"Kamu tinggal sendirian disini?"
Kedua bola mata terhalang lensa itu berkeliling memindai ruangan yang tak seluas kamarnya.
Namjoon berdiri di ambang pintu kamar asrama Seokjin setelah mengantarnya pulang beberapa menit lalu.
"Iya....roomate gw udah pindah sebulan lalu"
"Masuk, Nam...." Seokjin tersenyum mendapati sang pemuda masih berdiri kaku di jalan masuk kamarnya.
Mengangguk singkat, pemuda berdimple itu melangkah pelan. Membiarkan pintu terbuka di belakangnya.
"Enak ga harus rebutan kamar mandi kaya aku sama Jack" Namjoon terkekeh lalu berjalan masuk.
Tatapannya tertuju pada barang-barang di samping tempat tidur sang pemuda.
Buku-buku kuliahnya, jaket yang membungkus sandaran bangku, gumpalan-gumpalan kertas yang terletak di atas meja juga pigura tak berkaca tanpa foto yang teronggok di dalam tempat sampah.
"Ga enak Nam...."
"Kamar ini terlalu luas buat mereka bebas gangguin gw..." Seokjin mengambil sampah-sampah yang berserakan di atas meja belajar dan membuangnya.
"Sorry gw belom sempet beberes""A......Seokjin....sorry, aku ga maksud...."
"Gapapa..."
Pemuda bersurai hitam itu terkekeh pelan, mencondongkan tubuhnya menggeser barang-barang, membuat ruang untuk sang pemuda agar nyaman meletakkan lengannya di atas meja.Namjoon menelan ludah saat bahu sang pemuda tak sengaja menyentuh lengannya.
Wajahnya yang berjarak hanya beberapa senti kembali membuat jantungnya berdegup kencang.
"Aish...." Seokjin tiba-tiba berdecak kecil saat berjalan dan tak sengaja menoleh ke arah kamar mandi.
"Duduk dulu ya, Nam......gw beresin itu dulu bentar..."
Tak ingin hanya diam dan menunggu, Namjoon beranjak dari bangkunya dan menghampiri suara Seokjin yang terdengar sibuk bolak balik dalam kamar mandinya.
"Jin...sini aku bantu....." Kedua bola matanya membelalak ketika pintu kamar mandi itu didorong pelan.
"G-ga usah, Nam..."
"Berantakan banget ini" Seokjin yang tengah berjongkok mengumpulkan pecahan kaca yang berserakan di lantai kamar mandinya pun terkekeh malu.
"J-jangan dicomot gitu aja kacanya...nanti tangan kamu luka!"
Jeda sejenak sebelum Namjoon bergerak cepat menarik jemari sang pemuda.Dengan hati-hati Namjoon menyeroki serpihan-serpihan itu dengan selembar kertas, mengambil potongan-potongan besar lalu memasukkannya ke dalam kantong sampah.
"I-ini....." Ia mengangkat sebuah plastik kecil berisi obat.
"M-masih mau disimpen?"
"Ngga....." Seokjin menoleh tersenyum.
"Buang aja..."Namjoon mengangguk tanpa menatap matanya, ia mengambil segumpal tissue basah untuk menggosok bekas-bekas tetesan darah di sekelilingnya kemudian bergeser untuk mengambil sebuah potongan kaca yang masih tersisa di pojok kolong wastafel.
"Damnit......" Ia menarik tangannya yang baru saja terulur kemudian mengepalkannya di bawah bibir dan memejamkan mata.
"Kenapa, Nam?!" Seokjin yang tengah mengangkut sampah kamar mandinya menoleh kaget oleh bisikan keras sang pemuda.
"Tangannya kena kaca?" Ia meletakkan kantong sampah itu di tengah jalan dan berjalan cepat menghampirinya.
"Nam?" Seokjin ikut berjongkok menggenggam kedua bahu sang pemuda yang tertunduk.
"Udah makanya sama gw aja..."
"Mana yang luka?"
Jemarinya terulur hendak meraih kepalan tangan Namjoon yang sontak terbuka untuk mengusap-usap dahinya, menutupi matanya yang mulai panas dan berkaca-kaca.
"Ng-ngga.....ngga kena kok....gapapa...."
Ia memalingkan wajahnya, mengambil potongan kaca berlumur darah kering itu lalu berbalik. Dadanya terasa amat perih dan sesak.
Dibuangnya potongan yang ia tahu persis adalah benda yang Seokjin gunakan untuk melukai dirinya sendiri.
Dan terdiam.
"Nam......." Seokjin menghela napas panjang menatap bahu sang pemuda yang menyempit.
"Hey...." Diusapnya lembut punggung Namjoon yang bersimpuh tertunduk di atas lututnya.
"Gw udah gapapa kok...."
Tak menjawab, Namjoon hanya mengangguk-angguk.
Sebuah isakan keras tak sengaja meluncur dari bibir Namjoon seiring kedua lengan yang melingkar dari belakang tubuh bergetarnya tanpa suara.
![](https://img.wattpad.com/cover/357984475-288-k254323.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Happy Pill
FanficLove makes me wanna be a better person [ Teenage angst, addiction, self harm, harsh words ]