Chapter 24

424 14 2
                                    

Pagi pagi renjana sudah sibuk menyiapkan sarapan dan bekal untuk Arkana dan dirinya. Karna Arkana sudah sekolah maka ia harus membawa bekal, sedangkan renjana sudah kembali bekerja jadi ia harus membawa bekal untuk menghemat pengeluaran.

Semenjak mereka pindah Arkana sudah tak pernah bertemu dengan ayahnya lagi, sejujurnya Arkana merasa sedih tapi ia tak ingin membuat ibunya marah jika ia meminta pindah ke sekitar rumah mereka yang lama.

Arkana tau ibunya pasti masih sedih atas kehilangan kakek dan neneknya jadi untuk saat ini Arkana harus menjadi anak baik budi.

Renjana selalu mengantar Arkana kesekolah pagi pagi baru setelahnya ia akan berangkat bekerja. Saat jam pulang sekolah maka Qiana yang akan m3njemput Arkana karna saat ini Qiana sedang cuti hamil, jadi ia punya waktu luang untuk menjemput Arkana .

Hari Hari berlalu seperti biasa, semua berjalan lancar seperti hari hari sebelumnya hingga tiba tiba hal yang tak di duga terjadi kembali, Arkana kembali bertemu dengan ayahnya di sekolah.

Bagaimana bisa? Apa Alvaro sengaja mencari tahu kembali tentang renjana dan anaknya lalu mengikutinya?.

Ntahlah tidak ada yang tau apakah ini sebuah kesengajaan atau tidak. Yang pasti Arkana bertemu Alvaro kembali saat Alvaro mengantar Meta ke sekolah, Arkana dan Meta hanya beda satu tahun jadi tak apa untuk memasukkan Meta ke sekolah lebih awal.

Melihat ayahnya di lingkungan sekolah tentu saja hal itu membuat Arkana sangat bahagia, is langsung saja memanggil Alvaro.

" AYAH"

Tidak tau kenapa Alvaro refleks menoleh kala ia mendengar seseorang memanggil ayah, padahal jika di pikir pikir lagi bukan hanya dirinya saja orangtua laki laki yang ada disekolah itu saat ini.

Arkana langsung berlari ke arah Alvaro dan langsung memeluknya.

" Ayah Kana rindu sama ayah"

" Ayah juga rindu sama Kana, Kana kemana aja beberapa waktu lalu ayah selalu datang ke taman dengan Meta biar ayah bisa ketemu sama kamu, tapi kamu tidak pernah datang lagi"

" Iya ayah, Kana dirumah terus menemani ibu"

" Memangnya ibu kamu kenapa? Dia sakit? " Terdengar nada khawatir dari pertanyaan Alvaro, mendengar anaknya mengatakan itu tentu saja ia khawatir karna dari lubuk hatinya yang paling dalam ia masih mencintai renjana. Setelah kepergian renjana ntah kenapa ia malah tidak bisa melupakan renjana, padahal sudah berlalu 5 tahun tapi jika ditanya ia masih mencintai dan menginginkan renjana.

" Ibu tidak sakit ayah, hanya saja waktu itu ibu selalu sedih dan menangis setiap hari"

" Menangis? Menangis kenapa? "

" Karna kakek dan nenek sudah meninggal, itulah kenapa ibu selalu sedih dan menangis"

Alvaro sangat shock mendengar berita itu, ternyata mantan mertuanya sudah meninggal.

" Kalau ayah boleh tau kakek dan nenek meninggal karna sakit apa? "

" Paman Aksa bilang kakek dan nenek tidak sakit apa apa"

" Lalu bagaimana mereka bisa meninggal? "

" Saat Kana dan ibu pergi liburan tiba tiba rumah kakek dan nenek kebakaran, dan paman Aksa bilang kakek dan nenek terjebak didalam rumah, begitu deh Kana juga tidak tau bagaimana tapi paman Aksa hanya menjelaskan itu saja"

" Lalu setelah itu Kana tinggal dimana? "

" Setelah kakek dan nenek di makamkan paman Aksa membawa kami ke rumah Bunda Qiana, kami tinggal disana selama beberapa minggu, setelah itu paman mencari rumah sewa untuk kami, baru kami pindah ke rumah itu tapi ibu memaksa paman Aksa untuk kembali ke Jerman, Kana juga tidak tau kenapa tapi ibu bilang paman harus kembali demi masa depannya, Kana tidak paham tapi Kana diam saja".

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang