Hari berganti hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun berganti tahun, waktu berjalan begitu cepat, tak terasa Aksa dan Renjana sudah Enam tahun di Negri orang.
Karna penyakit renjana yang tergolong langka maka butuh waktu lama untuk penyembuhannya, karna dokter dokter yang menanganinya memerlukan beberapa kali penelitian untuk proses pengobatan yang lebih bagus, saat ini penyakit renjana belum sepenuhnya sembuh, ia masih memerlukan beberapa kali terapi dalam sebulan itulah kenapa renjana belum kembali ke negrinya sendiri.
Sementara renjana masih menjalankan pengobatan maka Aksa menyibukkan diri dengan bekerja disana, meskipun ia memiliki tabungan yang banyak tapi mengingat sudah berapa lama mereka disini pasti membutuhkan biaya ekstra dikarnakan biaya hidup di negri ini sangatlah jauh berbeda dengan negara asal mereka.
Setahun setelah mereka di Turki Aksa mencoba mencari pekerjaan yang sekiranya tidak memakan waktu full seharian, karna biar bagaimana pun ia tetap harus merawat renjana.
Enam tahun berada di negri orang tentu saja renjana merasakan hal hal yang jauh berbeda dengan di negrinya sendiri.
Renjana harus menyesuaikan diri dengan orang orang di sekitarnya, meskipun ia belum bisa beraktivitas seperti biasa tapi Aksa selalu membawanya jalan jalan untuk menenangkan pikiran dan melatih saraf nya.
Renjana tentu saja sangat bahagia, karna jujur saja bertahun-tahun tahun di rawat di rumah sakit membuatnya merasa sangat bosan, setiap minggu Aksa selalu membawanya ke tempat tempat wisata atau tempat tempat yang di kunjungi banyak orang.
Enam tahun berada disana ternyata mampu membuat renjana mengikhlaskan Arkana, renjana sudah tidak pernah menanyakan Arkana pada Aksa atau Qiana lagi, ia mulai menjalani hidupnya seperti orang lain, ia mulai merelakan jika Arkana tak menginginkannya lagi, ia tak membenci Arkana hanya saja ia tak ingin terjebak dalam situasi menyedihkan itu, situasi dimana anaknya tak menginginkannya.
Selama renjana berada di Turki terlihat bahwa Qiana selalu menyempatkan diri untuk mengunjunginya, Qiana dan keluarganya selalu berkunjung setidaknya dua kali dalam setahun.
Renjana tak pernah menuntut agar mereka sering sering kesana, dengan mereka yang mengunjunginya saja sudah membuatnya bahagia.
Saat ini Renjana sudah tidak dirawat dirumah sakit lagi, renjana sudah diperbolehkan pulang kerumah sejak satu tahun lalu, hanya saja dokter bilang ia harus tetap menjalani terapi setidaknya dua kali dalam sebulan.
Lima tahun tinggal atau dirawat dirumah sakit tentu saja banyak pasien dan staff rumah sakit yang sudah sangat mengenal renjana, bahkan tanpa sepengetahuan renjana salah satu dokter yang merawatnya ternyata diam diam menaruh hati padanya.
Hari ini renjana akan melakukan pemeriksaan sudah sejauh mana perkembangan kesehatannya, berhubung Aksa sedang bekerja maka terpaksa renjana datang seorang diri, tapi ia tak masalah karna jarak apartement mereka tidak jauh dari rumah sakit, jika ia berjalan ia hanya membutuhkan waktu dua puluh menit.
Sesampainya renjana di rumah sakit staff rumah sakit yang berjaga di resepsionis langsung menyapanya.
" Eh Renjana datang lagi, mau ketemu dokter siapa hari ini? " dokter yang menangani renjana berjumlah empat orang jadi terkadang renjana konsultasi kepada dokter secara bergilir tergantung dokter mana yang sedang luang, atau bahkan jika ke empat dokter itu sedang di rumah sakit maka ia akan konsultasi langsung kepada mereka ber empat, karna memang penyakit renjana masih dalam proses penelitian oleh dokter yang menanganinya.
" Iya Naz, hari ini mau ketemu Dokter Ozkan, dokter Ozkan ada hari ini? "
" Loh kamu gak tau Jan? Hari ini dokter Ozkan sedang libur karna istrinya sedang melahirkan, memangnya sebelumnya jana tidak memberitahu dokter Ozkan kalau jana mau konsul? "
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI ASMARA
General FictionJika banyak manusia sangat mendambakan pernikahan tapi banyak juga yang ingin menghindari pernikahan. sama seperti Renjana gadis biasa yang hidup layaknya gadis lain menjalani harinya seperti orang orang pada umumnya semua berjalan dengan baik, hin...