"Odi, cepet bawa kue sama minumnya ke depan." Mamanya Claudia datang dari ruang tengah menuju ke dapur dimana Claudia saat ini tengah memotong kue.
"Bentar, ini lagi dipotong dulu."
"Kamu potong kuenya lama banget."
"Aku motong kuenya kaya biasa kok, lagian kenapa sih Ma harus cepet-cepet orang Hasan juga masih sibuk main catur sama Ayah."
"Ya takutnya kan Hasan haus." Mama Claudia selalu senang jika Hasan berkunjung. Claudia juga sampai bingung kenapa Mama bisa sesuka itu sama Hasan.
"Ini udah, mau aku anterin." Claudia kemudian membawa piring beserta minum untuk Hasan dan Ayahnya.
Sesampainya di depan teras Hasan dan Ayahnya Claudia kini tengah serius menatap papan catur di depan mereka.
"Ini minum sama kuenya, ayo di minum sama dimakan." Claudia menaruh makanan dan minum yang di bawa di meja.
"Iya makasih." Ucap Hasan dengan pandangan yang masih fokus menatap papan catur.
"Makasih Odi." Ayahnya juga mengucapkan itu sambil menggerakkan bidak catur, tanpa menatap Claudia
Karena mereka yang terlihat cukup serius Claudia tidak ingin mengganggu mereka jadi dia meninggalkan Hasan dan Ayahnya.
Hari ini, merupakan hari sabtu dan sekarang jadwalnya Claudia untuk menginap dirumah orang tuannya sampai minggu. Hasan kesini untuk mengantar Claudia sekalian berkunjung.
Hubungan mereka setelah ke Bogor kembali membaik, walaupun ucapan dari tantenya, Hasan masih sedikit mengganjal untuk Claudia tapi Claudia mencoba untuk menunggu saat Hasan memang mau menceritakan semuanya dan mulai mau menbahas tentang pernikahan ataupun tentang rencana tentang hubungan ini yang mau di bawa kemana. Claudia hanya menunggu Hasan.
Claudia tidak mau terlalu menekan Hasan dan terkesan sangat ingin menikah padahal ya dirinya memang belum benar-benar siap menikah tapi jika Hasan yang mengajak Claudia menikah dalam. Waktu dekat Claudia akan sangat senang dan tidak akan menolak, karena keinginan Claudia adalah mengakhiri masa pacaran ini, dia takut kebablasan lagi dan memiliki anak di luar nikah.
Walaupun setelah kejadian itu Hasan tidak pernah menyentuh Claudia lagi selain sebuah ciuman. Hasan benar-benar menjaga jarak dan sangat berhati-hati. Dari hal itu sangat terlihat sekali jika Hasan memang belum siap dengan pernikahan apa lagi kehadiran seorang anak.
***
"Odi udah makan ayah mau ngomong." Saat ini keluarga Claudia sedang berkumpul di meja makan untuk makan malam.
Di meja itu ada Ayah, Mama dan dua adik Claudia yang sedang makan. Walaupun mereka memang bukan orang kaya tapi mereka membiasakan keluarga ini untuk selalu membiasakan makan bersama di meja makan.
"Iya Yah." Claudia cukup was-was dengan apa yang akan di bicarakan Ayahnya.
Pasti hal ini tentang Hasan, karena saat bermain catur tadi Ayahnya dan Hasan bicara cukup lama.
***
Setelah selesai makan malam, Claudia saat ini tengah membantu mamahnya untuk mencuci piring terlebih dahulu sedangkan adik-adiknya sudah masuk ke kamar mereka masing-masing.
Setelah cucian piring sudah selesai, Claudia menghampiri ayahnya yang saat ini duduk di ruang tengah.
Mamanya Claudia juga mengerti sepertinya pembicaraan ini akan serius dia mengikuti Claudia untuk duduk disamping Claudia.
"Ayah? Jadi apa yang mau ayah ceritain ke Odi?" Claudia mencoba membuka obrolan ini.
Ayah Claudia mengecilkan suara tv dan mulai menatap fokus ke Claudia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Usai (Lengkap)
SpiritualUPDATE SEMINGGU DUA KALI !!! Disini ada yang udah baca Too good to be (true) Dominan gak? Kalau pernah baca, berarti udah kenal dong sama sosok Hasan. Dia sempet beberapa kali muncul dicerita Dira Dan Satria. Nah untuk kali ini aku akan menceritakan...