Chapter 21

429 15 0
                                    

Tak terasa saat ini Arkana sudah menginjak usia satu tahun, dan tak terasa juga renjana sudah melupakan kehidupannya sebelumnya yang ia lewati bersama orang orang tak tau diri.

Renjana sudah memutuskan untuk berdamai dengan keadaan, ia akan melupakan kejadian menyakitkan sebelumnya, ia akan melupakan orang orang yang membuatnya sakit hati.

Renjana sudah memutuskan akan melanjutkan hidup sebagai single mom, is akan menghabiskan waktu untuk mengurus anak semata wayangnya tersebut.

Meskipun Arkana tak didampingi ayahnya tapi renjana harus bisa memberikan kasih sayang yang cukup pada Arkana, itulah kenapa akhirnya renjana memutuskan untuk resign dari pekerjaannya sejak Arkana menginjak usia 7 bulan.

Orang orang disekitarnya memberi saran agar renjana menikah lagi supaya Arkana memiliki sosok ayah meskipun hanya ayah pengganti. Tapi sepertinya renjana lebih memilih untuk membesarkan Arkana seorang diri.

Renjana selalu mengatakan untuk tidak memikirkan ke arah sana terlebih dahulu, orangtua renjana tidak masalah jika renjana ingin menikah lagi atau tidak, mereka tidak ingin memaksa renjana lagi, kali ini mereka akan mengikuti apapun yang renjana putuskan.

Senja mulai menyapa hamparan manusia yang masih berlaku lalang, is mulai menunjukkan berapa indah dirinya, renjana menikmati bagaimana senja mulai tenggelam secara bertahap.

Jika dipikir pikir lagi ia sudah mengalami banyak hal, banyak hal yang bisa ia jadikan pelajaran hidup, waktu berlalu begitu cepat bahkan ia juga sudah menjadi seorang ibu, ia tak lagi se bebas dan seluang dulu, ia juga harus bisa membagi waktu untuk mengurus anak dan mengurus rumah. Tapi hal yang membuat renjana bangga akan dirinya ialah ia masih mampu bertahan sampai sekarang ini.

Ia akui ini adalah sebuah pencapaian yang luar biasa bagi orang sepertinya. Sedang asik termenung tiba tiba qiana muncul sambil menggendong Arkana.

" Kana lihat ibumu termenung lagi, nanti kesambet baru tau rasa, lagi mikirin apa sih lo? "

" Gue lagi mikir kok bisa ya gue punya temen kaya lo"

" Yeee padahal lo senang abis kan punya temen kek gue"

" Kalau boleh jujur nih Yan,sebenarnya gue terpaksa banget temenan sama lo"

" Gue jejelin kaos kaki ya mulut lo ngomong gitu" celetuh qiana.

Candaan seperti ini sudah biasa bagi mereka dan untungnya tak ada yang sakit hati.

" Kalian dari mana sih Yan? "

" Gue bawa Kana jalan jalan, lagian liburan tapi kok diam bae di bila, itu namanya bukan liburan tapi pindah tempat tidur doang tau gak"

" Ya gue cuma lagi malas aja yan "

" Kana kamu beruntung banget Bunda ikut liburan kalau gak kamu udah mati kebosanan dibuat ibu kamu"

Arkana yang melihat Ibu dan bundanya berdebat hanya tertawa, bukannya takut itu malah menjadi hiburan tersendiri bagi Arkana yang belum mengerti apa apa.

Ya Arkana memanggil Qiana dengan sebutan Bunda karna memang qiana juga sangat menyayangi Arkana, jadi ide untuk memanggil dirinya Bunda ya ide qiana sendiri. Sedang renjana Arkana memanggil nya dengan sebutan ibu bukan Mommy, Mamah, ataupun yang lainnya. Renjana merasa sebutan ibu terasa lebih dekat dari pada yang lainnya.

Renjana, Arkana dan Qiana memutuskan untuk berlibur setelah Qiana mendapatkan izin cuti dari perusahaan tempat ia bekerja, awalnya renjana hanya ingin pergi berdua tapi Qiana tetap ngotot ingin ikut bersama mereka.

Mereka berlibur ke salah satu vila yang tidak jauh dari kota, akan tetapi suasana tempat tersebut sangat asri, tenang tanpa adanya suara kendaraan yang hilir mudik.

Itulah kenapa mereka memilih tempat tersebut, banyak pengunjung tapi hanya orang orang lokal saja. Dari pagi sampai siang mereka hanya berkililing disekitar pantai dan bila saja, tak ada yang ingin jauh jauh karna Arkana masih bayi gak mungkin mereka membawa Arkana untuk berjemur, renjana dan qiana tidk sebodoh itu.

Di sisi lain ada keluarga yang menjalankan aktivitasnya seperti biasa, sepasang suami istri katanya yang sedang heboh karna sangat suami sedang mencari perlengkapan kantornya sedangkan anak sulungnya sedang mencari peralatan sekolahnya.

Saat ini Alvaro sudah membawa jenia dan anaknya ke rumah yang ia tempati sebelumnya bersama renjana, tepat setelah jenia melahirkan anak kedua mereka ia tak mau membiarkan jenia mengurus anak mereka sendiri lagi itulah kenapa ia membawa jenia ke rumah tersebut.

Saat ini anak sulungnya sudah berusia 4 tahun lebih, Alvaro dan jenia sepakat untuk memasukkan Narendra ke taman kanak-kanak agar Narendra memiliki pergaulan yang lebih luas dan interaksi dengan orang banyak.

Terkadang jika ia melihat Meta is pasti teringat dengan Arkana karna usia mereka yang hanya beda beberapa bulan saja. Yap Nama anak kedua Alvaro adalah Leila Armeta. Anak keduanya berjenis kelamin perempuan, mungkin jika renjana tak bercerai dengannya is sudah memiliki tiga anak sekarang.

Beberapa bulan terakhir ini Alvaro sudah mencoba mencari tahu keberadaan renjana dan keluarganya tapi tidak ada yang tau, yah mungkin sebenarnya mereka tau hanya saja mereka tak ingin memberitahunya.

Renjana dan keluarganya memutuskan untuk pindah rumah, orangtua renjana lelah dengan kedatangan Alvaro setiap hari ke rumah mereka, akhirnya Aksa memaksa orangtua dan kakaknya untuk pindah rumah saja, jika ia dirumah mungkin meskipun muak ia akan selalu mengusir Alvaro tapi masalahnya ia berada di luar negri, jadi satu satunya cara ya mereka harus pindah.

Jangankan Alvaro bahkan orang tuanya saja tidak tau kemana renjana dan keluarganya pindah, satu²nya orang yang mengetahui alamat rumah mereka saat ini hanyalah Qiana. Bahkan Qiana tak mau memberitahu Ezio kemana renjana dan keluarganya pindah.

Aksa memang sengaja merahasiakan tempat baru keluarganya, ia hanya ingin keluarganya melewati hari dengan tenang seperti sebelumnya.

➻➻➻

Lama menunggu dan saling meneguhkan hati, sepertinya Qiana dan Ezio sudah menemukan titik terbaik dari hubungan mereka, Ezio sudah memutuskan untuk melamar Qiana, ia tak ingin orang yang ia sayangi dan cintai berjuang seorang diri.

Orangtua Qiana sudah meninggal tiga tahun lalu, ayahnya meninggal karna memang faktor umur yang sudah sangat tua, sedang ibunya meninggal 4 bulan kemudian setelah sakit keras, ibunya sering sakit sakitan semenjak ditinggal ayahnya, akhirnya 4 bulan kemudian ibunya juga menyusul ayahnya.

Qiana berada dalam keterpurukan dalam beberapa waktu, tapi ia bersyukur karna orang orang di sekitarnya sangat menyayangi dan mencintainya. Keluarga renjana selalu memperlakukannya dengan baik, karna memang mereka sudah menganggap Qiana sebagai anggota keluarga mereka juga.

Mau tidak mau acara lamaran akan dilakukan dirumah keluarga renjana, awalnya qiana menolak karna ia tau bagaimana Aksa menyembunyikan keluarganya dari orang orang, tapi demi dirinya mereka malah rela melakukan hal itu.

Orangtua dan keluarga renjana akan menjadi wali Qiana, karna almarhum ayah dan ibunya sama sama anak tunggal, mereka tak memiliki saudara yang bisa jadi wali Qiana, sedangkan kakek dan neneknya sudah meninggal saat Qiana masih duduk di bangku SMP dulu.

Qiana akan melangkahkan kakinya pada gerbang kehidupan yang baru, gerbang kehidupan yang begitu seseorang memasukinya maka hidupnya akan berubah drastis.

Karna sejatinya kehidupan rumah tangga itu sebuah ajang uji nyali buat orang orang yang berani melangkah kan kaki ke jenjang itu, ajang yang akan menentukan siapa yang bertahan sampai akhir maka dialah pemenangnya.

TBC......

Gaje bgt anjir😑

Udalah ceritanya gak jelas updatenya juga telat lagi🥲

Nyambung gak nyambung sambungin aja dah 👍

SELAMAT MEMBACA 👐👐👐

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang