Tak ada penolakan yang ditunjukkan Jenia begitupun dengan Alvaro, karna mereka tau jika mereka protes atau menolak keputusan mutlak itu maka mereka akan berakhir menyedihkan. Semua orang tau apapun yang sudah tuan Grayson putuskan maka tidak bisa diganggu gugat lagi.
Jenia sangat berontak dengan keputusan ayah mertuanya tersebut karna dengan dibawanya Arkana maka ia tidak akan bisa menjauhkan arkana dari renjana lagi, is tak mau usahanya beberapa tahun ini akan berakhir begitu saja.
" Pah maaf tapi apa tidak ada kesempatan kedua buat kami untuk merubah segalanya? Saya janji saya tidak akan melakukan hal itu lagi, saya akan mendidik Arkana dengan benar, saya akan mengajarkan hal hal yang baik pada Arkana dan Narendra pah saya mohon"
" Apa kamu sudah selesai bicara? Asal kamu tau saya ini hidup lebih lama dari kamu jadi pengalaman saya lebih luas daripada kamu, di umur saya yang sudah setia ini saya bisa dengan mudah membedakan mana manusia baik dan mana manusia yang berpura pura baik, tidak ada ganggu gugat dengan keputusan yang sudah saya buat, jika kamu tidak setuju maka sampai jumpa di meja hijau, saya akan menggugat kamu dengan tuduhan berusaha menyesatkan anak dibawah umur"
Mendengar itu sontak membuat jenia terperanjat, ia tak menyangka jika ayah mertuanya se tegas itu, selama ini ia mengira jika itu hanya rumor semata, ya ini adalah pertemuan pertama jenia dengan ayah mertuanya, lebih tepatnya pertemuan dalam keadaan bersitegang.
Tuan Grayson segera membawa istri dan kedua cucunya pergi dari rumah itu, ia tak ingin berlama lama dalam rumah itu.
Berbeda dengan keadaan tegang antara jenia dan suaminya dengan ayah mertuanya, maka disisi lain ada renjana yang sudah seminggu ini tak bicara dengan Aksa, terbukti dari Aksa yang seminggu ini sudah tidak datang melihatnya, selama Aksa menenangkan diri saat itu pula lah Qiana yang selalu menemani renjana.
Qiana tau bahwa Aksa tidak membenci renjana, terbukti dari Aksa yang meminta qiana untuk menjaga renjana beberapa saat. Aksa hanya butuh waktu untuk menenangkan diri saja.
Saat ini Qiana sedang berada dirumah sakit, ia tengah mengurus renjana, is tak keberatan dengan hal itu bahkan ia melakukannya dengan senang hati, mengenai anaknya saat ini sedang berkunjung ke rumah ibu mertuanya bersama suaminya. Ibu mertuanya tidak masalah dengan Qiana yang tidak ikut berkunjung, toh mereka tau jika ia sudah menganggap renjana sebagai keluarganya, bahkan saat mereka melamar qiana yang bertanggung jawab dan yang menjadi walinya adalah orangtua renjana.
" Yan,apa Aksa masih benci sama gue? "
" Gak kok, lo gak usah mikirin hal itu ya"
" Kalau Aksa gak benci sama gue kenapa dia gak datang jenguk gue, ini udah seminggu dia gak datang kesini Yan"
" Aksa bilang dia cuma sedikit lebih sibuk aja"
" Sibuk apa? Selama ini meskipun ia sibuk ia selalu menyempatkan waktu buat datang kesini"
" Gue juga gak tau Jan, terakhir kali kemarin Aksa bilang dia lagi ngurus pembatalan pemindahan mu"
" Pembatalan pemindahan? "
" Iya pembatalan, bukankah seminggu yang lalu lo menolak untuk dipindahkan ke luar negri? Jadi ya Aksa bilang lebih baik dibatalkan saja daripada mereka menunggu disana"
" Oh begitu, tapi kenapa lama sekali apa memang butuh waktu lama untuk membatalkannya? "
" Jan dengar gue, meminta izin untuk memindahkan lo berobat ke luar negri itu sangat tidak mudah, banyak hal yang harus diurus, banyak hal yang butuh izin sana sini, dan lo tau butuh waktu dua minggu bagi Aksa untuk mendapatkan izin dari sini dan dari Turki untuk pemindahan mu, awalnya ia meminta pemindahan kesana tapi kamu tau apa? Tak ada ruang kosong buat pasien dari luar negri karna rumah sakitnya sedang ramai, tapi berhubung salah satu dokter pemilik saham disana adalah sepupu tan Aksa maka dengan susah payah ia rela memberikan satu tempat itu untukmu daripada orang asli sana, lo tau Aksa sampai menangis saat sepupu temannya menyetujui hal itu, lalu saat ia sudah mempersiapkan semuanya lo malah menolak untuk pergi kesana"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEGI ASMARA
General FictionJika banyak manusia sangat mendambakan pernikahan tapi banyak juga yang ingin menghindari pernikahan. sama seperti Renjana gadis biasa yang hidup layaknya gadis lain menjalani harinya seperti orang orang pada umumnya semua berjalan dengan baik, hin...