Mentaripun telah menunjukkan sinar indahnya, orang orang mulai berlalu lalang kesana kemari, setiap orang mulai menyibukkan diri masing masing, tak terkecuali renjana dan Aksa yang sudah bersiap akan pulang ke rumah.
Aksa meminta agar mereka langsung berangkat dari rumah sakit saja tapi renjana menolak, ia mengatakan ingin kembali ke rumah terlebih dahulu, mau tak mau Aksa harus menuruti keinginan kakaknya.
Saat ini renjana dan Aksa sedang beres beres dirumah mereka, meski tak tau berapa lama mereka akan disana tapi tidak ada salah membersihkan seluruh rumah sebelum berangkat. Sebenarnya renjana hanya mengerjakan yang ringan saja karna Aksa melarangnya membantu lebih banyak. Lagipula menurut Aksa tidak banyak yang harus dibereskan hanya menyapu dan menyimpan barang yang sekiranya berharga yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke luar negri.
Perjalanan dari Indonesia ke Turki memakaan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 12 Jam 10 menit itulah kenapa Aksa mengambil jadwal penerbangan malam hari agar tidak terlalu membosankan jika memilih waktu siang hari.
Lagi pula dengan jadwal tersebut mereka masih bisa kembali ke rumah untuk merapikan sedikit rumah yang akan mereka tinggalkan ntah berapa lama nantinya.
Sejenak renjana melupakan perihal Arkana, perhatiannya teralihkan pada keberangkatan mereka nanti malam, mungkin jika di perhatikan tidak ada yang menyangka jika renjana sedang dalam keadaan yang sangat bersemangat kali ini.
Qiana juga datang ke rumah mereka walau hanya sedikit membantu, qiana menitipkan Dimas ke rumah mertuanya nanti akan dijemput oleh suaminya dan menyusul mereka ke bandara, sedangkan qiana akan berangkat bersama mereka.
Jika ditanya hati kecilnya sejujurnya qiana sangat amat tidak rela melepas renjana tapi apa mau dikata ini semua demi kesembuhan renjana.
Sementara di sisi lain kota ini terlihat tuan Grayson yang sedang fokus menyelesaikan pekerjaannya, ia harus pulang sebelum malam menjemput karna ia dan istrinya sudah berjanji akan menjenguk renjana hari ini.
Tuan Grayson berencana akan membawa Arkana untuk menemui renjana, mau tidak mau suka tidak suka Arkana harus ikut dengan mereka untuk menemui renjana, meskipun Arkana sudah memberikan berbagai alasan tapi tuan Grayson tetap akan membawa arkana, bahkan tuan Grayson sudah mengancam akan tetap mencari kemana pun Arkana bersembunyi.
Tuan Grayson harus bisa mempertemukan Arkana dengan renjana apapun dan bagaimanapun caranya, ia tidak mau jika arkana berlarut larut dalam lingkaran sesat itu. Ia berharap jika ia sering mempertemukan arkana dengan renjana suatu hari nanti hati Arkana akan melembut dan menerima ibunya kembali.
Berbeda dengan tuan Grayson yang sedang fokus menyelesaikan pekerjaannya maka nyonya Grayson juga sedang fokus menyelesaikan kegiatannya di dapur. Nyonya Grayson menyiapkan berbagai makanan kesukaan renjana, ia berharap renjana akan menyukai makanan yang ia bawa, lagipula sudah lama is tak menjenguk renjana yah hitung hitung sebagai permintaan maaf nya pada renjana juga.
Semua orang sedang sibuk dengan urusan masing masing sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore, maka sudah saatnya mereka harus berangkat menuju bandara.
Di jam seperti ini mustahil jika jalanan akan lancar lancar saja itulah mengapa mereka memutuskan untuk berangkat lebih awal, lagipula jarak dari rumah ke bandara juga lumayan jauh.
Tepat pukul lima sore mereka sudah sampai di bandara begitu juga dengan anak dan suaminya qiana. Benar saja mereka membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untung saja mereka berangkat lebih awal.
Renjana dan Aksa akan berangkat jam Tujuh, jadi mereka masih memiliki waktu dua jam untuk istirahat sembari melakukan pemeriksaan passport, visa dan dokumen pendukung lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI ASMARA
General FictionJika banyak manusia sangat mendambakan pernikahan tapi banyak juga yang ingin menghindari pernikahan. sama seperti Renjana gadis biasa yang hidup layaknya gadis lain menjalani harinya seperti orang orang pada umumnya semua berjalan dengan baik, hin...