Chapter 29

364 19 1
                                    

Aksa sudah mengurus semua berkas berkas yang di perlukan untuk pemindahan pengobatan renjana ke luar negri. Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya Aksa memutuskan akan membawa renjana berobat ke negara Turki. 

Bukan tanpa alasan Aksa melakukannya, pasalnya salah satu rumah sakit terbaik di dunia itu ada di Turki, selain rumah sakit dan penanganan nya yang bagus ia juga mendapat rekomendasi dari temannya. 

Aksa bersyukur dengan adanya bantuan dari temannya ia bisa memindahkan pengobatan renjana dengan lancar, hanya tinggal menunggu waktu keberangkatan, ah dan satu lagi ia belum memberitahu renjana akan hal ini, ia berencana akan memberitahu renjana hari ini, ntah apa yang akan renjana katakan hanya saja ia harus bisa meyakinkan renjana agar mau berangkat. 

Sebenarnya Aksa bisa menebak apa yang akan menjadi jawaban kakaknya, karna ia tak ingin usahanya sia sia ia akan meminta bantuan qiana untuk meyakinkan kakaknya. 

Drrrrt... Drrrttt.... 

" Assalamu'alaikum mba Yan"

" Wa'alaikumussalam Sa, kenapa? "

" Mba lagi dimana? "

" Mba lagi dirumah aja nih sama Dimas, kenapa? "

" Mba aku mau minta tolong sama mba"

" Minta tolong apa Sa, kalau mba bisa pasti mba bantu"

" Mba bisa datang ke rumah sakit sekarang? "

" Memangnya ada apa? Jana baik baik aja kan? "

" Iya mba jana gak papa kok mba, gini mba aku kan belum pernah bilang sama mba jana mengenai rencana pemindahan pengobatannya, nah rencananya aku mau bilang hari ini, tapi mengingat mba jana yang sangat menyayangi Arkana sudah pasti mba jana akan menolak, jadi aku mau minta tolong mba bantu aku buat yakinin mba jana, kalau mba gak bisa aku gak maksa kok mba"

" Kamu ngomong apa sih, demi kesehatan jana pasti mba bantu dong, yaudah mba sama Dimas siap siap dulu ya, sampai jumpa di rumah sakit"

" Iya mba makasih"

Qiana menghela nafas berat, benar apa yang Aksa katakan pasti akan sulit untuk meyakinkan renjana, dia pasti akan tetap memilih disini atau mungkin dia akan meminta untuk membatalkan pengobatannya. Qiana paham betul bagaimana sifat keras kepala renjana. 

Ingin sekali rasanya qiana menyeret Arkana ke hadapan renjana dan menunjukkan padanya se menderita apa ibunya saat ini. Meskipun ia kesal dengan arkana tapi qiana selalu mendoakan arkana menjadi anak yang baik dan berubah secepatnya. 

Qiana memasuki lorong rumah sakit dan langsung menuju ruangan yang sudah di tempati renjana beberapa tahun terakhir ini. Ruangan yang sudah sangat amat sering mereka kunjungi, ruangan yang sudah ia hafal keseluruhan ruangan tersebut. 

Ia melihat Aksa sedang menyuapi renjana, ini sudah waktunya makan siang, jadi sudah waktunya juga untuk minum obat, tapi sebelumnya renjana harus mengisi perutnya terlebih dahulu. 

Renjana menyunggingkan senyumnya melihat kedatangan qiana dan Dimas, ia langsung menyudahi makannya dan merentangkan tangannya. Qiana yang paham pun langsung memberikan Dimas pada renjana, karna renjana hanya berbaring di atas ranjang jadi tidak masalah jika Dimas duduk diatas pangkuannya. 

" Aduuh Dimas udah lama gak datang kesini Bunda Jana kangen sama Dimas, Dimas kangen gak sama Bunda? "

" Bunda kapan pulang? Dimas juga mau main sama bunda dirumah, kemarin Papah beli mainan baru nanti kalau bunda sudah pulang bunda main ke rumah Dimas ya bunda"

" Memangnya bunda boleh main kerumah Dimas? "

" Boleh iya kan Mah? "

" Iya boleh dong sayang, bunda pasti boleh main kerumah kita"

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang