Chapter 49

351 16 10
                                    

Terhitung sudah tiga hari Erhan tak pulang kerumah, ia sangat amat kecewa pada Renjana, tapi meskipun begitu ia tetap tidak bisa membenci renjana. Selama tiga hari ini Erhan memutuskan untuk menginap di Rumah Sakit saja karna kebetulan rumah sakit tersebut menyediakan beberapa kamar tidur untuk staff yang akan bertugas malam atau menginap.

Berbeda dengan Erhan saat ini Renjana merasa gelisah, sudah tiga hari Erhan tak ada kabar, Erhan tak lagi menghubunginya bahkan hanya sekedar bertanya kabar pun tidak lagi, berkali kali iaenghubungi Erhan tapi nihil Erhan tak mau merespon semua panggilan dan pesan dari renjana. Renjana benar benar prustasi dengan keadaan ini.

Saat ini renjana benar benar tak tau mau bagaimana lagi, sungguh dalam waktu dekat ini banyak sekali kejadian tak terduga yang mampu mengguncang mental siapa saja yang mengalaminya, dimulai dari dirinya yang ketahuan berbohong, pernikahan Arkana yang dibatalkan, belum lagi mantan suami dan mantan sahabatnya yang memilih untuk mengakhiri hidup mereka dan sekarang Erhan yang marah pada dirinya, ah apakah ini ujian atau simulasi menjadi orang gila? Sungguh ini terlalu banyak dan tiba tiba bagi renjana.

Saat sedang termenung, tiba tiba saja pintu klasik rumah itu terbuka lebar, dapat renjana lihat sedang berdiri disana sosok yang ia tunggu tunggu, sosok yang tak ada kabar selama tiga hari ini akhirnya kembali, renjana tersenyum melihat kedatangan Erhan, ia berlari dan langsung memeluk Erhan, tak ada penolakan dari Erhan karna ia juga merindukan ibunya tapi ia masih sakit hati sama hal yang dilakukan ibunya beberapa waktu terakhir ini.

" Akhirnya kamu pulang, mommy sangat merindukanmu" tak ada jawaban tak ada respon dari Erhan, ia hanya diam saja mendengar semua perkataan renjana.

" Kamu sudah makan? Mommy sudah masak makanan kesukaan kamu, ayo makan dulu" Tak ada penolakan, karna masakan renjana adalah makanan yang paling ingin dia makan beberapa hari ini, Erhan hanya mengikuti dari belakang renjana, renjana menyiapkan semuanya dan Erhan menikmati masakan itu.

Selesai makan Erhan memutuskan untuk kembali ke kamarnya, ia harus mandi karna ia akan pergi lagi, mungkin ia kembali hanya untuk berganti pakaian saja. Erhan masih tetap bungkam tak merespon semua pertanyaan renjana, sungguh ia tak tega tapi ego nya lebih tinggi daripada naluri nya, ia berjalan melewati renjana yang sedari tadi memberikan beberapa pertanyaan tapi ia tetap abai.

Renjana tau pasti Erhan masih marah padanya itulah kenapa Erhan tak merespon apapun yang ia katakan. Tak apa toh ini semua salahnya sendiri, ia akan memberikan waktu pada Erhan lalu setelahnya ia akan meminta maaf pada Erhan lagi.

Tiga puluh menit kemudian Erhan keluar dari kamarnya, dapat renjana lihat Erhan berpakaian sangat rapi dan wangi, anaknya ini sangat tampan pasti banyak gadis yang tergila gila pada putranya ini. Renjana dapat melihat bahwa Erhan membawa sebuah koper, tunggu koper? Apa Erhan mau pergi?

" Kamu mau kemana? Kenapa membawa koper besar begini? " tak ada jawaban Erhan tetap bungkam.

" Erhan jawab mommy kamu mau kemana? Kamu mau meninggalkan mommy disini? "

" Iya " singkat Erhan

" Kenapa? Apa karna kesalahan mommy? Sayang mommy mohon tolong berikan mommy kesempatan, mommy janji akan memperbaiki segalanya, mommy janji tidak akan pernah mengecewakan kamu lagi, mommy akan selalu jujur sama kamu, mommy mohon mommy cuma punya kamu seorang tolong jangan tinggalkan mommy" sebenarnya Erhan merasa sakit hati mendengar renjana membohongi padanya tapi mau bagaimana lagi ia sudah terlanjur sakit hati.

" Janji? Bukankah mommy benci pada orang yang selalu berjanji? Dulu mommy mengatakan pada almarhum daddy kalau mommy tidak ingin janji tapi pembuktian, lalu apa ini? Mommy berjanji padaku? Mom apa yang terjadi padamu? Apakah semua sifat mommy berubah secepat itu karna anak kesayangan mommy itu? "

ELEGI ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang