Chapter 42

386 31 3
                                    

Hari berlalu begitu cepat, semua kesedihan, kesakitan dan kesulitan dilalui walau terasa berat. Jalan hidup yang harus dijalani harus tetap dihadapi yang perlu dilakukan hanya harus menjadi kuat dan tegar untuk melewati semua.

Bertahun tahun telah berlalu, saat ini Erhan sudah memasuki usia 23 tahun, tak terasa anak renjana tersebut sudah dewasa, ternyata sudah delapan tahun renjana merawatnya, sudah delapan tahun renjana berperan sebagai ibu untuk Erhan.

Setelah melalui berbagai hal Renjana dan Erhan memutuskan untuk kembali ke negara dimana Renjana berasal atau sebut saja Indonesia. Erhan akan melanjutkan kariernya di Indonesia.

Renjana tak menyangka tiba tiba anaknya membuat keputusan itu, pasalnya renjana tak tau menau mengenai hal itu, ia baru diberitahu sebulan sebelum keberangkatan, awalnya renjana sangat menolak keputusan itu, pasalnya renjana tak ingin kembali kesana, ia takut mengingat kejadian yang dulu, tapi Erhan meyakinkan Renjana kalau dia akan menjaga renjana dan tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi lagi.

Renjana tak boleh egois, ini keinginan anaknya dan tak ada salahnya jika ia mencoba kembali lagi. Kali ini ia bersama orang yang menyayanginya dan ia percaya pada anaknya.

Sesampainya di Indonesia ia harus berkunjung ke makam orangtuanya, ia juga sudah sangat merindukan Qiana, ia tentu saja tak boleh melupakan sahabat sekaligus saudaranya tersebut.

Tak terasa hari yang ditunggu tunggu telah tiba, hari dimana mereka akan terbang ke Indonesia. Renjana sangat gugup, bukan karna ia takut naik pesawat hanya saja ia gugup setelah sekian lama akhirnya kembali ke tanah dimana ia dilahirkan dan dibesarkan.

Erhan yang melihat renjana merasa gugup langsung mendekat dan menggenggam tangan ibunya.

" Mom, it's oke?"

" Yeah, I'm oke, mommy cuma gugup saja karna udah lama tidak pulang ke Indonesia " Erhan tersenyum mendengar jawaban renjana. Renjana menatap lamat anaknya lalu bertanya

" Han, kamu nggak papa kalau kita tinggal di Indonesia? Kamu nggak papa kalau kita ninggalin Daddy kamu disini? Kamu lahir dan besar disini,nggak papa kalau harus ninggalin negri ini? " Renjana merasa seperti merenggut seseorang dari tanah kelahirannya.

" It's oke mom, ini udah keputusan aku aku udah mikirin ini dari lama, Erhan yakin daddy pasti bangga karna Erhan akan menepati janji dan keinginan daddy "

" Janji dan keinginan? Maksud kamu apa? "

" Jadi gini mom, dulu sebelum daddy meninggal Erhan janji pada daddy kalau Erhan bakalan jagain dan bahagiain mommy, daddy juga minta agar Erhan selalu ada di samping mommy dan jagain mommy, mommy nggak usah khawatir kalau Erhan kangen sama daddy kita bisa datang kesini dan berkunjung ke makam daddy" ah renjana ingin menangis mendengar itu, seberharga itukah ia bagi suami dan anaknya.

" Kemarilah nak, terimakasih banyak untuk semuanya, mommy sangat bersyukur Tuhan mengirimkan seorang anak dan suami yang baik hati, ah mommy jadi ingin menangis" ucap renjana sambil memeluk anaknya.

Loh Dokter Aslan sudah meninggal? Kenapa bisa? Ya bisalah terserah author nya dong namanya juga cerita fiksi, cuma author yang bebas mau buat siapa saja meninggoy 🤣🤣🤣

Dokter Aslan meninggal setahun lalu, tepatnya saat Erhan berusia Dua puluh dua tahun, ia meninggal karna mengalami kecelakaan, selesai melakukan operasi ia buru buru untuk menghadiri acara kelulusan Erhan, karna ia buru buru akhirnya ia melakukan mobil dengan kecepatan melebihi batas wajar, saat akan berbelok is tak melihat ternyata ada truck besar di depannya yang menyebabkan kecelakaan.

Karna kecelakaan yang mengerikan tersebut akhirnya merenggut nyawa dokter Aslan saat itu juga. Renjana dan Erhan tentu saja sangat terpuruk akan hal itu, itulah kenapa Erhan memutuskan untuk mengajak renjana pindah ke Indonesia, agar mereka bisa melupakan kejadian mengerikan itu dan mencoba untuk menerima takdir tersebut, ia tidak mencoba melupakan daddynya, mereka akan berkunjung kalau ada waktu dan bisa juga kapanpun mereka mau.

