Extra Chapter 0.1

1K 92 39
                                    

Saat ini kondisi Yiling tengah dipenuhi oleh canda tawa. Ya, kalian tidak salah baca. Mereka sedang berpesta karena proses persalinan permaisuri mereka berjalan dengan lancar tanpa ada kesulitan apapun. Itu berarti, mereka tidak harus merasakan kesedihan tambahan setelah kepergian sang pemimpin.

Penari dan penyair dari segala penjuru dipanggil untuk ikut dalam pesta perayaan itu. Ya, kalian tidak salah baca. Memang saat ini mereka tengah merayakan pesta perayaan kelahiran pangeran dan putri agung kekaisaran.

Lalu bagaimana dengan kematian sang kaisar? Apa mereka tidak melakukan upacara terakhir untuk beliau? Jawabannya, sudah. Sekitar 2 jam sebelum sang permaisuri merasakan kontraksi pada perutnya. Mereka melakukan upacara singkat untuk pemimpin mereka. Jika kalian bertanya kenapa? Jawabannya sangat simpel, itu adalah perintah sang kaisar.

“Yubin, tuliskan sebuah dekrit kekaisaran. Katakan, jika di hari kematian kaisar ini nanti, kaisar ini tidak ingin diadakan upacara yang mewah. Lakukan secara sederhana. Begitupun juga pada setiap hari peringatan kematian dari kaisar ini. Jangan sampai ada peringatan yang besar untuk hari kematian dari kaisar ini. Jangan membuat anak-anak dari kaisar ini merasa sedih di hari peringatan kelahirannya karena harus melihat peringatan kematian dari ayahnya. Semua orang yang menyebut dirinya sebagai warga Yiling Wei diwajibkan untuk tersenyum dan tertawa bahagia pada hari kelahiran anak-anak dari kaisar ini, begitupun saat hari perayaan kelahiran mereka. Dan perintah ini bersifat mutlak dan kekal, tidak bisa dirubah ataupun dihilangkan.”

Ya, kira-kira begitulah isinya yang ditulis oleh penasihat kekaisaran. Perintah kaisar adalah mutlak. Jadi, mau tidak mau rakyat Yiling Wei harus mematuhinya. Itu lah kenapa, meskipun kemarin mereka menangis sampai meraung-raung kesakitan, hari ini mereka tertawa seakan tak ada beban. Yiling Wei ternyata hanyalah sekumpulan orang-orang yang sangat lihai memanipulasi dirinya sendiri.

Sizhui tersenyum lebar hingga gigi gerahamnya terlihat. Begitu manis omega Jingyi ini. Eh? Maaf, maksudnya omega Yiling Wei. Alpha Jingyi kan belum meminang omega Yiling itu. Ya, gimana ya, usia omega kecil kita bahkan baru akan genap 6 tahun 2 minggu lagi. Sedangkan usia resmi untuk menikah setidaknya harus genap 12 tahun itu berarti Alpha Jingyi harus menunggu kurang lebih 6 tahun lagi.

Disaat Sizhui dan para omega lainnya sedang asik mengagumi keindahan sosok pangeran dan putri agung kekaisaran. Shiying tengah menghadap Wangji dan membicarakan tentang hal yang telah dia sampaikan pada mendiang kaisar.

“Permaisuri, putra mahkota ini ingin menyampaikan sesuatu.”

“Katakan.”

“Apakah, kekaisaran Ming diizinkan untuk merawat bakal permaisuri kekaisaran Ming?”

“Shiying. Abu suamiku belum mendingin dan saat ini aku juga harus kehilangan salah satu anakku? Apa kau tega memisahkan ibu tunggal ini dengan anaknya? Bahkan, mereka belum berusia satu hari.” Shiying menundukkan kepalanya tanpa bisa menjawab pertanyaan sang permaisuri.

“Kita juga bahkan tidak mengetahui, anakku yang mana yang akan menjadi pendampingmu kelak.” sambung Wangji yang membuat Shiying semakin bersalah.

“Namun, aku memperbolehkan kekaisaran Ming mengirimkan orang yang mereka percayai untuk ikut serta membesarkan anakku. Dengan catatan, anakku akan tumbuh besar di dekatku. Hingga usianya genap 15 dan sudah layak untuk mengemban tugas sebagai permaisurimu kelak.” Wangji mengusap rambut Shiying dengan lembut. Mendiang suaminya sudah mengatakan soal hal ini sebelumnya dan meminta Wangji untuk mengambil keputusan.

“Yang Mulia telah mengatakannya terlebih dahulu sebelumnya, dan menyerahkan keputusannya padaku. Dan inilah keputusannya. Apa kamu bisa menerimanya, Shiying?”

“Li-li-lima belah tahun? Tapi…”

“Itu waktu yang sangat singkat bagiku untuk berada disamping anakku sebelum akhirnya aku akan kehilangan kesempatan itu. Apa calon menantuku yang satu ini tidak bisa menunggu selama itu?” Wangji melihat Shiying yang terdiam. Permaisuri itu tahu jika di dalam benaknya putra mahkota Ming tengah mengalami perdebatan dengan batinnya.

“Apa selama itu saya diperbolehkan untuk mengunjunginya?” tanya Shiying dengan suara yang tercekat.

“Tentu saja bocah,” Wangji yang tengah setengah berbaring itu menyentil dahi Shiying. “Asal jangan sampai kau melalaikan tugas sebagai putra mahkota dari kekaisaran Ming.”

“Ugh, baik! Terima kasih atas belas kasihnya permai—”

“Panggil aku ibu, bocah.” potong Wangji seraya mencubit salah satu pipi Shiying yang membuat Shiying memerah karena malu.

“Jadi, apa kami bisa memanggil permaisuri Wei ini sebagai besan?” Wangji menatap kaisar Ming yang berada tak jauh dari mereka berdua. “Tentu saja. Tapi, saya lebih suka jika dipanggil Wangji saja.” jawab Wangji.

Shiying yang sudah terlebih dari cubitan Wangji sontak mengelus pipinya dan beranjak dari tempat permaisuri ke tempat ketiga Wei kecil itu berkumpul, tentunya setelah memberikan hormat pada para permaisuri dan kaisar itu.

“Jika anakku omega, aku akan menjodohkannya dengan alpha keluargamu. Dan jika anakku alpha aku akan meminang omega kecilmu yang lain untuk anakku.”

“Permaisuri Wang, anakku saja belum berusia genap 1 hari. Dan lagi, anda tahu jika aku tidak akan memberatkan anak-anakku dalam memilih pasangan mereka. Karena kebahagiaan mereka adalah kebahagiaanku.” balas Wangji dengan tenang.

“Aku tahu hal itu. Aku hanya menyampaikan keinginan terpendamku saja, jadi nanti permaisuri Wei tidak terkejut lagi.”

“Apanya yang terpendam? Bahkan sejak mereka masih dalam kandungan kau sudah menyampaikan niatmu itu, permaisuri Wang.” celetukan permaisuri Ming membuat semua orang tertawa meskipun permaisuri Wang tengah cemberut.


Ketiga kembar Wei be like: belum juga debut resmi udah banyak yang mau lamar aja. Ckckck, susah emang kalau punya gen premium gini.

End…

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang