Chapter 13

351 16 2
                                    

Sejatinya orang ketiga hadir karna orang kedua membuka atau memberi jalan dan memberi tempat juga ruang untuk orang ketiga tersebut, jika hal ini tidak terjadi maka kemungkinan orang ketiga untuk masuk itu sangat kecil, jika ingin menyalahkan maka jangan hanya menyalahkan pihak ketiga saja akan terapi pihak kedua yang terlibat di dalamnya juga.

Tak semua orang mampu menerima kenyataan rumah tangga yang sudah dibina hancur karna orang ketiga, tapi yang namanya manusia hanya bisa berharap agar hal itu tidak terjadi.

Jika keluarga hancur karna kehadiran orang ketiga maka perlu untuk diingatkan jika akan banyak pihak yang tersakiti, baik itu kedua belah pihak, orangtua dan keluarga kedua belah pihak bahkan orang ketiga tersebut.

Sebutan untuk orang ketiga bukanlah nama atau gelar yang indah untuk didengar, sampai kapanpun orang yang mendapat gelar sebagai orang ketiga itu bukanlah orang baik baik.

Jika kita telaah diluaran sana akan banyak wanita yang menangis mengetahui fakta rumah tangganya goyah karna orang ketiga, banyak wanita yang rela menahan rasa sakit batin demi mempertahankan anak anaknya.

Tapi tidak dengan Renjana, ia memang mencintai Alvaro tapi rasa sakit hatinya lebih besar daripada rasa cintanya pada suaminya, ia memang menangis saat mengetahui kebenarannya dari mulut suaminya tapi tidak sekarang, yah menurutnya percuma menangisi hal itu karna semua tidak akan kembali seperti semula.

Saat ini renjana membawa Qiana ke suatu tempat, ia membutuhkan penjelasan dari sahabatnya itu, mengenai kebenaran dari perbuatan buruk suaminya, bagaimana sahabatnya ini mengetahui hal itu dan kenapa ia menybunyikannya sampai sejauh ini.

Mereka menuju ke suatu tempat yang biasa mereka kunjungi saat masih sekolah, sebuah gedung tua yang sudah terbengkalai yang terletak dekat sekolah mereka dulu, kenapa kesini? Karna ini adalah tempat yang biasa mereka datangi jika mereka sedang bosan, karna pemandangan dari lantai atas itu sangat indah.

" Gue gak butuh basa basi cukup jelaskan se jelas jelasnya biar gue gak salah paham sama lo" ucap renjana to the point.

Mendengar itu Qiana hanya bisa menghela nafas, ia tak membantah karna ia tau saat ini renjana sedang tidak baik baik saja.

" Oke gue mulai, jangan potong omongan gue sampai gue selesai bicara agar tidak ada yang simpang siur" mendengar itu renjana hanya menganggukkan kepalanya.

" Awalnya gue curiga sama Alvaro waktu lo cerita ke gue masalah suami lo yang suka lembur tiba tiba, ya gimana aneh aja gitu dia yang biasanya selalu pulang tepat waktu, dia yang selalu lembut sama lo tiba tiba berubah gitu, nah gue yang penasaran akhirnya inisiatif nanya sama Ezio" renjana langsung menoleh pada Qiana, ia kaget bagaimana bisa Qiana kenal dengan Ezio?

" Gue tau lo pasti kaget kenapa gue kenal sama Zio kan? Untuk itu akan gue jelasin nanti, sekarang gue mau jelasin masalah lo sama suami lo dulu oke" Renjana hanya mengangguk mendengar hal itu.

" Oke lanjut, setelah itu setiap kita telponan lo selalu bilang kalau suami lo jarang dirumah dan selalu lembur, nah gue akhirnya nanya sama zio apa dia lagi lembur, tapi zio bilang di kantornya itu gak pernah ada sistim lembur, meskipun ia atasan atau pemilik perusahaan sekalipun, zio bilang itu memang peraturan yang dibuat oleh pemilik perusahaan yang tidak lain adalah mertua li sendiri, dia sengaja membuat peraturan itu agar orang yang bekerja di kantornya tetap memiliki waktu bersama keluarga di malam hari, trus dari situ gue makin gak percaya sama kata kata lembur yang selalu suami lo bilang, nah waktu gue mau ngunjungin zio gue nyempatin diri buat belanja ke swalayan dekat rumah zio, tapi tanpa di duga gue liat suami lo lagi belanja keluarga bareng Jenia, awalnya gue kaget karna wanita itu jenia, setelah itu gue keluar dan sengaja nunggu mereka di parkiran dan memutuskan untuk mengikuti mereka hingga sampailah di apartemen mereka yang sekarang, awalnya gue kira suami lo bakalan berhenti setelah itu tpi ternyata aku salah, yang lebih bikin aku marah adalah ternyata zio ikut membantu suami lo dalam hal ini, gue yang tau hal itu langsung minta pada zio untuk tidak ikut campur lagi dan memintanya juga untuk menasihati suami lo, tapi ternyata suami lo batu banget gak bisa dinasehati karna zio bilang suami lo udah terlanjur sayang banget sama anak yang jenia bawa".

" Seminggu kemudian Zio menemui suami lo dan jenia, dia mengatakan agar suami lo meninggalkan jenia begitu juga pada jenia tapi ternyata dia tahun kemudian mereka malah menikah secara diam diam, setelah itu zio sudah tidak pernah berhubungan dengan suami lo lagi, dia juga berhenti dari perusahaan mertua lo, dan gue juga berhenti ngikutin suami lo dan jenia karna memang setelah gue gak pernah melihat mereka lagi, tapi sayangnya tadi saat gue mau beli makan siang gue malah melihat mereka lagi dan itu membuat gue marah, awalnya gue mau menemui mereka untuk menasihati mereka lagi tapi ternyata lo juga ada disana, karna gue gak mau lo malu akhirnya gue memutuskan untuk datang ke hadapan kalian semua dan akhirnya ya begitu kita bertemu disana ".

" Kenapa gue gak mau memberitahu lo selama ini karna gue gak mau sakit hati jan, gue gak mau lo nangis karna cowok kaya gitu, maaf kalau gue ikut campur dan nyembunyiin ini dari lo, lo boleh kok marah sama gue tapi tolong jangan benci sama gue jan, gue beneran lakuin ini karna gue sayang banget sama lo"

Marah? Tentu saja siapa yang tidak marah jika dibohongi sama sahabatnya sendiri, tapi mendengar penjelasan Qiana renjana mana bisa marah padanya, ia malah bersyukur ternyata Qiana sepeduli itu padanya.

Renjana menatap lama Qiana, ia bersyukur Tuhan mengirimkan orang sebaik Qiana untuknya.

" Yan,menurut lo gue harus apa"

" Sebagai sahabat gue cuma bisa bilang lo harus benar benar memikirkan hal ini jan, gue gak mau lo tersakiti lebih jauh lagi, tapi gue gak tau apa lagi saat ini lo lagi hamil "

" Ngomong ngomong soal hamil, gue juga butuh penjelasan Jan"

" Penjelasan apa? Seperti yang lo dengar tadi, gue lagi hamil 3 minggu, awalnya gue juga gak tau tapi dia hari ini badan gue lemes mulu, mual dan pusing juga eh pas gue ingat ingat lagi ternyata gue udah telat satu bulan dan pas gue periksa ke dokter ya gitu dokter bilang gue beneran hamil"

" Trus gimana Jan? Lo tetap bakal mempertahankan rumah tangga lo? "

" Yan, lo tau kan alasannya kenapa gue gak terlalu memikirkan soal pernikahan? Ya karna ada dua hal yang gue takutin, gue takut dapat suami yang ringan tangan sama istrinya dan suami yang tidak cukup hanya dengan satu perempuan, dan lo juga tau gue bisa memaafkan tiap kesalahan kecuali dua hal itu, tapi naas nya suami gue malah milih keduanya, apa menurut lo pria seperti itu masih pantas untuk di pertahankan? Dalam hidup gue tidak ada kesempatan kedua untuk pria seperti itu, dan untuk anak gue, gue bakal mengurusnya dan membesarkannya nanti, gue punya orangtua lengkap, gue punya pekerjaan yang bagus juga dan gue juga punya lo, yah lo harus siap sih gue repotin nantinya"

" Santai aja Yan, lo tau kan gue wanita kuat gue bisa berdiri diatas kaki sendiri, dan gue akan membesarkan anak ini sendiri, yah walaupun mungkin gue bakal pisah sama Varo setelah anak ini lahir"

" Tapi kenapa harus setelah anak ini lahir? Kenapa gak secepatnya aja, emang kamu tahan tinggal serumah dengannya? Bagaimana jika ia membawa jenia ke rumah kalinya secara jenia juga istri sah nya sekarang"

" Gue bisa aja sih ngurus surat cerainya sekarang tapi gue gak mau"

" Kenapa? Lo masih nunggu dia berubah? "

" Ya nggaklah Yan, lo pikir hati gue buat mainan?, gue bakal manfaatin dia dengan alasan tanggung jawab sebagai ayah dari anak yang gue kandung, gue bakal banyak banyak ngerepotin dan mengambil waktunya sampai dia gak punya waktu buat jenia dan anaknya, dan gue bakal buat dia lebih cinta lagi sama gue, setelah anak ini lahir gue bakal pindah ke luar negri, gue bakal pindah ke Turki karna kebetulan adek gue bakalan pindah tugas dari Jerman ke Turki jadi gue bakal ikut dia tinggal di Turki sampai tiba saatnya gue bakal kembali kesini dengan membawa anak yang akan membalas perbuatan mereka nanti, yah katakanlah kalau gue wanita jahat saat ini tapi mau bagaimana lagi inilah gue yang sebenarnya "

Nggak... Nggak.. Nggak... Ini bukan Renjana yang ia kenal, ini pertama kalinya Qiana melihat sifat asli renjana, dia tidak menyangka jika renjana sudah berfikir sejauh ini, apa apaan rencana diluar prediksi ini. Ia mengira renjana akan menangis seharian pasalnya Alvaro adalah cinta pertama renjana, itu pun setelah menikah. Apakah sakit hatinya sudah berlebihan sampai ia sudah merencanakan semua ini? Tapi apapun itu Qiana akan tetap mendukung semua keputusan renjana, yang terpenting renjana bahagia.

TBC......

Kemaren aku gak up karna disini dari malam sampe malam lagi jaringan gak ada.. 🥲🥲

Typo masih dimana mana kayanya, harap maklum ya gaes😁

Semoga kalian suka ceritanya, maaf kalau gak nyambung🙂

Jangan lupa tinggalkan jejak nya ya, biar upnya makin rajin juga🤭🤭

SELAMAT MEMBACA 👐👐👐

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang