05

3K 280 5
                                    

Kepanikan tercipta di perbatasan kerajaan Gusu Lan, lantaran kehadiran raja Wei yang didampingi oleh putra mahkota kerajaan Jiang tengah menerobos masuk ke dalam istana. Keadaan itu semakin diperparah oleh raut wajah gelap sang raja, dan baju zirah lengkap yang dipakai kedua orang itu.

Salah satu prajurit kerajaan Gusu Lan terlihat berlari menghadap raja. “Maaf atas ketidaksopanan hamba. Raja Wei dan putra mahkota kerajaan Yunmeng Jiang tengah menerobos masuk. Mereka mengenakan pakaian zirah dan terlihat akan menyerang kerajaan, yang mulia.”

Lan Xichen terlonjak kaget, dia mengingat-ingat beberapa peristiwa. Seingatnya kerajaan Gusu Lan tidak pernah menyinggung kerajaan Yiling Wei ataupun Yunmeng Jiang.

“Siapkan pasukan, amankan rakyat, perketat keamanan.” perintah sang raja dengan tegas.

Disaat istana dalam kepanikan massal, Yuan dan Lan Wangji malah asik bermain air. Suara gelak tawa Yuan memenuhi kamar mandi saat dia berharap membuat Lan Wangji basah kuyup.

“Anak nakal! Kemana perginya anak kecil yang penakut kemarin?”

“Pelgi jau, A-Yuan cekalang tidak takut apa-apa lagi, coalna ayah cudah belada di lingkungan ictana.”

“Eh? Cepat sekali dia sampai? Harusnya masih beberapa jam lagi.”

“Benarkah? Darimana kamu tahu?”

Yuan dengan polos menjawab, “Hum, ayah cendili yan membelitau A-Yuan.”

Lan Wangji terdiam sejenak, jika boleh jujur dia ingin menanyakan hal itu lebih lanjut. Namun, dia memilih untuk menahannya karena itu privasi Yuan dan ayahnya.

“Mn, jika seperti itu, kita harus segera berganti pakaian.” ujar Lan Wangji sembari menggendong Yuan dan membawanya keluar dari kamar mandi.

“Ayah, ayah sudah dimana? A-Yuan dan ibu sudah rapih. Kami siap menyambut kedatangan ayah.”

“Berhentilah mengatakan omong kosong, anak nakal! Keluar dari kediaman pangeran atau ayah akan membakar habis istana Gusu Lan.”

“JANGAN AYAAHH!! IYA IYA INI KAMI KELUAR, JANGAN DIBAKAR HUUAAA!!”

“Kalau begitu, keluar! Ayah sedang dihadang oleh prajurit kerajaan Gusu Lan.”

“Pangelan gawat! Ayo kita haluc cepat kelual. Ayah cudah belada di ictana dan cedang dihadang oleh paman plajulit.” panik Yuan. Dia langsung mengenakan pakaiannya asal-asalan, dan menarik Lan Wangji dengan tidak sopannya.

“Yang mulia pangeran, harap yang mulia tidak keluar dari kediaman yang mulia. Kerajaan kita sedang diserang oleh kerajaan Yiling Wei.” salah satu prajurit yang bertugas melindungi Lan Wangji mencegah kedua orang itu agar tidak melangkah lebih jauh.

“PAMAN! ITU AYAH A-YUAN! AYAH TIDAK INGIN MENYELANG KELAJAAN! AYAH HANYA INGIN MENJEMPUT A-YUAN CAJA!” Yuan tanpa sadar berteriak. Dia sedang dilanda panik saat ini. Dia takut ayahnya habis kesabaran dan menyebabkan ‘orang-orang itu’ tewas saat ini juga.

“APA? AYAH?! RA-RAJA WEI ADALAH AYAH ANAK INI??”

“A…ayah??”

Dengan memanfaatkan keterkejutan prajurit dihadapannya, Yuan langsung menyelinap menuju aula pertemuan. Dia beruntung tubuh kecilnya membuat dia sampai lebih cepat.

“AYAH BELHENTI! A-YUAN TIDAK APA-APA. JANGAN LUKAI MELEKA!! AYAH A-YUAN MOHON! … Eh?”

Suara ricuh itu hilang seketika, tergantikan oleh suara gemerincing pedang yang terjatuh secara serentak. Dan semua orang dari kerajaan Gusu Lan menatap anak kecil itu dengan mata yang terbelalak lebar.

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang