Chapter 28

367 19 0
                                    

Renjana melewati hari harinya hanya terbaring di rumah sakit, sesekali Aksa atau qiana membawanya berkeliling taman rumah sakit untuk menghilangkan rasa bosannya. 

Hari demi hari minggu demi minggu bulan bahkan demi tahun renjana lewati dengan hidup bergantung pada obat obatan dan terapi yang disarankan oleh dokter. Yah mungkin dokter mengatakan jika renjana mengidap penyakit langka tapi sejatinya satu satunya penyakit yang sangat menyiksa renjana adalah rasa rindu pada anaknya yang bahkan sampai saat ini tetap tidak mau menemuinya. 

Dua tahun berlalu, Aksa sebagai satu satunya keluarga sedarah yang ia miliki masih setia dan telaten mengurus dirinya, sejujurnya renjana merasa bersalah karna telah merenggut masa muda adiknya ini, ia bahkan sering meminta Aksa untuk menitipkannya ke tempat penitipan saja tapi Aksa sangat menolak hal itu. 

Hari ini sepulang dari kantor Aksa berniat ingin mengunjungi rumah Alvaro, meskipun ia tau kemungkinan apa yang akan terjadi tapi ia masih ingin datang ke rumah itu lagi, ia akan tetap membujuk keponakannya untuk bertemu dengan ibunya. 

Sesampainya disana dapat ia lihat bahwa arkana sedang duduk di taman depan rumah, dapat ia lihat keponakannya itu hidup dengan sangat amat baik, berbeda dengan kakaknya yang jika dilihat sekilas seperti orang yang hidup segan mati tak mau. Aksa sangat marah pada arkana tapi apa yang bisa ia lakukan jika kakaknya sangat menyayangi anak yang tidak mau pada ibunya ini. 

Narendra melihat Aksa saat ia turun dari mobil, saat ini Narendra sudah berusia 14 tahun sedangkan Arkana sudah berusia 10 Tahun. Ntah kenapa remaja 14 itu memiliki sifat yang sangat dewasa, Narendra adalah anak yang baik dan sopan. 

Narendra menyambut kedatangan Aksa ke rumah mereka,"maaf om mau ketemu sama ayah? Ayah belum pulang dari kantor om, kalau om mau ketemu sama  ayah nanti malam saja soalnya ayah baru pulang nanti malam om"

Aksa tak menyangka kenapa anak ini bisa sebaik dan se sopan ini, ia yang pada dasarnya tidak membenci Narendra tersenyum mendengar perkataan bocah empat belas tahun tersebut. 

" Om mau ketemu Arkana bukan ayah kamu"

" Oh Kana kamu dengar itu? Om Aksa mau ketemu sama kamu"

Narendra tentu saja sangat mengenal Aksa pasalnya Aksa dan renjana sudah sangat sering datang ke rumah mereka jadi wajar saja jika ia mengenal siapa pria yang ada di hadapannya ini. 

" Paman mau ngapain kesini? Kalau paman mau minta aku buat ketemu ibu aku tidak mau paman, aku sudah bilang berkali kali pada paman"

" Kenapa? Kenapa kamu sangat membenci ibu kandungmu sendiri? Kesalahan apa yang dia lakukan sampai hatimu telah tertutup untuknya, apakah kesalahan yang ia lakukan lebih besar daripada perjuangan yang ia lakukan demi hidupmu? "

" Ibu selalu mengabaikanku, dia selalu membuatku merasa kesepian, dia selalu meninggalkanku demi mencari uang padahal aku hanya ingin bersama ibu aku tidak butuh uangnya tapi ibu tidak mengerti "

" Kamu salah arkana, tanpa uang yang ibumu cari mungkin kamu tidak akan bisa hidup sampai saat ini, tanpa kerja keras yang ibumu lakukan mungkin kamu tidak akan mengenal yang namanya dunia pendidikan, tanpa pengorbanan yang ibumu lakukan mungkin saja kamu sudah tidak ada didunia ini atau bahkan kamu tidak akan sampai lahir kedunia ini, kamu masih bocah sepuluh tahun tapi kamu sudah sangat egois, paman paham selama ini kamu sangat kesepian, tapi apakah malam hari ibumu selalu mengabaikanmu? Tidak kan, dia selalu menemanimu belajar bahkan dia selalu tidur disampingmu"

" Kau tau arkana saat ini aku sangat marah padamu, aku sangat ingin menjauhkanmu dari ibumu tapi sayangnya dia terlalu menyayangimu, dia mengatakan jika aku melakukan sesuatu padamu maka dia akan membenciku sampai kapanpun, tapi aku tidak Terima apa yang ia katakan, kenapa ia harus mempertaruhkan segalanya hanya demi anak yang tidak tau terimakasih sepertimu? "

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang