"Dia jelas-jelas tau gw yang masukin, Ken!"
"Pantes kemaren dia rada aneh pas kita makan siang"
"Sssstt....Jin....udah jangan teriak-teriak gini ah..."
"Malu diliatin anak-anak""Lo yakin si botak yang ngadu ke wali kelas?"
"Siapa lagiii?" Ia mengusap wajahnya kasar dengan napas memburu.
"Jin.....Eungka ada ide buat ntar malem"
"Kita ajak si botak balapan"
"Ga usah pake rem"
"Dia ga jago-jago banget kan bawa motor lo?"
Tak menjawab, Seokjin hanya menatapnya kaget.
"Kim Seokjin!"
"Ke kantor Saya, sekarang"
Sang wali kelas melambaikan tangan singkat memanggil lalu segera berbalik meninggalkan sang pemuda dengan raut wajah tegangnya."Do it...."
"Lo yang ajak dia....bilang gw nyusul jadi dia boleh pake motor gw...""Ken......tapi......" Sesaat kemudian ia berbalik cepat.
"Jangan sampe Namjoon celaka"
"Bikin dia takut aja..."
Seokjin melempar kunci motornya kemudian berjalan cepat mengejar pria paruh baya itu."Hey...."
"Kenapa?" Namjoon membulatkan mata saat berpapasan dengan Seokjin yang baru saja keluar dari kantor wali kelasnya."Ngga....gapapa..." Menjawab singkat dengan raut wajah kesalnya, Seokjin berjalan meninggalkan sang pemuda yang kebingungan.
"Jin" Direngkuhnya pergelangan pemuda itu hingga tubuh rampingnya berbalik.
"Gw liat lo nangis tadi pagi di motor"
"Terus pas gw nganterin lo balik pagi itu""Lo kenapa sih?" Namjoon berbisik memiringkan kepalanya.
"Biasalah...bokap rese" Ia tersenyum terpaksa mengalihkan tatapannya.
"Lo dimarahin gara-gara mabuk waktu itu?"
DEG
"Nam.....lo jangan pura-pura....."
Pintu di belakangnya pun berayun terbuka.
"Seokjin...."
"Kenapa masih disini?""Bapak suruh kamu beresin sampah di halaman" Sang wali kelas yang baru saja keluar dari ruangannya mengerutkan dahi.
Tak menjawab, Seokjin berbalik dan berjalan cepat meninggalkan mereka.
"Lo jalan sekarang?"
"Gw juga...males banget gw"
"Ni gw lagi jalan keluar""Mending kabur aja..." Seokjin berjalan cepat melewati koridor menuju pintu keluar gedung sekolahnya.
"Sorry Nam...gw cuma....."
"Ken....ntar gw telpon lagi..." Ia berbisik. Sambungan itu pun terputus.
"Cuma apa? Cuma pengen gw ga dibully lagi sama mereka?" Suara sayup itu terdengar dari balik dinding pintu masuk gedung sekolah.
Tubuh mungil itu menengadah menatap Namjoom yang berdiri satu anak tangga di atasnya.
"Iya....gw kasian sama lo Nam!" Jimin membulatkan matanya.
"Jadi bener lo yang ngadu macem-macem ke wali kelas?" Namjoon berucap tenang.
Jimin mengangguk pelan. "Sorry Nam....gw ga tau..."
Namjoon menghela napas panjang.
"Pertama, thanks udah ngelindungin gw Jim...."
"Kedua......mereka udah ga ngebully gw lagi"
"Ketiga.....Jin jadi orang yang disalahin bokapnya gara-gara ini...""Gw ga mau ngecewain dia, Jim..."
"Ga enak....n......gw ga mau dibully terus"Kedua tangan mengepal di samping tubuh bergetarnya. Seokjin berbalik hendak menghampiri mereka berdua dari tempatnya menguping.
Dan sebuah tangan pun menggenggam bahunya."Kamu mau kabur?"
"Tugas bersih-bersih kamu belum selesai, Seokjin""Pak....maaf tapi..."
"Ini beneran penting, Pak""Saya harus pulang sekarang juga" Ia melirik ke arah kedua pemuda yang telah pergi menuruni tangga.
"Ga ada alasan lagi, Seokjin"
"Masuk sekarang"Seokjin menegakkan kepalanya pasrah dan berbalik meninggalkan sang wali kelas.
Mobil yang menjemput Namjoon pun perlahan pergi menjauh.
Berulang kali melirik jam yang berdetak di dinding, Seokjin terburu-buru menyelesaikan hukuman yang diberikan kemudian berlari keluar gerbang sekolahnya.
Ia berjalan cepat sambil terus mencoba menghubungi Ken di ponselnya.
Tangannya melambai menghentikan taksi dan pergi menuju tempat mereka merencanakan semuanya.
'Ken batalin rencananya!'
'Ken!'
'Ken lo dimana sih?'
Pesan-pesan itu terkirim tanpa balasan.
"Ken!" Seokjin langsung berlari setelah turun dari taksinya.
"Namjoon mana?!" Tatapan Seokjin berkeliling menepis genggaman sang pemuda di bahunya.
"Jin...sorry gw baru liat hp"
"Kenapa dibatalin sih?""Eungka udah ngelonggarin rem motor lo dikit....."
"Ken....bukan Namjoon yang ngadu....tapi Jimin!"
"Namjoon mana, Ken?!""D-dia....." Masih ternganga dengan penjelasan Seokjin, Ken menunjuk ke arah jalan bersamaan dengan suara benturan keras yang mengerikan.
"NAMJOON!!"
"JIN....AWAS!!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
FanficLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]