Oke mari kita tinggalkan kisah yang memilukan dari kepergian dokter Aslan, kita harus membuka lembaran baru dan menjalani kehidupan selanjutnya apapun yang terjadi.

Setelah melakukan penerbangan selama Dua belas jam lebih, akhirnya mereka sampai juga di Indonesia. Setelah delapan tahun berlalu akhirnya Erhan menginjakkan kaki ke negri ini lagi.

Renjana dan Erhan sudah disambut dengan Aksa dan Qiana bersama anak dan suaminya. Mata orang orang itu berlinang airmata, akhirnya setelah sekian lama orang yang mereka cintai kembali ke negri ini untuk selamanya.

Aksa langsung memeluk kakak dan keponakannya, Aksa juga sama dengan renjana, meski Erhan bukan anak kandung renjana tapi Aksa sudah menyayangi Erhan layaknya keponakannya sendiri, mungkin jika ditanya ia bahkan lebih menyayangi Erhan daripada Arkana saat ini.

" Selamat datang kembali mba, semoga kali ini semua berjalan dengan baik dan mari kita jalani sama sama, dan untuk Erhan tolong bantu paman untuk menjaga dan membahagiakan mommy mu ya"

" Tentu saja paman, tanpa paman mintapun aku akan melakukannya"

" Terimakasih nak" Aksa langsung memeluk Erhan dengan erat.

" Lama banget tau, aku udah mau jadi nenek nenek nih lo baru balik kesini"

" Nenek nenek apaansih, masih muda juga, makasih Yan sudah ada untukku dan membantuku selama ini, dan kali ini mari memulai dari awal untuk sebuah akhir yang bahagia"

" Tentu saja"

" Ehem, bunda aku juga disini tau" ucap seorang pemuda tampan yang sepertinya seumuran dengan Erhan.

" Ya allah ini Dimas? Mashaallah bunda hampir nggak bisa ngenalin kamu, kemarilah" renjana langsung memeluk pria yang memanggilnya dengan sebutan bunda.

" Ya allah Dimas ternyata kamu udah sebesar ini, perasaan kamu masih bocah deh"

" Masa Dimas jadi bocah terus sih bun"

" Iya juga ya, ya ampun mana kamu cakep banget lagi pasti pacar kamu banyak ya? "

" Pacar apaan bun, kagak ada mah Dimas mau fokus berkarir dulu, nanti kalau udah mapan baru nyari pasangan ia kan mah? "

" Kok mamah sih? Semua terserah sama kamu, tapi saran mamah kamu harus jadi orang mapan dulu karna kalau mau sama anak orang itu harus punya modal"

" Bunda lihat lihat kayanya kamu seumuran anak bunda deh"

" Seumuran anak bunda? Ya nggaklah bun Dimas itu masih dua puluh tiga, anak bunda udah dua puluh delapan tahun, seumuran darimananya coba"

Qiana yang mendengar anaknya cepalaa ceplos begitu langsung saja memberikan cubitan maut pada anaknya. Dimas yang sadar akan ucapannya langsung terdiam. Begitu juga dengan renjana ia hanya tersenyum tipis mendengar kata kata Dimas tersebut. Ia tak marah dengan kalimat itu hanya saja seketika ia teringat pada Arkana. Benar, pasti anaknya sudah menjadi pria dewasa yang tampan, apa lagi Arkana itu sangat mirip dengan adiknya Aksa. Renjana langsung menoleh pada Aksa.

" Kalian sangat mirip, dia pasti setampan dan se gagah kamu kan Sa?

" Dimas maksud bunda Jana tuh anaknya yang ini, kamu lupa ya kalian pernah main bareng dulu waktu mereka ke Indonesia sama waktu kita mengunjungi bunda Jana ke Turki? Kamu seumuran sama Erhan makanya bunda Jana bilang seperti itu tadi iya kan Jan? " Qiana merasa tak enak hati pada Erhan karna perkataan anaknya tadi.

" Iya Dimas, maksud bunda tuh Erhan Dimas mau kan berteman dengan Erhan lagi? " Dimas yang sadar akan suasana canggung karna perkataannya langsung meminta maaf pada Erhan.

" Maaf ya bro, aku nggak ada maksud lain kok, karna kita juga udah lama nggak ketemu jadi aku lupa" ucap Dimas sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

" Santai saja, nggak papa kok" iya Erhan tidak masalah dengan hal itu, toh yang Dimas katakan benar juga, yang harus ia lakukan sekarang adalah membuktikan pada Arkana kalau ia salah karna menolak renjana sebagai ibunya.

TBC.....

NGGAK NYAMBUNG? YAUDALAH BACA AJA 🤣

JANGAN LUPA MAMPIR KE BOOK BARU AKU YA😚

SELAMAT MEMBACA...🤗

SEE YOU NEXT CHAPTER 💜💜

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang