Suara muntah seseorang cukup membuat pagi yang seharusnya hening menjadi sedikit mengusik dua orang yang sedang tertidur di sofa saling berpelukan.
Claudia perlahan mulai membuka matanya yang sangat berat, Claudia mencoba untuk mengumpulkan kesadarannya dari rasa kantuk yang susah hilang, dia butuh beberapa detik untuk akhirnya sadar dengan posisi dirinya yang saat ini sedang duduk sambil berpelukan dengan Hasan.
Claudia dengan buru-buru langsung, mendorong tubuhnya menjauh dari Hasan kemudian berusaha berdiri.
Hal itu membuat Hasan juga kemudian terbangun dengan wajah mengantuk sambil mengernyitkan matanya menatap Claudia, dia sepertinya masih bingung dengan keadaan pagi ini.
Hasan kemudian meregangkan tubuhnya, dan mencoba mengumpulkan nyawanya.
Claudia bingung harus bagaiamana menanggapi situasi ini, seharusnya semalam dia bisa menjaga jarak dengan Hasan.
Claudia saat ini merutuki kebodohannya yang bisa dengan mudah selalu berakhir dengan keinginan Hasan.
Ruangan ini masih hening tidak ada yang memulai pembicaraan, Claudia masih diam mematung berdiri sedangkan Hasan terlihat santai seperti hal yang terjadi semalam dan posisi tadi bukan apa-apa untuk dirinya.
Suara pintu terbuka membuat Claudia tersadar bahwa yang membuatnya bangun adalah suara muntah adiknya yang saat ini dengan wajah tampa dosanya menatap ke arah Claudia.
"Bayu, jelasin semuanya sama Kakak."
Perhatian Claudia mulai kembali fokus kepada masalah Adiknya yang membuat dia berada disini saat ini. Claudia menatap marah kepada adiknya."Jelasin apa? Kepala aku pusing Kak. Ini masih pagi."
"Kenapa kamu jadi gini Yu? Kemana motor kamu? Sejak kapan kamu suka mabuk-mabukan ? Kamu gak kasihan ke Mama sama Ayah? Terus apaa-apaan kamu pinjem uang ke Hasan? Kamu bisa bayarnya emangnya?" Claudia memberondong Bayu dengan banyak pertanyaan karena sungguh sangat kesal dengan Bayu.
"Aku udah Lulus, aku bakal nyari kerja, nanti aku ganti motornya terus bayar semua utang aku sama Bang Hasan." Ucapan Bayu yang santai itu membuat Claudia semakin mendidih marah.
"Gampang banget kamu bisa ngomong kaya gitu? Tahu apa kamu tentang dunia kerja?" Claudia menghampiri Bayu yang badanya sekarang sudah sangat tinggi itu, Claudia menunjuk tubuh Bayu agar dia sadar dengan apa yang dia ucapkan itu.
"Aku gak akan kuliah, aku gak bisa nurutin apa yang ayah mau. Aku punya jalan hidup aku sendiri. Aku bosan selalu dibayang-bayangi oleh standar hidup yang kalian bikin buat aku. Aku gak pinter kaya kalian, aku gak bisa dapat beasiswa, dan aku cuma beban di keluarga ini." Hasan kali ini berdiri di dekat Claudia, walaupun Hasan sebenarnya mencoba untuk tidak ikut campur dengan pertengkaran antara adik kakak ini.
"Terus sekarang kamu mau gimana? Asal kamu tahu, Ayah kaya gitu karena pengen kamu jadi anak dengan masa depan yang bagus. Kita gak terlahir dari keluarga kaya Bayu, kita harus berusaha keras untuk apa yang kita inginkan. Dan kamu merusak diri kamu sendiri dengan kelakuan kamu sekarang."
"Aku anak yang gagal Kak, aku beban di keluarga ini. Jadi aku memutuskan untuk pergi dari rumah."
"Jangan ngaco, kamu mau buat Mama sedih? Sekarang pulang. Aku anter kamu minta maaf sama Ayah dan Mama. Perbaiki diri kamu, jangan ikut balapan atau bergabung dengan temen-temen kamu yang gak jelas itu. Terus bilang sama kakak, kamu punya utang selain ke Hasan gak? Bilang sama kakak. Biar Kakak bisa bantu kamu bayar jangan bilang ke Ayah."
"Ayah, pasti marah banget sama aku, karena sebelumnya aku udah ngelawan Ayah dan milih main sama temen-temen aku. Tapi ternyata setelah aku lebih milih mereka, mereka cuma manfaatin aku doang mereka nipu aku. Aku gak berani ketemu Ayah, aku malu kak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Usai (Lengkap)
ДуховныеUPDATE SEMINGGU DUA KALI !!! Disini ada yang udah baca Too good to be (true) Dominan gak? Kalau pernah baca, berarti udah kenal dong sama sosok Hasan. Dia sempet beberapa kali muncul dicerita Dira Dan Satria. Nah untuk kali ini aku akan menceritakan...