Memasuki bulan ketiga waktu perjanjian dengan ayah Orlin tapi Arkana tak kunjung juga bertemu dengan ibunya, selama dua bulan terkhir ia mendatangi rumah ibunya hampir setiap hari tapi selama itu juga Erhan menolaknya dan tidak mau mempertemukan dirinya dengan ibunya.
Segala cara telah Arkana lakukan, awalnya Arkana berfikir jika kata kata Erhan waktu itu hanyalah gertakan semata, tapi siapa sangka jika pria yang lebih muda darinya itu benar benar serius dengan semua ucapannya, itulah kenapa semua yang dilakukan Arkana sia sia.
Sepertinya tak ada cara lain kali ini arkana harus menemui ibunya jika pria itu sudah pergi bekerja. Arkana mulai melakukan pengintaian, ia akan memperhatikan kapan pria itu akan meninggalkan rumah maka saat itu ia akan menemui renjana.
Dan benar saja dua minggu melakukan pengintaian akhirnya Arkana tau kapan dan jam berapa saja Erhan akan meninggalkan rumah dan kembali ke rumah. Hari ini jadwal Erhan sangat padat, ia harus melakukan beberapa operasi dan melakukan rapat bulanan dengan petinggi rumah sakit dan dokter lainnya yang tentu saja membutuhkan waktu yang lama.
Melihat Erhan keluar dari rumah dan melajukan mobilnya tentu saja Arkana tidak mau menyia nyiakan kesempatan itu ia langsung berjalan ke arah pintu rumah tersebut. Arkana mengetuk pintu beberapa kali hingga terdengar suara seseorang dari dalam, dapat ia tebak bahwa itu adalah suara orang yang ia cari selama ini.
Ah sepertinya Tuhan memang baik padanya, yah mungkin saja Tuhan tak tega memberinya karma yang orang orang sebutkan pada dirinya waktu itu. Pintu terbuka, terlihat seorang wanita yang sudah berumur empat puluhan tapi masih terlihat segar dan cantik, inilah ibunya yang ia cari selama ini.
Renjana terdiam seribu bahasa, bagaimana bisa arkana datang menemuinya, apa yang akan arkana lakukan padanya lagi apakah arkana akan mengusirnya dari negri ini? Banyak pertanyaan negatif muncul di benak renjana.
" Ibu, apakabar? "
Ibu? Apakah renjana benar benar sudah setua itu sampai ia merasa bahwa ia salah mendengar ucapan Arkana?
" Baik, bagaimana denganmu? " Renjana menjawab seadanya, pasalnya renjana benar benar tidak ingin mendekat ke dalam kehidupan arkana lagi, renjana tak ingin berharap lebih pada kata kata arkana yang renjana tau sangat mirip dengan ayahnya Alvaro.
" Kana baik, ibu dirumah sendiri? "
" Iya"
" Ibu tak ingin bertemu dengan ku? Bahkan ibu tidak mengajakku untuk masuk ke dalam" Sungguh renjana tak ingin mengajak arkana masuk kedalam, renjana takut jika Erhan mengetahui hal itu Erhan akan marah padanya.
" Ah jadi seperti itu ibu memang tidak ingin bertemu denganku lagi, atau anak ibu yang baru itu akan menghukum ibu jika ibu mengizinkan ku masuk ke dalam? "
" Apa yang kamu katakan, Erhan bukan anak yang seperti itu"
" Lalu kenapa ibu tidak mengajakku masuk ke dalam? "
" Katakan, apa tujuan kamu datang kemari bukanlah kamu sendiri yang bilang kalau kamu tidak ingin bertemu denganku lagi? "
" Bu, ada beberapa hal yang ingin aku katakan dan tentunya aku ingin meminta maaf pada ibu atas semua perbuatanku yang lalu"
Hati Renjana berdesir mendengar anaknya yang ingin meminta maaf padanya, setelah sekian lama akhirnya hati anaknya terbuka juga. Mendengar niat arkana tersebut seketika membuat renjana lupa diri, ia langsung menarik tangan arkana masuk ke dalam, sementara arkana tersenyum penuh arti melihat ibunya yang sepertinya memang mudah untuk ditipu.
" Duduklah, akan ibu buatkan minum, kamu mau minum apa? "
" Apa saja tak masalah bu"
" Baiklah tunggu sebentar ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI ASMARA
General FictionJika banyak manusia sangat mendambakan pernikahan tapi banyak juga yang ingin menghindari pernikahan. sama seperti Renjana gadis biasa yang hidup layaknya gadis lain menjalani harinya seperti orang orang pada umumnya semua berjalan dengan baik, hin...