Chapter 41

389 17 0
                                    

Renjana menceritakan semua kejadian menyakitkan yang ia alami dalam pernikahannya sebelumnya, ia menceritakan bagaimana jahatnya mantan suaminya dan istrinya saat ini sekaligus sebagai mantan sahabatnya dulu.

Aslan dan Erhan tak mempermasalahkan renjana yang sudah pernah menikah sebelumnya, mereka bahkan tak menyangka jika renjana mengalami kejadian menyakitkan seperti itu.

Renjana juga mengatakan jika laki laki yang Erhan tabrak tadi adalah anaknya yang membenci dan menolaknya dulu.

Aslan tak menyangka bagaimana bisa seorang anak membenci ibunya sebegitu besarnya. Bahkan Aslan mengatakan pada renjana jika ia ingin mengambil kembali anaknya Aslan akan membantu nya untuk mendapatkan Arkana kembali.

Renjana menolak hal itu, bukan karna ia tak menginginkan anaknya lagi melainkan ia tau jika Arkana sudah sepenuhnya dikuasai oleh Jenia, pasalnya renjana tak tau jika mereka sudah lama pisah rumah dengan Jenia.

Erhan tak berkomentar, ia hanya terus menatap renjana, dia bukan anak kandung renjana tapi ntah kenapa ia sangat marah mendengar cerita mommy nya itu, ia bahkan sudah memutuskan akan membalas pria tadi. Ia tak perduli jika pria itu lebih tua darinya ia juga tak perduli jika pria itu anak kandung mommy nya.

Erhan sudah memutuskan akan membahagiakan renjana sebagai salah satu langkah untuk balas dendam pada pria yang bernama Arkana tersebut.

Berbeda dengan keluarga Renjana dan Aslan, di belahan bumi lain saat ini Arkana sedang merasakan  pegolakan batin yang sangat hebat, disatu sisi ia sangat merindukan ibunya dan ingin bertemu dengannya lagi, tapi disisi lain is masih belum bisa menerima ibunya, ia masih belum bisa melupakan kejadian dulu.

Bahkan Narendra sudah berhenti untuk membujuknya, sepertinya Narendra lelah melakukan hal yang sama tapi tetap tidak membuahkan hasil juga, lagi pula Arkana sudah dewasa ia pasti bisa memutuskan mana yang baik dan mana yang bukan untuk dirinya.

Setelah sekian lama akhirnya Narendra memberanikan diri untuk berkunjung kerumah orangtuanya. Meski kakeknya melarang itu tapi Narendra masih merindukan ibunya, ia bahkan ingin sekali tinggal bersama dengan orangtuanya jika saja kakeknya tak melarangnya, Narendra tau jika ia menemui ibunya pasti kakeknya mengetahui hal itu, Narendra tau kakeknya selalu memiliki mata mata disekitar dirinya dan Arkana.

Kakeknya bahkan tau kejadian yang terjadi antara Arkana dan renjana baru baru ini, terbukti dari esoknya kakeknya langsung menghubungi dirinya dan menanyakan perihal kejadian itu. Narendra tidak kaget bagaimana bisa kakeknya mengetahui hal itu, karna ini sudah sering terjadi.

Apapun yang akan kakeknya katakan nanti ia harus menghadapinya tapi kali ini ia benar benar harus bertemu ibunya, terakhir kali ia bertemu dengan orangtuanya itu tiga tahun lalu, bukan karna tak mau tapi kakeknya sangat ketat, dan satu tahun terakhir ini kakeknya tidak terlalu melarang semua aktivitas mereka, mungkin karna mereka sudah sama sama dewasa.

Narendra berharap orangtuanya masih mau menerimanya, ia tau jika ia keterlaluan tak menemui mereka selama bertahun-tahun tahun tapi ia tak bisa berbuat banyak.

" Assalamu'alaikum, "

" Wa'alaikumussalam "

Seorang gadis cantik membuka pintu dan berapa terkejutnya ia melihat kedatangan seorang pria yang selama ini ia rindukan, ia langsung memeluk Narendra.

