Chapter 26

363 19 5
                                    

Sesampainya dirumah bukannya merasa tenang mendengar perkataan Narendra tapi perasaan renjana semakin sedih. Ia harus mengingat semua kenangan yang ia lalui bersama Arkana.

Kemana pun ia pergi seisi rumah selalu di penuhi dengan kenangan Arkana, ia akui dirinya memang terlalu sibuk mencari nafkah sampai sampai ia harus menitipkan Arkana pada qiana, tapi malam hari ia selalu menyempatkan waktu untuk Arkana bahkan saat ia sedang banyak pekerjaan.

Ia selalu berusaha membahagiakan dan memenuhi semua keinginan Arkana agar ia betah hidup bersama renjana, ternyata itu semua tak sesuai harapannya.

Semakin hari kondisi renjana semakin memprihatinkan, ia semakin terlihat kurus dan seperti tak terawat. Berkali kali qiana selalu memaksanya untuk makan tapi ia selalu menolak, ia selalu bertanya apakah jam segini Arkana sudah makan, biasanya jam segini Arkana akan begini akan begitu selalu saja itu yang renjana ucapkan setiap hari.

Qiana tak menyangka jika Arkana yang ia kenal sebagai anak baik budi, anak yang penurut dan sayang pada ibunya bisa menjadi seperti ini.

Qiana tak bisa memantau renjana tiap hari karna ia juga memiliki keluarga, ia tak bisa mengabaikan keluarganya begitu saja, apa lagi anaknya masih kecil.

Ezio bahkan sudah menyarankan agar membawa renjana kerumah mereka supaya mereka lebih mudah memperhatikan renjana tapi renjana selalu menolak is selalu mengatakan akan menunggu Arkana dirumah, barangkali nanti Arkana ingin pulang ia tak merasa kesepian lagi.

Qiana akhirnya memutuskan untuk menceritakan segalanya pada Aksa, tak ada pilihan lain Aksa adalah satu satunya yang bisa mengurus renjana.

Aksa yang mendapat kabar mendadak mengenai itu semua memutuskan untuk kembali dan resign dari pekerjaannya. Is mengundurkan diri secara baik baik, ia mengatakan harus pulang ke Indonesia untuk mengurus kakak nya yang sedang kurang sehat, tapi karna kinerjanya yang sangat bagus dan memuaskan akhirnya pihak perusahaan mengatakan mereka tidak akan menerima surat pengunduran diri itu, jika suatu hari ia ingin kembali bekerja diperusahaan tersebut mereka akan dengan senang hati menerimanya kembali.

Aksa sangat beruntung diberikan orang orang baik disekitarnya. Aksa memutuskan untuk pulang, ia harus meluruskan semua masalah ini sampai selesai, jujur saja ia lelah melihat kakaknya harus menderita seperti ini. Ia tak mau kakaknya menjalani hidup penuh penderitaan terus.

Saat ini Aksa sudah berada di rumah renjana, ia sangat sakit melihat berapa kurus dan menyedihkannya kakaknya itu, wanita yang dulu cantik segar dan pekerja keras saat ini terlihat seperti wanita cantik yang kekurangan asupan gizi.

Aksa meneteskan airmata melihat itu, ia langsung mendekat dan memeluk kakaknya.

" Sa, dia pergi ninggalin mba, dia bilang mba ibu yang jahat, dia benci sama mba sa, mba harus gimana sa"

" Mba tenang ya, biar Aksa yang urus semua ya saat ini mba harus fokus sama kesehatan mba oke, Aksa gak mau liat mba jadi kaya gini "

" Mba baik baik aja kok sa, mba cuma mau Kana pulang kesini lagi dan tinggal sama mba"

" Iya besok Aksa akan kesana dan ajak Kana pulang, sekarang mba tenang aja ya"

" Beneran? "

" Iya mba, mab sudah makan? "

" Sudah" ia bahkan belum memakan apapun sejak pagi.

" Yasudah kalau gitu mba sekarang istirahat ya, ini sudah malam mba harus istirahat aku juga mau istirahat dulu soalnya aku baru nyampe juga"

" Maaf ya Sa, lagi lagi mba merepotkanmu"

" Uda deh mba kaya sama siapa aja"

Renjana memasuki kamarnya begitu juga dengan Aksa, ia sangat lelah setelah perjalanan jauh, ia harus istirahat untuk mengumpulkan tenaga untuk menghadapi esok hari.

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang