"Tuh kan jadi diem-dieman..."
Seokjin berucap datar.Beberapa menit mereka lalui tanpa bicara dalam mobil yang meluncur pelan.
"Kamu....."
"Malu ya punya pacar gila?""Ngomong apa sih?!" Namjoon sontak menoleh dan menarik tangan Seokjin.
"Mungkin sebaiknya aku tetep ngerahasiain ya..." Seokjin terkekeh pelan.
Sedan hitam itu terus meluncur kemudian menepi.
"Kamu mau beli buah, Nam?" Pemuda itu tertawa kecil setelah menoleh ke sebelah jendelanya.
Namjoon memarkir mobilnya sembarang di tepi jalan, tepat di depan sebuah kios.
"Seokjin....." Ia membuka sabuk pengamannya dan berbalik menghadap sang kekasih.
"Maaf...."
"Maaf aku ga tau lagi harus ngomong apa"
"Dan kata maaf juga mungkin ga bakal ngerubah apa-apa""Aku......aku pengen kamu hepi, Jin. Aku pengen kamu bisa ngelupain kenangan-kenangan buruk masa lalu kamu..." Namjoon menatapnya lekat.
"Tapi bukan dengan cara yang salah"
"Bukan dengan cara yang bisa ngebahayain diri kamu sendiri""Tapi aku ga bisa berbuat apa-apa..."
"Aku ngerasa gagal...." Ia tertunduk mendengus kesal.
"Nam....."
"Aku seneng kamu berenti, tapi aku sedih liat efeknya"
"Aku ga mau kamu pake lagi...tapi kamu kesiksa dengan halusinasi kamu"
"Aku......" Suaranya pecah.
"Aku gagal.....""Naaammmm.....nggaaa...." Ia menangkup pipi sang pemuda.
"Aku seneng, Nam.....aku seneng kita bisa barengan kaya gini...""Jangan bilang kamu gagal"
"Kamu....." Namjoon menghela napas panjang.
"Masih pake?"
Tersentak, Seokjin menggeleng pelan. Menatap pemuda yang masih tertunduk itu takut.
"Ngga...."
Namjoon mendengus tersenyum. "Ga sia-sia dong tiap pagi kita jogging ya...."
Seokjin menelan ludah kasar. "Nam?"
"Aku salah liat kalo gitu...." Sang pemuda menegakkan kepalanya, sebuah senyum manis terulas lebar di wajahnya.
"Salah liat?" Seokjin memiringkan kepalanya bingung.
"Nevermind...." Namjoon menggeleng kemudian mengecup singkat pipi sang kekasih.
"Aku seneng kalo kamu udah ngerasa baikan..."
"I-iya.....I do feel better..."
Seokjin berusaha tersenyum kemudian memalingkan wajahnya dari sang pemuda yang kembali memasang sabuk pengamannya dan melanjutkan perjalanan mereka.
"Eh.....loh emang mereka ngadain konser hari ini?" Pandangan Seokjin beralih pada sebuah papan reklame besar di tepi jalan raya.
"Oh? Astaga aku lupa ngasitau, sayang..."
"Aku udah hunting tiketnya tapi ga kebagian" Namjoon mengerang.
"Yaaahh...." Kedua mata kecewa Seokjin tak berpaling dari kerumunan orang yang memenuhi stadium kecil tempat band favoritnya berada.
"Sorry....." Namjoon menatapnya sedih.
"Eh....ngga.....gapapa, Nam..."
"Aku ga nyalahin kamu kok" Seokjin membulatkan mata dengan kedua telapak tangan melambai di depan dadanya."Emang pasti rame banget sih yang dateng..." Ia kembali menatap ke luar jendela.
"Masuk yuk..." Namjoon membelokkan mobilnya.
Seokjin menoleh dengan wajah terkejut. "Serius?"
Tak menjawab, tatap mata Namjoon berkeliling ke sekitar untuk mencari tempat parkir.
"Agak jauh gapapa ya....bakal susah dapet parkirnya kalo gini pasti" Sedan hitam itu berbelok setelah ia menemukan tempat kosong.
Tak berbicara, Seokjin hanya menatap sang kekasih.
"Thanks, Nam...." Ia berusaha tersenyum diantara rasa bersalahnya.
"Gw ga mau bohongin Namjoon..."
"Plis jangan bikin gw kaya gini terus, Eun..." Seokjin meremat kedua sisi telinganya.
"Plis biarin gw hepi...."
"Gw ga salah....""Lo ga nyata!"
Ia mengehela napas kasar lalu mencuci mukanya setelah sebutir tablet terakhir yang ia miliki meluncur ke dalam tenggorokannya.
"Sayang....ayo masuk!"
"Nam!" Seokjin membulatkan mata melihat sang kekasih melambai-lambaikan dua buah tiket sambil berlari kecil.
"Kamu beli tiket?" Ia menggenggam tangan yang memegang lembar kertas itu dan menatapnya tak percaya.
"Harganya jadi dua kali lipet loh....parah ya..." Namjoon terbahak.
"Nam......."
"Loh....sayang? Kok nangis?"
"Sayang? Kenapa?" Namjoon merendahkan kepalanya, menggenggam kedua bahu lebar itu khawatir.
Seokjin menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
"Makasi....." Ia terisak.Namjoon terkekeh gemas lalu memeluknya erat.
"Maafin aku, Nam......maaf...." Air matanya mengalir semakin deras dalam dekapannya.
"Cape ya?" Seokjin membelai lembut kepala sang kekasih yang bersandar di bahunya.
"Suara aku abis..." Namjoon terkekeh pelan.
Seokjin tertawa kemudian mengecup dahinya. "Abisnya kamu semangat banget tadi nyanyinya"
"Kirain kamu ga gitu suka sama mereka""Taunya lebih semangat dari aku" Ia kembali tergelak.
"Kata siapa aku ga suka?" Namjoon beringsut lalu mengecup bibir Seokjin yang terkejut dan tertunduk malu.
"Kamu seneng?" Ia berbisik.
Seokjin tersenyum lebar dan mengangguk-angguk.
"Seneng banget...."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
FanfictionLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]