Xiao Zhan berjalan dengan gagahnya dibelakang kedua omega kecilnya. Sedangkan di sebelahnya ada sang ibu yang berjalan dengan tenang memperhatikan setiap gemerlap lampu yang menghiasi pasar. Hingga pandangannya terhenti pada sebuah lampion bergambar kelinci.
“Ada apa?” Xiao Zhan berniat bertanya pada sang ibu, namun, suaranya malah membuat yang lain terhenti dan berbalik menatapnya.
“Apanya yang kenapa, er-ge?” Xie Yun menatap sang kakak dengan bingung.
Xiao Zhan menggelengkan kepalanya, dia mendongak pada sang ibu dan mengulangi pertanyaan lagi. “Ada apa?” Wangji yang ditanya seperti mengernyitkan keningnya heran.
“Mungkin maksudnya kenapa ibu menatap lampion itu lama, ibu ingin membelinya?”
“Ibu? Sejak kapan anda menjadi saudara saya, Putra Mahkota Ming?” Shiying menelan ludahnya gugup lantaran aura intimidasi Xiao Zhan yang terlampau kuat.
“Loh, bukannya itu malah bagus, Zhan'er??” Sizhui menaik turunkan alisnya. Wajah Xiao Zhan seketika berubah sedikit cerah. “Benar. Karena itu berarti dia tidak akan mengambil omegaku.”
“A-Yuan…” Shiying mendesis pelan pada Sizhui yang tengah tertawa hingga terduduk.
“Jangan berani-beraninya kau pada kakakku.” Wangji segera mengambil tindakan sebelum Xiao Zhan menjadi benar-benar marah.
“Ahhahaha, Zhan'er apa kau mau membelikan tanghulu itu untuk ibu?” Xiao Zhan menatap sang ibu sejenak sebelum menganggukkan kepalanya. Dengan menggandeng tangan kedua omega kecilnya, Xiao Zhan menghampiri tempat yang menjual tanghulu.
“Ibu…” Shiying memanggil Wangji dengan nada dan tatapan yang memelas. Wangji mengangguk singkat, “Habiskan malam ini bersama alpha posesif itu. Ibu akan membawa yang lain menjauh.” Wangji mengusak rambut Shiying dan Gu An dengan lembut.
“Dekati kakaknya jika ingin mendapatkan adiknya.” sambung Sizhui dengan mengedipkan sebelah matanya.
Xiao Zhan kembali dengan beberapa tanghulu dengan buah yang berbeda-beda. Dia menyerahkan beberapa pada sang ibu dan beberapa pada sang kakak. Wangji dan Sizhui mengambil itu dengan tenang.
“Zhan'er~”
“Kali ini apa lagi?” Xiao Zhan menatap sang kakak dengan datar. Dia tahu, jika kakaknya pasti merencanakan hal-hal aneh lagi.
“Aaiyyooo!! Kenapa kau berpikir negatif pada kakakmu sendiri? Itu tidak baik, Zhan'er!” melihat Sizhui yang pura-pura merajuk, Xiao Zhan jadi semakin yakin jika sesuatu yang direncakan oleh kakaknya itu akan membuatnya kesal.
“Mn.”
“Begini, gege tadi merencanakan dengan ibu kalau kita ingin mencari hal-hal untuk menghias istana. Sebentar lagi kan gege akan menikah, jadi kita juga berencana menghabiskan waktu bersama. Kedua omega kecilmu itu juga ikut bersama kami. Bagaimana? Boleh?”
“Itu berbahaya.” Semua orang yang mendengarnya seketika membeku. Aktivitas jual beli itu pun ikut membeku.
“Yak, calon putra mahkota. Apa kau menganggap jenderal perangmu ini tidak bisa menjaga mereka? Dan lagi kita masih disekitar Yiling.”
“Calon Putra Mahkota, apa anda menganggap jika akan ada salah seorang dari kami akan menyelakai permaisuri dan omega kesayangan kami?”
“Calon Putra Mahkota, apa anda tidak percaya pada kami? Apa di mata anda kami terlihat seperti penjahat?”
“Bukan kalian.” ungkap Xiao Zhan dengan datar.
“Bagaiman jika begini, kau takut kedua putra mahkota itu mengambil omega kecilmu kan?” Xiao Zhan membenarkan ucapan sang ibu. “Nah, kalau begitu kau awasi saja mereka dari dekat. Bagaimana?”
“Buang-buang waktu.” Xiao Zhan menepuk hanfu sang kakak yang kotor terkena tanah tadi dengan pela. “Kalian jalan saja, Zhan di belakang mengawasi kalian. Anggap saja Zhan tidak ada.”
Sizhui dan Wangji menghela nafas. “TIDAK! KAU BERSAMA ALPHA-ALPHA ITU DAN IBU. BERSAMA OMEGA-OMEGA IBU. PAHAM?” Xiao Zhan terkesiap mendengar teriakan sang ibu, mau tidak mau dia menganggukkan kepalanya.
Bahkan setelah bayangan permaisuri Wei dan ketiga omega beserta beberapa pengawal menghilang dari pandangan mereka, Xiao Zhan, Shiying, Gu An, dan Jingyi masih berdiri di tempat yang sama.
“Zhan, sampai kapan kita akan berdiri disini seperti orang yang sedang dihukum?” Jingyi selaku yang paling tua disana mulai mengajak ketiga alpha muda itu untuk mulai berjalan. Xiao Zhan menuruti keinginan calon kakak iparnya itu.
“Zhan, apa tidak masalah jika setelah menikah nanti, kami akan tinggal di luar istana?” Xiao Zhan mengangguk.
“Kau tidak akan melarangnya?” Xiao Zhan menggelengkan kepalanya.
“Kenapa?” Jingyi menatap calon adik iparnya itu dengan heran. Bagaimana bisa dia terlihat bersahabat dengannya? Padahal pada Shiying dan Gu An, Xiao Zhan sama sekali tidak terlihat ingin dekat.
“Kenapa harus?”
“Kau terlihat sangat anti jika ada yang berniat mengambil omegamu. Terutama pada mereka berdua.” ucap Jingyi sambil menunjuk pada dua orang yang kehadirannya tak dianggap oleh Xiao Zhan.
“Gou-ge berbeda.”
“Apa bedanya?”
“Gou-ge sudah mendapatkan restu dari ayah.” Jingyi semakin dibuat heran.
“Bukannya Shiying juga sudah? Dia bahkan sudah mengambil sumpah? Kenapa dia jadi berbeda dari gege?” Xiao Zhan menghentikan langkahnya lalu menatap Shiying dengan tenang.
“Karena dia…” Xiao Zhan mengepal erat tangannya, setelah berkutat dengan pikirannya, akhirnya Xiao Zhan membuka suaranya. “Tidak memenuhi kualifikasiku.” lalu Xiao Zhan melanjutkan langkahnya seakan tak berdosa.
Shiying yang merasa seakan baru saja dihantam bantu besar langsung melipir ke pinggir jalan dan meratapi nasibnya. “Aku adalah putra mahkota yang malang.” lirih Shiying secara berulang kali.
Sedangkan nasib Gu An? Dia jadi bingung harus bersikap bagaimana. Karena, alasan Xiao Zhan melarangnya belum diketahui. Namun, dia rasa nasibnya pun tak akan jauh berbeda dengan Shiying. Sedari tadi saja keberadaannya tak dianggap oleh calon Putra Mahkota Wei itu.
—
End.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fated Pair [ PDF ] ✓
WerewolfStory writer by : Rain @urrainingday Main Character : Wei Wuxian × Lan Wangji Universe : Enigma, Alpha, Beta, Omega, Empire and Kingdom universe. Kerajaan Gusu Lan adalah kerajaan yang telah menghasilkan banyak Alpha Dominan yang berkualitas dan ten...