61. End

2.1K 44 5
                                    

Sepertinya semesta tidak mau membuat semuanya mudah bagi Claudia, bahkan disaat-saat seperti ini bisa-bisanya hujan turun, tidak bisakah nanti saja hujannya saat Claudia sudah sampai, jika hujan begini ojek yang Claudia tumpangi harus menepi terlebih dahulu karena bapak tukang ojek yang Claudia tumpangi dengan kebetulan juga tidak membawa jas hujan.

Mau memaksakan untuk terus jalan juga tidak mungkin karena hujannya cukup deras. Ingin ganti naik taxi akan sama saja lama karena jalan menunju kosan Hasan sungguh macet karena ada pohon tumbang yang menyebabkan setengah jalan utama tertutup.

Saat ini Claudia menunggu di pinggir toko tutup dengan perasaan campur aduk, Claudia mulai berpikir jika memang dirinya tidak sempat berbicara sekarang dengan Hasan. Mungkin memang itu takdirnya, Claudia masih memiliki waktu lain untuk bicara. Walaupun tetap rasa ingin bertemu Hasan saat ini sangat besar karena Claudia ingin segera mengeluarkan semua perasaan yang dia rasakan. Perasaanya belum tenang jika tidak berbicara dengan Hasan.

Beberapa menit menunggu akhirnya hujan mulai mereda, Claudia menyuruh bapak tukang ojeknya langsung saja berangkat, mengabaikan dirinya yang mungkin akan sedikit basah karena masih gerimis.

Pada sepanjang jalan udara dingin menusuk tubuh Claudia tapi mengabaikan hal itu karena yang ada dipikirannya saat ini adalah segera bertemu Hasan.

Beberapa menit kemudian Claudia sampai di gerbang kosan Hasan, sebenarnya tidak butuh waktu lama dari tempatnya berhenti tadi untuk menuju kosannya, tapi berkat hujan Claudia membutuhkan waktu yang lebih lama.

Sekarang sudah cukup sore, langit pun cukup sudah terlihat menggelap mungkin karena hujan juga, hal itu cukup membuat Claudia was-was karena takut Hasan sudah pergi.

Saat memasuki gerbang yang tidak begitu tertutup, penjaga yang biasanya ada pun tidak terlihat. Claudia semakin masuk kedalam kosan dan langsung menatap ke area parkir yang terlihat tidak banyak kendaraan terparkir disana.

Mobil yang Claudia hafal milik Hasan pun tak ada, hanya ada motornya, hal itu membuat Claudia panik apa jangan-jangan Hasan sudah pergi.

"Cari siapa Mbak?" Seseorang menepuk bahu Claudia yang masih fokus menatap area parkir.

Dengan sedikit terkejut Claudia berbalik dia menatap ke arah pria yang menatapnya.

"Saya cari Hasan, kira-kira Hasan ada di kosannya gak ya Pak?"

"Saya kurang tahu Mbak, kayanya ada deh. Soalnya tadi pagi banget saya liat dia baru pulang entah dari mana. Nah setelahnya saya gak liat lagi Mas Hasan keluar. Tapi kok mobilnya gak ada ya."

"Itu juga yang jadi pertanyaan saya Pak, saya kira Hasan gak ada."

"Aduh kalau mobilnya ilang gimana mbak, ayo mau saya anter cek Mas Hasan. Saya juga mau pastiin mobilnya kemana, soalnya ini semua kan tanggung jawab saya."

"Iya boleh Pak." Kemudian Claudia dan bapak yang ternyata bernama Toto itu pergi menuju ke kamar kos Hasan.

Saat berada didepan pintu kamar Hasan Claudia menjadi gugup, Claudia dan pak Toto mengetuk pintu dan memanggil Hasan beberapa kali tidak ada respon apapun dari dalam, Claudia dan Pak Toto mulai panik, masalahnya ponsel Hasan sama sekali tidak bisa dihubungi.

"Kayanya Hasannya gak ada ya Pak." Claudia sudah tidak bersemangat lagi, dia sudah berusaha sebisa mungkin sampai disini tepat waktu sampai bajunya sekarang basah akibat menerobos hujan tadi dan semua itu menjadi sia-sia.

"Coba sekali lagi Mbak, soalnya saya gak liat Mas Hasan pergi."

"Udah diketuk beberapa kali tetep gak ada respon Pak, mobilnya juga gak ada. Kata temennya juga dia memang ada rencana bakal pergi hari ini."

Belum Usai (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang