Chapter 5

452 12 0
                                    

Hari ini tepat tiga bulan usia pernikahan Alvaro dan Renjana, dan sepertinya rumah tangga impian Renjana lambat laun akan terwujud seiring berjalannya waktu, seperti mereka yang sudah mulai terbiasa dengan status suami - istri, mereka yang sudah tidak canggung satu sama lain lagi, dan sekarang Alvaro sudah tidak tidur di sofa lagi, ah dan jangan lupakan mereka yang sudah pindah ke rumah baru mereka.

Rumah pernikahan yang berhasil mereka beli tentunya dengan uang suaminya karna mertuanya tidak mengizinkan renjana mengeluarkan uang sepeserpun untuk membeli hunian untuk mereka. Mertuanya bilang suaminya punya banyak uang jadi biar dia saja yang bertanggung jawab. Alvaro tidak keberatan dengan hal itu toh yang dikatakan orangtuanya juga benar, dia punya banyak uang dan dia merasa bahwa menyediakan hunian nyaman untuk keluarganya itu hal yang wajib.

Tiga bulan menikah rutinitas mereka tidak ada yang berubah, selalu saja kerja pulang kerumah istirahat besok lanjut kerja lagi begitu seterusnya.

Tapi yang berbeda saat ini datang dari salah satu sahabat renjana, terhitung sudah satu bulan salah satu sahabatnya tidak ada kabar, mereka mencoba menghubunginya tapi tidak ada balasan baik itu sms atau telpon, mereka mendatangi rumahnya tapi tetangga bilang rumah itu memang sudah kosong sejak satu bulan yang lalu, kemungkinan pemilik rumahnya sudah pindah ke luar kota.

Tak ada yang tau apa penyebabnya, tak ada yang tau apa yang terjadi pada sahabat mereka, banyak tempat mereka datangi untuk mencari kabar sahabatnya termasuk tempat yang biasa mereka kunjungi bersama sama, namun hasilnya nihil, namun mereka tetap tidak bisa menemukannya.

" Bagaimana ini, kita sudah mencari kemana mana tapi tidak ada yang tau kemana dia pergi "

" Gue juga gak tau Jan, gue khawatir banget sama dia " Ucap Yana dengan raut wajah sedih

" Apa dia ada masalah sebelumnya?, apa dia pernah cerita sama lo? "

" Gak ada, setauku dia baik baik aja sebelumnya dia gak pernah cerita apa apa, apa kita aja yang kurang peka sama dia ya Jan? Kalau dia pergi karna lagi ada masalah gue merasa bersalah, gue merasa gagal jadi sahabat buat dia" tiba tiba Yana menangis

" Udah yan, lu jangan salahin diri gini dong, gue juga sama tau gue takut karna gue baru nikah gue takut dia gak mau cerita sama gue karna takut ganggu moment gue mungkin, tapi sekarang kita harus cari kemana lagi Yang? "

" Udalah Jan, kita lanjut besok aja ya setelah pulang kerja, ini juga udah mulai sore lu harus pulang, mungkin laki lu juga bentar lagi bakalan pulang kan, nah lu harus dirumah nyambut laki lu".

" Iya lu bener juga, besok aja kita lanjut ya " mereka berdua memutuskan untuk pulang kerumah masing masing dengan pikiran yang tak karuan memikirkan bagaimana kabar sahabat mereka saat ini.

➻➻➻➻➻➻➻➻

Alvaro pulang dari kantor, saat memasuki pekarangan rumah dia lumayan kaget pasalnya tidak biasanya rumah mereka gelap begini, apa ada pemadaman listrik? Tapi dilihat lagi listrik di lingkungan sekitar gak ada yang padamu kok, apa istrinya belum pulang kali ya. Tapi gak mungkin, istrinya gak pernah pulang setelat ini, istrinya selalu pulang lebih dulu dari dirinya, tak mau memikirkan hal yang aneh aneh ia pun memutuskan untuk masuk kedalam rumah mereka, dilihatnya suasana sepi hanya lampu remang remang yang menyala sekedar penerang untuk menunjukkan jalan menuju tangga lantai dua, ia tak banyak berfikir lagi, ia pun menuju ruang makan kali aja istrinya memang sengaja gak hidupin semua lampu untuk menghemat pengeluaran biaya listrik, kan siapa tau sifat ibu rumah tangga pada umumnya sudah menular pada istrinya. Namun nihil di dapur tidak ada siapa siapa, di meja makan pun tak ada apa apa. Oh mungkin istrinya beneran belum pulang kali ya, tapi kalau benar belum pulang kenapa tak meengabarinya? Ah mungkin saja dia masih sibuk dengan kerjaannya.

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang