Selama perjalanan pulang kerumah Renjana hanya diam dan termenung bahkan ia tak menyadari jika Aslan dan Erhan sudah memanggilnya beberapa kali. Aslan tau jika terjadi sesuatu pada istrinya, ia melihat perubahan itu setelah kejadian di pantai tadi.
" Dad, mommy kenapa? Apa mommy marah karna kejadian tadi? "
" No, daddy juga tidak tahu , nanti saja kita tanya pada mommy setelah sampai rumah oke?
" Oke dad"
Sakit hati, dua kata yang cocok untuk mendeskripsikan keadaan renjana dan arkana saat ini, dua insan yang memiliki ikatan yang sangat amat erat, tapi saling menyakiti satu sama lain karna beberapa perkataan maupun perbuatan mereka.
Sejujurnya renjana tak menyangka jika ia mampu mengucapkan kalimat menyakitkan itu untuk anaknya, begitupun dengan arkana ia tak menyangka jika akhirnya ia akan mendengar kalimat menyayat dari ibunya.
Arkana bergegas pulang kerumah, ia tak ada niat untuk melanjutkan kelas lagi hari ini, saat ini ia hanya ingin menyendiri dan merenungi perkataan ibunya tadi.
Narendra yang baru pulang dari luar melihat adiknya juga tiba dirumah beberapa saat setelah ia sampai, ia hendak menyapa adiknya tapi arkana tak menghiraukan keberadaannya, ia langsung masuk ke kamar nya. Ah sepertinya adiknya ini ada masalah lagi.
Narendra hanya tinggal berdua dengan Arkana dirumah itu, karna kakeknya harus kembali ke Swiss untuk memperluas bisnisnya, mereka tak masalah dengan itu karna mereka tak pernah kekurangan apapun selama tinggal disini.
Soal ayah dan ibunya yah saat ini mereka masih baik baik saja, hanya saja sesekali mereka dihiasi dengan pertengkaran kecil. Bukannya tidak mau tau tapi Narendra tidak mau ikut campur masalah rumah tangga orangtuanya karna kakeknya sudah melarangnya.
Siang berganti malam, terhitung sudah tiga jam semenjak kepulangan adiknya tapi ia belum melihat adiknya keluar kamar bahkan hanya untuk makan malam.
Narendra sudah sangat menyayangi arkana jadi apapun yang terjadi pada arkana ia harus bisa membantu atau menemukan solusi untuk masalah masalah yang dihadapi adiknya itu.
" Tok... Tok... "
" Kana.... Boleh masuk? "
Tak ada jawaban, hanya saja tiba tiba pintu kamar terbuka sedikit, oh sepertinya adiknya butuh teman untuk bicara itulah kenapa ia membuka pintu kamarnya.
" Kok gelap amat sih, tak hidupin ya lagian udah malam kok lampunya belum di nyalain sih"
Setelah lampunya dinyalakan betapa terkejutnya Narendra melihat bahwa saat ini adiknya yang terkenal keras, bandel dan anti menye menye itu sedang menangis, ada apa ini? Apa adiknya baru saja di campakkan?
" Kenapa? Mau cerita sekarang atau mau istirahat dulu? "
Narendra tak pernah memaksa adiknya untuk bicara atau curhat padanya tapi ia tau adiknya pasti akan cerita hanya saja butuh waktu.
Mendengar ucapan kakaknya Arkana menoleh dan menatap kakaknya itu kemudian ia menghela nafas.
" Haaah, tadi aku bertemu ibu"
Hening.. Tak ada yang bersuara, Arkana menunggu reaksi Narendra, sedangkan Narendra masih loading dengan perkataan Arkana tersebut, ibu? Maksudnya Mamah?
" Hah? Maksud kamu? "
" Tadi aku bertemu dengan ibu renjana"
" Hah?Kok bisa? Kapan? Dimana? "
" Tadi pagi di pantai, aku lagi ada tugas disana dan nggak sengaja bertemu disana"
" Kok bisa sih? "
" Ya aku nggak tau, kan aku udah bilang kalau aku lagi ada tugas disana"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI ASMARA
General FictionJika banyak manusia sangat mendambakan pernikahan tapi banyak juga yang ingin menghindari pernikahan. sama seperti Renjana gadis biasa yang hidup layaknya gadis lain menjalani harinya seperti orang orang pada umumnya semua berjalan dengan baik, hin...