Pesawat yang dinaiki Aksa dan renjana sudah lepas landas menuju tempat persinggahan yang akan memberikan harapan bagi semua orang untuk kesembuhan renjana.
Qiana dan keluarganya memutuskan untuk kembali pulang, selanjutnya mereka akan menunggu kabar baik dari Aksa dan renjana.
Sementara di sisi lain tuan dan nyonya Grayson sedang sibuk mempersiapkan apa saja yang menurut mereka layak dibawa ke rumah sakit sebagai buah tangan untuk renjana.
Arkana tentu saja menolak ajakan kakek dan neneknya untuk berkunjung ke rumah sakit, tapi mau bagaimana lagi jika tuan Grayson alias kakeknya sudah memberikan titah maka semuanya mutlak harus dituruti tidak boleh dibantah.
Narendra yang memiliki sifat jauh lebih dewasa dari adiknya itu mencoba membujuk adiknya agar dia juga mau berkunjung.
Sejujurnya Narendra sangat bahagia karna ia akan bertemu dengan renjana lagi, ntah kenapa Narendra justru lebih bersemangat daripada Arkana, Narendra memang tidak dekat dengan renjana, bahkan mereka hanya bertemu sebanyak tiga kali saja tapi Narendra merasa nyaman berada disekitar renjana, sangat berbanding terbalik dengan Arkana yang jelas jelas anak kandung renjana.
" Narendra, Arkana kalian sudah siap? "
" Sudah nek, sebentar aku sama Kana akan turun" jawab Narendra
Dengan langkah yang terasa berat akhirnya Arkana memasuki mobil juga, yah jika dia tetap tidak mau ikut maka dapat di putuskan ia akan berakhir menyedihkan di pinggir jalan di tengah kota.
Melihat bagaimana kejamnya kakeknya pada ayahnya jika melakukan kesalahan maka ia juga harus berpura-pura mengikuti semua kata kata kakeknya.
Tuan Grayson melajukan mobilnya membelah jalan yang tidak terlalu ramai karna saat ini sedang hujan deras jadi orang orang mengurangi aktivitas luar rumah.
Suasana didalam mobil sangat hening, tak ada yang mau berbicara terutama Arkana. Tapi nyonya Grayson tidak menyukai hal itu, is mencoba mencairkan suasana dengan mengajak mereka mengobrol, tidak jelas mau bahas apa asalkan perjalanan mereka tidak diliputi kesunyian.
" Nanti sesampainya disana Kana harus ngomong sama ibu kamu ya"
" Hmmm"
" Dengar Arkana, kakek menyayangi kalian bahkan melebihi ayah kalian sendiri, tapi satu hal yang harus kalian ketahuilah bahwa kakek tidak menyukai anggota keluarga yang tidak bisa diatur, kalian bebas ingin melakukan apa saja tapi kalian tidak bisa mengabaikan orang tua kalian, sejahat apapun orangtua kalian dimata kalian tapi kalian harus tetap menyayanginya dan menghormatinya "
" Dulu ayah kalian jauh lebih kesepian dari kalian, kakek dan nenek harus meninggalkan ayah kalian bersama buyut kalian karna kakek dan nenek harus pergi keluar negri untuk urusan pekerjaan, tapi ayah kalian tidak pernah membenci kakek dan nenek, ayah kalian mengatakan itu semua demi biaya hidupnya dan sekolahnya" jelas ibu Alvaro.
" Kana nenek tau kamu merasa kesepian karna ibumu selalu sibuk dengan pekerjaannya, tapi apa kamu pernah memikirkan bagaimana perjuangannya untukmu? Kamu tau kan jika ayah dan ibumu sudah berpisah sejak kamu masih bayi, dan asal kamu tau mereka berpisah karna kelakuan buruk ayahmu, seandainya saja ayahmu tidak berbuat serong mungkin ibumu tidak perlu bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhanmu"
Mendengar itu jujur saja Narendra merasa sakit hati, jika seandainya ibunya tak membawanya ke hadapan ayahnya pada saat itu, seandainya saja ibunya tidak egois menginginkan pengakuan dari ayahnya mungkin ini semua tidak akan terjadi.
Ia benar benar harus minta maaf pada renjana, meskipun semua adalah salah ibunya tapi jika ia tidak lahir karna sebuah kesalahan mungkin ibunya dan ibu Arkana masih berteman sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI ASMARA
General FictionJika banyak manusia sangat mendambakan pernikahan tapi banyak juga yang ingin menghindari pernikahan. sama seperti Renjana gadis biasa yang hidup layaknya gadis lain menjalani harinya seperti orang orang pada umumnya semua berjalan dengan baik, hin...