31. Resmi Pacaran

1K 50 2
                                    

Hasan dan Claudia sudah sampai di kosan, mereka saat ini tengah duduk di sofa ruang tengah kosan Hasan.

"Oke, sebelum kita benar-benar membicarakan tentang hubungan ini, aku mau menjelaskan dulu ke kamu tentang Mita. Aku gak pengen kamu salah paham sama dia, karena aku gak ada hubungan apapun sama dia. Dia  temen aku dari sma begitu juga Ivan. Cowok yang kamu liat di kantin tadi."

"Kami cukup dekat, tapi aku gak ada hubungan apapun sama Mita. Aku sama dia cuma teman, dia orangnya memang kadang gak bisa jaga kata-katanya, tapi dia baik."

"Kalian temenan udah lama?"

"Iya, kamu kalau ikut gabung main sama anak-anak teknik pasti bakal sering lihat Ivan sama Mita soalnya aku dan mereka memang sering nongkrong bareng. Aku gak ada perasaan apapun sana Mita."

"Kalian yakin gak punya rasa apapun? Bukannya cewek sama cowok gak akan pernah bisa temenan karena ujung-ujungnya pasti punya rasa." Semakin Hasan menjelaskan tentang Mita, Claudia semakin was-was karena bukannya perasaan Claudia juga muncul karena mereka awalnya berteman.

"Aku gak punya rasa apapun, lagian Mita punya pacar. Aku memang temenan lama sama Mita tapi kami jarang ngobrol berdua, kebanyakan pasti rame-rame. Aku sama Mita gak kaya aku sama kamu Di."

"Tapi semalem kalau kamu gak sama aku, kamu pasti bakal ketemu sama Mita kan? Dari sekian banyak teman yang Mita punya kenapa dia minjem laptop  ke kamu? Itu semua buat aku bingung. Terus nungkin aja kamu memang gak punya perasaan ke dia tapi gimana sama perasaan dia?"

"Yang sebenarnya minjem tuh Ivan, pas kemarin aku tunggu kamu di kantin aku sempet ngobrol sama dia. Dia bilang lupa harus presentasi jadi dia minjem laptop aku buat ngerjain tugasnya, terus laptop aku dia bawa buat presentasi sekalian. Pas pulangnya dia titipin ke Mita, malemnya Mita suruh aku ambil tapi aku gak bisa lagi sama kamu."

"Kalau soal perasaan Mita dia gak mungkin punya rasa sama aku, dia punya pacar Di, kalaupun dia memang suka sama aku. Ya aku harus gimana? Aku gak bisa mencegah perasaan dia, yang jelas disini aku gak punya perasaan apapun sama Mita. aku punya rasanya sama Kamu Claudia."

Saat ini Hasan menjadi lebih serius dia menatap Claudia dengan intens mereka saling berhadapan dengan tangan Hasan yang memegang tangan Claudia.

"Mulai kepada inti pembahasan dan kenapa kita disini. Claudia aku mau jujur ke kamu tentang apa yang aku rasakan selama ini sama kamu. Sejak awal aku ngeliat kamu di kantin dulu. Aku cukup tertarik sama kamu yang waktu itu fokus makan batagor." Hasan ternyenyum mengingat kenangan tentang pertemuan pertama dirinya dengan Claudia.

"Kamu tahu, aku kira setelah pertemuan pertama kita. Aku akan sering ketemu kamu, karena kamu temennya Anggi tapi ternyata hampir satu tahun kita berada di kampus yang sama aku gak punya kesempatan buat mengenal kamu lebih jauh, kita sering berpapasan atau kadang aku lihat kamu bahkan mungkin kamu juga sering liat aku, tapi kamu bersikap seakan kita memang asing, kamu selalu menghindar dari tatapan aku."

"Selama itu, aku udah gak mau berharap lagi bisa kenal dengan kamu. Aku gak mau mencoba mengakrabkan diri sama kamu karena aku rasa kamu bukan tipe wanita yang mudah diajak kenalan. Kamu orangnya terlalu serius dan kelihatan jutek jadi bikin aku nyerah duluan."

"Tapi disaat aku udah gak mikirin kamu lagi, kamu tiba-tiba datang saat aku kecelakaan dangan wajah panik yang cukup lucu. Dan dari sekian banyak orang yang aku kenal, aku gak pernah nyangka yang datang dan bilang kenal sama aku itu kamu. Yang bahkan pada saat itu nama kamu aja aku lupa. Jujur waktu itu aku memang lupa sama nama kamu tapi aku masih inget sama kamu."

"Waktu itu sebenarnya aku ngilu kalau lihat orang kecelakaan, tapi aku gak tega lihat kamu. Aku dengan panik ngaku kenal kamu padahal saat itu aku gak tahu apapun tentang kamu kecuali kamu temen pacarnya Anggi." Claudia ikut menanggapi ucapan Hasan.

Belum Usai (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang