29

1.9K 161 20
                                    

Waktu demi waktu berlalu, kini kandungan Wangji sudah genap 3 bulan. 3 bulan bukan waktu yang sebentar bagi kaisar baru kita ini. Karena, selama 3 bulan dia di'siksa' secara lahir batin oleh sang permaisurinya.

Dari energinya yang diserap 'habis' sampai mengorbankan waktu istirahatnya. Dalam satu waktu dia harus bisa menjadi tiga figur sekaligus. Di pagi hari dia menjadi kaisar yang disegani, saat malam dia harus menjalankan tugasnya sebagai suami, dan saat di waktu senggang dia harus menjelma menjadi sosok ayah bagi anak sulungnya.

Wen Qing yang menjabat sebagai tabib kekaisaran dibuat kelimpungan karena merawat kedua pasangan itu. Dia hanya bisa berharap, penderitaan Wei Wuxian segera berakhir. Karena kondisi kaisar itu sudah jauh dari kata baik. Wajahnya yang pucat, tubuhnya yang lemas, dan suaranya yang parau membuat yang lain merasa iba pada kaisar itu.

“Bahkan Enigma terkuat pun bisa mencapai batasnya jika dihadapkan dengan keluarganya.”

“Kau seperti tidak tahu Kaisar Wei saja. Dia selalu menempatkan keluarganya diatas rakyatnya, tidak peduli jika nyawanya yang harus menjadi bayarannya.”

“Kau benar, Cheng. Hahhh… Andai aku mendapatkan pasangan seperti Kaisar Wei…”

“Ya, jika saja Kaisar Wei bukan saudaraku. Aku sudah menggodanya, hehehe”

“Parah, parah. Tapi, sama sih. Memang siapa yang tidak mau memiliki pasangan seperti Kaisar Wei?”

“Meratapi nasib juga tidak berguna. Kita tidak seberuntung, sehebat, dan sesempurna permaisuri.”

“Hahhhh…”

Penasihat kaisar, Jiang Cheng, A-Qing, Xue Yang, dan yang lainnya mendesah pasrah mengingat bahwa takdir mereka tidak seindah itu. Sedangkan Wei Wuxian sedang bersandar di singgasananya sambil beberapa kali memijit pelipisnya.

“Wen Qing…”

Wen Qing yang dipanggil langsung menghadap Wei Wuxian. Dengan sopan dia memberikan hormat pada sang kaisar. “Saya, Yang Mulia.”

“Bagaimana kondisi permaisuri? Sudah lebih baik?”

“Menjawab Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Permaisuri sudah dalam kondisi yang cukup baik, Yang Mulia, harap Yang Mulia Kaisar tidak mencemaskannya secara berlebihan.”

“Mnn, permaisuri sudah makan? Dia tidak lagi memuntahkan isi perutnya, kan?”

“Menjawab Yang Mulia Kaisar, Yang Mulia Permaisuri makan dengan cukup baik. Yang Mulia Permaisuri tidak lagi memuntahkan isi perutnya. Ramuan yang disediakan juga sudah diminum hingga habis dan saat ini Yang Mulia Permaisuri sedang istirahat di kediamannya, Yang Mulia.”

“Mn, bawakan zhen apapun untuk menghilangkan rasa pusing ini.”

“Baik, Yang Mulia. Hamba akan kembali beberapa saat lagi.”

“Hm…”

Setelah kepergian Wen Qing, Wei Wuxian kembali larut dalam pekerjaannya dengan menahan rasa pusing yang mendera kepalanya itu. Sang penasihat kaisar juga membantu sedikit tugasnya dengan cara menyortir dokumen mana yang penting atau lebih dibutuhkan dengan dokumen yang masih bisa ditunda terlebih dahulu.

Menjelang malam, Wen Qing kembali membawa obat-obatan beserta makanan untuk Wei Wuxian, dengan diikuti oleh Wangji yang berjalan dibelakangnya sambil menggandeng tangan Sizhui.

“Salam Yang Mulia Kaisar.” sapa Wangji dan Sizhui yang membuat Wei Wuxian terperanjat kaget.

“Permaisuri? Sudah lebih baik? Kemarilah, permaisuri.” Wangji tersenyum manis dan mengangguk-anggukkan kepalanya dengan lucu. Rasa pusing yang mendera kepala Wei Wuxian ataupun rasa lelah terasa menghilang saat melihat pemandangan yang indah itu.

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang