Setelah memesan sate, Claudia dan Hasan memasuki tenda yang lumayan ramai ini untuk mencari tempat duduk. Sepertinya sate ini benar-benar sangat terkenal sehingga pada sore hari seperti ini saja sudah ramai padahal biasanya tempat makan seperti ini ramainya dimalam hari.
Claudia dan Hasan kebagian tempat duduk diujung. Bangku kedai sate ini memanjang tidak dibatasi, pada jajaran tempat duduk Claudia sudah diisi oleh Sepasang bapak-bapak dan ibu-ibu yang sepertinya suami istri.
Badan mereka cukup berisi sehingga memakan tempat yang lumayan banyak dan hal itu menyebabkan Claudia dan Hasan kebagian bangkunya sedikit sehingga mereka harus duduk berdekatan. Bahkan lengan Claudia beberapa kali bersentuhan dengan Hasan. Jarak mereka cukup dekat.
Selama menunggu pesanan datang, Claudia menatap sekitar, kemudian pandanganya fokus pada kegiatan abang tukang sate yang terlihat sangat sibuk sekali. Karena selain yang berada di dalam tenda, di luar juga banyak yang mengantri pesanan satu untuk dibawa pulang.
Tanpa Claudia sadari sedari tadi sat dia tengah fokus menatap tukang sate Hasan menatap ke arah dirinya, entah apa yang dipikirkan oleh Hasan tentang Claudia tapi pandangnya memang fokus menatap Claudia yang sedang asik melihat tukang sate.
"Lo gapapa kan makan ditempat kaya gini?" Celetukan Hasan membuat Claudia menatap ke arah Hasan kemudian tatapan mereka saat ini bertemu dalam jarak yang cukup dekat.
Hasan menyerongkan badannya ke arah Claudia dan tanpa perkiraan jarak, Claudia menghadapkan tubuhnya ke arah Hasan hal itu membuat mereka berhadapan dengan jarak yang cukup dekat.
"Gapapa, emang kenapa kalau makan ditempat kaya gini? Gue udah biasa kok makan ditempat kaya gini." Claudia menjawab hal itu dengan gugup.
"Ya siapa tau, lo gak suka diajak ke tempat gini. Duduk aja dempetan gini." Hasan menatap ke arah jarak Claudia dan dirinya yang memang saat ini cukup dekat. Paha mereka bahkan saling bersentuhan.
"Selagi tempatnya bersih gue gak masalah. Dan tempat ini bersih, kalau masalah tempat duduk gak jadi masalah, kan kita masih bisa duduk dengan bener."
"Bagus kalau gitu." Hasan kini mulai menghadapkan kembali tubuhnya kedepan karena pesanan mereka sudah datang.
Dua porsi sate dengan lontong yang terlihat enak. "Ayo dicoba, lo pasti ketagihan." Claudia kemudian mencoba sate itu, dia mengunyahnya perlahan dan mencoba untuk meresapi rasanya.
"Enak banget " Claudia mengakui bahwa sate ini cukup enak. Dia menjadi menyesal baru mencobanya sekarang. Tahu begitu dia rela mengantri sejak dulu untuk beli sate disini.
"Yaudah abisin." Mereka berdua pun memakan sate itu dengan sesekali diselingi dengan mengobrol.
***
"Makasih ya tadi satenya. Lain kali gue yang traktir." Saat ini mobil Hasan sudah berada di depan gerbang rumah Claudia.
"Iya, tapi ini orang tua lo gak marah? lo pulang malem? Gue perlu turun gak?"
"Enggk usah." Claudia jadi panik sendiri saat Hasan malah ingin turun, dia tidak mau orang tuanya sampai mempertanyakan tentang dirinya yang diantar pulang oleh seorang pria.
"Yakin? Sekarang udah malem. Takutnya orang tua lo khawatir."
"Nanti gue aja yang jelasin ke mereka kenapa bisa telat pulang. Yaudah ya gue turun. Lo hati-hati dijalannya." Claudia kemudian turun dan mobil Hasan dengan buru-buru.
Setelah turun dan menutup pintu mobil itu Claudia masih diam didepan menunggu Hasan untuk jalan meninggalkan rumah Claudia.
Saat masuk kedalam gerbang rumah senyum Claudia tidak kunjung luntur, dia merasa senang karena bisa makan sate yang sangat enak itu dibarengi obrolan dirinya dan Hasan yang cukup mernarik, membuat Claudia merasakan perasaan senang yang aneh dan sulit dijelaskan.
![](https://img.wattpad.com/cover/356368547-288-k590318.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Usai (Lengkap)
SpiritualUPDATE SEMINGGU DUA KALI !!! Disini ada yang udah baca Too good to be (true) Dominan gak? Kalau pernah baca, berarti udah kenal dong sama sosok Hasan. Dia sempet beberapa kali muncul dicerita Dira Dan Satria. Nah untuk kali ini aku akan menceritakan...