Perjalanan panjang dalam kehidupan dilalui dengan berbagai rintangan dan ujian, tak ada perjalanan yang mulus begitu saja, setiap orang memiliki hambatan dalam perjalanannya hanya saja tak semua di tunjukkan pada dunia cukup lewati dan jalani semampumu.
Seberat apapun masalah dan rintangan yang dihadapi tetap berpegang teguh pada pendiriannya dan terus melangkah untuk hasil yang sesuai dengan yang kamu impikan.
Begitu juga dengan sebuah rumah tangga, meski tak ada manusia tidak menginginkan kegagalan tapi kita hanya bisa menjalani.
Terlepas dari rumah tangga yang bahagia atau tidak jangan berlarut terlalu lama, kamu juga berhak bahagia dan melanjutkan hidup, ntah itu dengan orang yang baru atau menyembuhkan diri sendiri.
Bertahun tahun memperjuangkan segalanya demi kebahagiaan sangat buah hati, rela meninggalkan pekerjaan demi memiliki waktu penuh bersama anak. Rela membatasi waktu diluar demi anak, semua renjana lakukan demi anak satu satunya.
Tahun ini adalah tahun yang sangat membahagiakan bagi Arkana, pasalnya bocah 5 tahun itu akan memasuki bangku Taman Kanak-kanak.
Arkana diberkahi dengan otak yang terbilang pintar, karna ia sudah mengetahui banyak hal yang seharusnya belum diketahui anak seusianya.
Terkadang renjana sendiri merasa kewalahan menghadapi pertanyaan Arkana yang tiba tiba dan diluar dugaan, seperti beberapa bulan lalu saat ia pulang jalan jalan bersama Aksa ia langsung bertanya pada renjana kemana ayahnya kenapa tidak pernah dirumah.
Flashback on
" Ibu ayah Kana kemana? Kenapa ayah tidak pernah dirumah? Apa ayah pergi dari rumah? Apa ayah tidak menginginkan Kana ibu? "
Siapa saja yang mendengar pertanyaan itu pasti tak menyangka jika itu keluar dari mulut bocah usia lima tahun. Bagaimana bisa ia menanyakan hal itu? Apa ia kesepian karna tak memiliki ayah? Atau jangan jangan malah adiknya yang mengajarkan hal itu.
Rennaa sontak menatap tajam ke arah Aksa, seolah olah minta penjelasan, apa kamu yang ngajarin Kana hal seperti itu atau bagaimana? Begitulah kira kira kalimat tersirat dari tatapan renjana pada adiknya.
Aksa yang mengerti maksud tatapan tajam kakaknya tentu saja langsung menjelaskan pada kakaknya jika ia tak mengajarkan hal itu.
" Mba sumpah Demi apapun aku tidak pernah mengajarkan atau menyuruh Kana untuk bertanya seperti itu"
" Mba gak percaya, semenjak kamu datang 3 hari yang lalu kamu selalu main sama Kana, jadi kamu pasti yang ngajarin kan, selama ini Kana tidak pernah menanyakan hal seperti itu"
" Ya ampun mba beneran aku gak ada ngajarin Kana, iya kan Kana Paman Aksa gak ada ngajarin Kana kan? "
" Iya ibuuuu, paman Aksa tidak mengajari Kana, jangan marahi paman Kana ibuuu"
" Kana cuma penasaran, Kana ayah Kana, kalau Kana tidak punya ayah bagaimana caranya Kana lahir ke dunia, lalu jika Kana punya ayah kemana ayah Kana pergi kenapa tidak pernah menemui Kana dan ibu, kenapa tidak mau bermain bersama Kana? Apa ayah membenci Kana ibu? "
Mendengar itu renjana langsung memeluk putranya, apa yang harus ia katakan, ia tak sanggup mendengar pertanyaan menyedihkan putranya. Dari sorot matanya sangat terlihat jika Arkana sangat menginginkan sosok ayah tapi apa yang harus ia lakukan agar anaknya tidak merasa sedih.
" Sayang dengar ibu, Kana punya ayah kok hanya saja ayah jauh dari Kana makanya ayah tidak bisa bermain bersama Kana"
" Apa ayah jahat pada ibu? "
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI ASMARA
General FictionJika banyak manusia sangat mendambakan pernikahan tapi banyak juga yang ingin menghindari pernikahan. sama seperti Renjana gadis biasa yang hidup layaknya gadis lain menjalani harinya seperti orang orang pada umumnya semua berjalan dengan baik, hin...