"Ini pasang dimana lagi, Jack?!"
"Udah penuh gantungannya" Seokjin yang tengah berada di koridor lantai atas berseru pada pemuda yang masih asik membuat perangkap di ambang pintu asramanya.
"Kalo ga muat yaudah biarin aja...ga usah dipasang"
"Kim.....hahaa....untung lo dah balik.."
Jackson menarik lengan Namjoon kemudian berbisik-bisik menghadap keluar sambil sesekali tertawa kecil.
"Bisa ga?"
"Sini sama gw..."
Namjoon yang telah selesai mengobrol berlari menaiki tangga menghampiri Seokjin dengan kedua tangan yang menggapai-gapai hendak memasang tali lampion di sisi luar railing koridor."Bisaaa.....gw ga pendek-pendek amat, Na......" Ia menoleh dengan kepala menukik di balik batas beton setinggi dada itu.
"Jin!" Namjoon sontak menangkap tubuhnya yang menjulur terlalu jauh.
"Udah! Sini sama gw!"
Ia menjauhkan Seokjin yang masih terkejut dengan bentakannya.
Begitu pula beberapa orang di sekelilingnya.
Namjoon berbalik, kedua pasang mata mereka bertemu.
"Sorry...." Ia menghela napas singkat.
"Gw kaget kirain lo jatoh"Seokjin berusaha tersenyum. "Thanks....."
"Nam....." Ia mengejar sang pemuda yang telah berjalan meninggalkannya.
Tak menjawab, Namjoon menoleh cepat.
"Gw....."
"Ga punya kostum buat besok malem...." Bola matanya melirik malu."B-besok pagi mau nyari?"
"Sekarang udah kemaleman" Namjoon menelan ludahnya singkat."Bareng?" Seokjin membulatkan mata senang.
"I-iya...b-bareng aja...." Pipinya mulai menghangat.
"Asiikkkk.....jam 10 ya...."
"Gw tunggu disini" Seokjin menunjuk-nunjuk tempatnya berdiri.Mengerjap pelan, senyum berdimple itu mengembang memamerkan giginya.
"Iyaaa......"
.
.
.
"Wahh...jam segini udah rame, Nam!"
Seokjin memutar-mutar tubuhnya di samping bangku sopir.
Telapak tangannya sesekali menempel di jendela ketika mata membulat itu mengikuti berbagai toko dan penjual makanan yang telah dilewatinya."Sumpah gemes banget..." Namjoon hanya menoleh singkat dan mengulum senyum.
"Lo pake kostum apa, Nam?"
"Gw pake apa ya....""Gw baru pernah ikut kaya gini-ginian" Ia tertawa dengan ucapannya sendiri.
"Nanti kita ngapain aja?"
"Ampe pagi ga?""Jin....."
"Eh.....gw norak ya?" Seokjin kembali tertawa keras. Pipinya bersemu terpapar sinar matahari yang menembus dari kaca depan mobil sang pemuda.
"Abisnya gw seneng banget...."
Mobil itu terparkir di depan sebuah toko besar. Tatap mata sayu itu seolah tak mau lepas dari wajah ceria yang masih terkagum-kagum mengamati sekelilingnya.
"Dekor asrama kita juga ga kalah sama ini ya..." Seokjin tiba-tiba menoleh dengan telunjuk yang masih mengarah ke samping jendelanya.
Namjoon sontak mengalihkan tatapannya, bergegas membuka sabuk pengaman dan mengangguk kikuk.
"Yaahhhh....masa gw pake kostum labu siihhh..."
"Ya lo udah mau hari-H gini baru nyari kostum" Namjoon terbahak menatap Seokjin yang mengerutkan dahi dan mengerucutkan bibirnya.
Mendengus kesal, Seokjin kembali mengitari toko kostum itu untuk memilih.
"Ini aja apa ya?"
"Nam?" Seokjin berbalik dan terdiam saat sang pemuda tak lagi berada di sekitarnya.
"Nam?" Ia berjalan menyusuri satu persatu lorong.
Tak juga menemukannya, Seokjin mengeluarkan ponsel lalu kembali terdiam. "Gw mana punya nomor Namjoon...."
Ia berbalik dan terpekik kaget saat seorang pria berjaket panjang hitam dengan masker dan topi senada hampir ditabraknya.
"S-sorry...." Setengah membungkuk, Seokjin berjalan melewatinya.
"You alone?"
Suara parau itu membuat langkahnya terhenti dan menoleh pelan. "Excuse me?"
"I said.....are You alone?" Pria tinggi itu mendekatkan kepalanya dengan nada mengintimidasi.
"Hey!" Sosok yang dicarinya muncul entah dari mana.
Namjoon berjalan cepat menarik bahu sang pria yang tertunduk melirik-lirik tak nyaman.
Pria aneh itu kemudian berjalan cepat meninggalkan mereka.
"Lo gapapa?" Namjoon merendahkan kepala menggenggam kedua bahu Seokjin dan menatapnya lekat.
Seokjin menggeleng. "Kaget gw..."
"Lo kemana sih?!""Gw nyariin lo malah...." Namjoon membulatkan matanya.
"Gw....beli ini aja deh..." Seokjin menunjukkan satu set pakaian bajak laut.
"Ih...padahal bando kuping kelinci lucu nih....cocok buat lo kayanya" Namjoon tertawa mengangkat telinga bulu besar itu ke atas kepala Seokjin.
"Kurang ajar! Emang gw stripper!" Seokjin menepuk tangannya menjauh kemudian saling mendorong keluar dari toko itu.
Pria berpakaian serba hitam itu bersandar di balik sebuah pohon besar. Namjoon menatapnya singkat kemudian dengan cepat membuka pintu mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
Fiksi PenggemarLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]