Seminggu sudah Renjana dirumah orangtuanya sudah saatnya ia akan pulang kerumah mereka, sebenarnya suaminya tidak mengharuskannya untuk pulang sekarang juga tapi renjana tidak mau jika suaminya tidak ada yang mengurus dirumah, oleh sebab itu renjana tetap akan pulang hari ini dan sebentar lagi suaminya akan datang menjemputnya karna ia sudah menghubungi suaminya.
Renjana sangat bersyukur karna meskipun pernikahan mereka bukan atas dasar cinta tapi suaminya memperlakukannya dengan baik dan bertanggung jawab atas dirinya sepenuhnya, apapun yang ia inginkan maka suaminya akan memberikannya selagi masih dalam batas wajarnya.
Hari ini ia akan pulang kerumah dan besok ia akan kembali bekerja dan bertemu dengan rekan kerjanya juga sahabatnya Qiana, ia sudah merindukan sahabatnya itu karna sudah seminggu mereka tidak bertemu.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi, seharusnya suaminya sudah sampai sejak pukul 9 tadi tapi sekarang belum kunjung juga menampakkan diri.
" Nak, kok suamimu belum sampai? "
" Iya gak tau bun, perjalanan dari rumah kesini cuma dua jam tapi kok mas Varo belum nyampe juga ya apa terjadi sesuatu ya bun? "
" Hush, jangan bilang gitu kali aja dijalan lagi macet makanya belum nyampe, lagian baru telat satu jam kok masih biasa itu, udah tunggu lagi aja pasti bentar lagi juga nyampe"
" Iya juga ya bun"
Renjana memutuskan untuk menunggu lagi, yang dikatakan bunda ada benarnya juga siapa tau dijalan lagi macet jadi ya wajar kalau telat, akhirnya renjana memutuskan untuk menunggu suaminya lagi.
Dua jam, bahkan renjana sudah menunggu lebih dari tiga jam tapi suaminya tak kunjung datang, bahkan suaminya tak memberi kabar apapun apakah ia jadi menjemput renjana atau tidak, jika memang ia tak bisa ya renjana tak masalah dia bisa naik kendaraan umum.
Pikirannya makin kalut, pikirannya mulai memikirkan hal hal negatif, apa terjadi sesuatu pada suaminya atau apa ada orang yang melakukan kejahatan pada suaminya.
Saat larut dalam pikirannya tiba tiba benda pipih yang dia genggam berbunyi, sebuah nama terlampir disana, tertanda seseorang menghubunginya, orang yang ia tunggu tunggu dari tadi siapa lagi kalau bukan suaminya, setelah berjam jam akhirnya suaminya mengabarinya.
" Assalamu'alaikum mas, mas baik baik saja kan? Gak terjadi apa apa sama mas kan? " tanya nya panik.
" Wa'alaikumussalam, mas baik baik saja kok sayang, maaf ya mas buat kamu khawatir tapi mas gak papa kok, gak ada yang terjadi sama mas"
" Alhamdulillah kalau gitu mas, aku pikir terjadi sesuatu sama mas makanya mas gak datang datang dari tadi"
" Iya maaf ya sayang, oh iya mengenai itu mas minta maaf sepertinya mas gak bisa jemput kamu sekarang sayang, kamu bisa pulang sendiri gak naik kendaraan umum, tadi awalnya mas udah mau jemput kamu tapi tiba tiba Zio nelpon mas dan dia bilang rapatnya dimajuin jadi mas gak bisa nolak lagi, maaf ya sayang"
" Iya gak papa kok mas, aku gak masalah kok kalau soal kerjaan, tadi aku cuma khawatir aja terjadi sesuatu sama mas, tapi karna mas bilang baik baik aja aku jadi lega sekarang"
" Iya sayang sekali lagi maaf ya karna udah buat kamu khawatir dan gak bisa jemput kamu"
" Yaudah gak papa mas, udah dulu ya mas aku mau siap siap dulu"
" Iya sayang hati hati dijalan ya, Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikumussalam mas"
Sambungan pun terputus, renjana akhirnya memberitahu orangtuanya bahwa suaminya tidak bisa menjemputnya dan akan pulang naik kendaraan umum saja, awalnya orangtuanya melarang tapi ya mau gimana lagi renjana gak mau merepotkan mereka lagi meskipun orangtuanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI ASMARA
General FictionJika banyak manusia sangat mendambakan pernikahan tapi banyak juga yang ingin menghindari pernikahan. sama seperti Renjana gadis biasa yang hidup layaknya gadis lain menjalani harinya seperti orang orang pada umumnya semua berjalan dengan baik, hin...