"Lo gila Eungka!"
"Ngapain itu lo bawa-bawa ke rumah gw segala!?"
"Kalo ketauan bokap gw gimana!"
Seokjin membulatkan matanya ketika sang pemuda masuk ke kamarnya dengan membawa sekantung plastik kecil berisi beberapa butir tablet berwarna."Ngga lahh...kan gw kantongin"
Eunkwang terbahak dan melompat berbaring di atas tempat tidurnya. Youngjae mengikuti duduk di samping sang pemuda.
"Udah abis berapa lo?!"
"Gw ga bisa nyolong lagi, Eun..." Seokjin menghitung jumlah tablet dalam plastik kecil itu."Ga banyaaakkk kok....tenang aja napa si"
"Lo nenggak dua butir sebelom kesini, Eun..." Youngjae berucap pelan sambil membuka-buka majalah di atas nakas si pemilik kamar.
"Awas lo minta lagi ke gw kalo keabisan" Seokjin mengambil sebutir tablet dan meminumnya.
"Yuk....dah siap?"
Ia mengenakan jaket kulit dan mengambil kunci motornya."Ken udah nungguin disana"
Gerungan dua motor besar itu berhenti di depan sebuah klub malam.
"Lama banget" Ken berlari kecil menghampiri Seokjin dan kedua sahabatnya.
"Eungka sempet-sempetnya neken dulu sebelom ke rumah" Seokjin meninggalkan mereka berdua yang tengah bercanda di belakangnya.
"Gila kalo kenapa-kenapa di jalan gimana coba" Ken menoleh singkat.
"Youngjae yang bawa motor kok..."
"Ga ada abisnya emang tu anak bedua" Ken terengah berjalan ke sofa di pojok ruangan remang-remang dengan hingar bingar musik bervolume keras kemudian meneguk minumannya.
Seokjin hanya tertawa menatap kedua sahabatnya.
"Gw seneng malem ini..."
"Thanks ya...." Seokjin menyandar lelah di sofanya.Ken menoleh tersenyum dan mengacak rambutnya. "Apapun demi sahabat gw ga kepikiran kejadian siang tadi"
Seokjin mendengus tertawa. "Park Jimin...."
"Deket banget ya dia sama Namjoon?"Ken mengangguk. "Kaya lagi PDKT kalo gw liat sih"
"Makanya gw nyuru lo buat ngedit foto mereka" Ia terbahak."Iseng banget dah lo"
"Turun lagi?" Seokjin berdiri hendak kembali bergabung dengan kedua sahabatnya yang masih berjoget di tengah ruangan.
Ken menggeleng dan tertawa. "Nggalah...lo aja"
.
.
.
"Pulang Papa jemput ya..." Seorang laki-laki berwibawa melongok dari jendela baris belakang sedan hitam dengan kacamatanya.
"Ga usah Pa...bukannya Papa ada rapat sampe malam?"
"Papa kangen kamu Joonie...."
"Sudah lama kita ga keluar makan malam bareng" Senyum lebar terulas di wajahnya.Namjoon mendengus tersenyum. "Yaudah....jam sembilan ya Pa..."
"Joonie ada tugas kelompok dulu pulang sekolah nanti""Bekalnya sudah dibawa?"
"Udah Pa....dadah...." Namjoon melambaikan tangannya.
Sedan hitam itu pun berlalu meninggalkannya.
Namjoon berbalik melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah dengan senyum kecil.
Sesaat kemudian langkahnya terhenti.
Kedua manik mata di balik lensa itu menangkap seorang pemuda yang tengah bersandar di balik pohon.
Ia menghampiri dengan hati-hati.
KREK
Bahunya berjengit pelan ketika ranting kering itu beradu dengan telapak kakinya.
"Ngapain lo ngendap-ngendap gitu?" Suara itu pelan, tak lantang seperti biasanya.
"Ng-ngga....gw kira ada orang pingsan" Namjoon membetulkan letak kacamatanya.
"Lo......sakit?" Ia memberanikan diri mendekat.
"Peduli apa lo?" Pemuda itu menjawab lemah dengan kelopak mata terpejam. Wajahnya pucat dengan sebelah tangan berada di atas perut rampingnya.
"S-sorry....." Dengan cepat Namjoon berbalik dan berjalan cepat menuju gedung sekolah.
Sedetik kemudian ia terdiam, memejamkan mata singkat lalu kembali menghampiri sang pemuda yang belum juga beranjak dari tempatnya.
"M-mau gw anter pulang?"
Kedua kelopak berbulu mata lentik itu terbuka perlahan.
Seokjin menoleh dengan mata sayunya."Ga sudi gw.....ugh...." Ia membalikkan tubuhnya dan tersedak.
"Lo sakit ya?"
"Sssstt.....kepala gw berat banget" Seokjin menepis tangan sang pemuda yang menggenggam bahunya.
"Lo........mabuk?" Namjoon melepas genggamannya saat mendekat dan mencium aroma alkohol yang menyengat.
"Temen-temen lo mana?"
"Bolos....."
"Kurang ajar ya...gw dibiarin masuk sendirian" Seokjin terkekeh pelan."Gw anter pulang ya"
"Lo ga mungkin masuk sekolah kaya gini...""Baju lo bau rokok semua" Namjoon berjongkok di sampingnya.
"Lo bisa bawa motor?"
Namjoon mengangguk.
Akhirnya Seokjin pasrah dan merogoh saku celana, mengeluarkan kunci lalu menyerahkannya pada sang pemuda.
"Pegangan sama gw..." Namjoon sontak menangkap tubuh ramping sang pemuda yang terhuyung saat berdiri.
"J-jangan sampe ketiduran ya..."
"Pegangan yang bener"
"Kita ga pake helm..."Seokjin mendengus. "Iya bawel...."
"Lagian rumah gw deket kok"Motor besar itu melaju dengan kecepatan sedang. Seokjin menyandarkan kepala beratnya di punggung sang pemuda.
"Bener kan arahnya kesini?" Namjoon melirik spionnya.
Seokjin hanya mengangguk.
"Nangis?"
"Kok Seokjin nangis?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
FanfictionLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]