" Kakak... Kenapa kakak nggak pernah datang kesini Meta kangen banget tau"

" Kakak minta maaf ya, kakak lumayan sibuk soalnya makanya baru sempat berkunjung sekarang"

" Sibuk banget ya sampai tidak ada waktu sedikitpun, memangnya kerjaan kamu apa sampai tidak bisa berkunjung sampai bertahun tahun, atau bahkan kamu sudah tidak menginginkan atau menganggap kami sebagai keluargamu lagi? "

Tiba tiba saja Jenia muncul dari dapur, dapat dilihat dari perkataannya bahwa ia sedang marah pada Narendra.

" Bukan begitu maaah"

" Kalau bukan begitu lalu apa? Apa kamu terlalu bahagia tinggal dirumah mewah itu? " ketus Jenia

" Mah aku datang karna aku kangen sama kalian tapi kenapa sepertinya mamah tidak menyukai kedatanganmu? "

" Jadi kamu datang karna kangen ya, berarti selama ini kamu tidak kangen dengan kami? Kamu bahkan tidak tau se sulit dan se rumit apa kehidupan kami selama ini"

Semua jawabannya serba salah dimata Jenia, padahal ibunya sendiri tau jika kakeknya tak mengizinkannya tapi kenapa ibunya bersikap seperti ini?

" Tidak, bukan seperti itu mah hanya saja mamah tau kan kalau kakek tidak mengizinkan kami untuk bertemu dengan mamah"

" Tidak mengizinkan? Lalu bagaimana sekarang apa dia sudah mengizinkannya? "

" Tidak, kakek tidak tau kalau aku datang kesini, aku datang secara diam diam meskipun aku tau jika kakek mengirimkan mata mata untuk mengikutiku "

" Kalau sekarang kamu bisa keluar diam diam lalu kenapa selama ini tidak mau datang kesini diam diam juga? "

Ah Narendra tidak tau harus mengatakan apa lagi, ibunya sangat keras kepala meskipun ia memberikan seribu alasan sepertinya ibunya tetap tidak akan percaya.

" Mah tidak bukan begitu, sudahkah mah ini aku ada bawa beberapa oleh oleh untuk mamah, ayah dan Meta"

" Pergilah, kami tidak butuh itu, jadi kamu datang kesini hanya karna kasihan dengan kami? Pergilah dan jangan pernah datang lagi kesini jika hanya untuk berbelas kasih pada kami"

" Mamah kok ngomongnya gitu sih? Mamah nggak suka ya kalau Narendra datang kesini? "

" Iya, pergilah dan jangan pernah datang lagi"

" Mah, kok jadi gini sih aku ini anak mamah tapi kenapa mamah mengusir kita, aku kan sudah jelaskan kalau aku bukan tidak ingat sama mamah tapi kakek melarangnya mah, mah aku mohon jangan usir aku "

" Dengar dengar kamu sangat ingin bertemu dengan renjana bukan? Kenapa kamu sangat ingin bertemu dengannya sementara denganku tidak? Itu artinya kamu lebih menginginkannya menjadi ibumu daripada aku yang ibu kandungku sendiri iya kan? "

" Mah kok malah jadi kemana mana sih? Aku m3mang ingin bertemu dengannya tapi bukan berarti aku ingin menjadi anaknya dan meninggalkan mamah"

" Sudahlah, kamu pergi saja dari sini aku tidak ingin berhubungan dengan orang orang yang berhubungan dengan renjana, gara gara renjana hidupku menderita, pergi dari sini "

" Mah... "

" PERGI.. KAMU DENGAR TIDAK, AKU BILANG PERGI YA PERGI."

Dengan berat hati akhirnya Narendra meninggalkan tempat itu, ia tak tau apa yang merasuki ibunya sampai memiliki pemikiran begitu.

Sepertinya Jenia merasa sakit hati karna Narendra dan Arkana diambil darinya. Ia benci kenapa orang orang lebih memilih renjana, ia benci semua orang yang dekat dengan renjana.

TBC....

YUHUUU AKHIRNYA UP LAGI 😁😁

SELAMAT MEMBACA YA 🤗

BTW AKU ADA BOOK BARU MASIH

ANGET, BARU NETAS SOALNYA 😅

JANGAN LUPA MAMPIR JUGA YA😚😚

SEMOGA KALIAN JUGA SUKA SAMA BOOK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SEMOGA KALIAN JUGA SUKA SAMA BOOK

INI YA GUYS.... 😊

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang