"Gw keterlaluan emang..." Seokjin terkekeh pelan dan menjitak kepalanya sendiri."Gw......minta maaf ya...."
"Ga akan bisa, Jin....." Suara parau itu akhirnya meluncur pelan dari bibirnya.
"Ha?" Seokjin mengangkat kepalanya.
"Tadi direktur asrama manggil gw sama Jackson n Hoba..."
"Dia bilang....lo udah keilangan temen-temen SMA lo...."
"Beliau ga mau cerita detilnya, ga etis sama pihak sekolah dan lo katanya""Cuma pesen biar gw ga kasar-kasar becandanya sama lo"
"Gw......"
"Gw seneng....seneeeeng banget pas tau lo bakal kuliah disini"
"Satu dorm pula...""Jin....." Ia menghela napasnya.
"Satu setengah taon gw keilangan orang yang bikin hari-hari gw berwarna....""Ga ada yang isengin gw lagi..."
"Ga ada yang ngajak gw maen lagi...""Gw stay terus di rumah nenek"
"Home Schooling sampe gw bisa kuliah kedokteran disini""Gw liat lo pas kelulusan sekolah, Jin...."
"Peringkat kedua teratas huh?" Ia memiringkan senyumnya.
Tak menjawab, Seokjin hanya membulatkan matanya kaget.
"Gw liat lo pelukan, nangis-nangisan sama Ken n Youngjae dari mobil"
"Hari itu adalah hari gw berangkat kesini...."
"Tadinya gw ke sekolah udah niat banget buat ketemu lo terakhir kali"
"Tapi ngeliat lo kaya gitu.....gw ga tega...."
"Gw.....kangen dijailin sama lo, Jin..."
"Makanya pas masuk kuliah gw mulai bandel"
"N sialnya gw ketemu Jack yang lebih gila" Ia terkekeh pelan."Lo inget kan waktu lo masukin kecoa mati ke dalem tas gw..."
"Gw ngide macem-macem pas tau lo bakal kuliah disini""Biar lo ngerasa kaya dulu lagi"
"Taunya......" Namjoon melirik hati-hati pada sang pemuda yang masih terdiam.
"Eunkwang....."
"Ha?"
"Eungka yang masukin tu kecoa ke tas lo" Seokjin terkekeh pahit.
"Ah pantes......sialan...." Namjoon mendengus pelan.
"Kemana tu anak sekarang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
أدب الهواةLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]