48

1.3K 108 27
                                    

Tidur Wei Wuxian terusik karena adanya pergerakan dari seseorang yang berada di pelukannya. Dengan perlahan dia membuka kelopak matanya. Kemudian iris gelap itu beradu dengan iris yang lebih terang.

“Selamat pagi, istriku.” sapa Wei Wuxian pada sang istri yang tengah menatapnya.

“Selamat pagi juga, suamiku.” Wangji mencuri satu ciuman kecil dari sang suami. Wei Wuxian mengeratkan pelukannya pada sang istri, meskipun tidak terlalu erat lantaran perut buncit sang istri.

“Lan Zhan, ingin makan di aula?” itu hanyalah pertanyaan singkat, yang hanya terdiri dari 6 kata. Namun, mampu membuat Wangji kebingungan setengah mati. Bagaimana tidak? Selama kurang lebih 2 minggu belakangan ini, kaisar yang sekaligus suaminya itu hanya bisa berbaring di kasurnya saja. Dan sekarang sang kaisar mengajaknya makan di aula? Apa dia salah dengar?

“Lan Zhan, bahkan aku tidak perlu menggunakan kemampuanku untuk membaca pikiran jika untuk mengetahui apa yang sedang istriku ini pikirkan.” Wei Wuxian menyentil dahi Wangji dengan pelan.

Wei Wuxian bangun dari tidurnya, dia merenggangkan otot-ototnya yang kaku lantaran tidak digerakkan selama kurang lebih dua mingguan ini. Sesuai perkataan iblis mudanya semalam, dia tidak lagi merasakan sakit ataupun nyeri sekecil apapun. Dia merasa sudah sehat seperti sediakala, ya, meskipun dia sadar jika kekuatannya sedikit berkurang.

“Istriku, bolehkah suamimu ini memandikan istrinya seperti dulu lagi?”

Mendengar pertanyaan Wei Wuxian sontak Wangji terbangun dari lamunannya. Dia berseru cukup keras, “EHHH?? WEI YING??”

“Iya, Lan Zhan??” Tanpa menunggu jawaban, Wei Wuxian menggendong permaisurinya dan berjalan dengan santai ke kamar mandi.

“Wei Ying sudah sembuh?” Wei Wuxian menggeleng pelan. Dia mendudukkan Wangji di bak mandi dan mulai melepaskan kain yang melapisi tubuh istrinya itu helai demi helai. “Aku hanya sudah tidak lagi merasa sakit.” jelas Wei Wuxian disela-sela kegiatan menelanjangi istrinya itu.

“Benarkah?”

“Mn, aku tidak perlu lagi meminum ramuan yang dibuat oleh para tabib. Karena aku sudah meminum ramuan pahit dalam sekali tegukan.” Wei Wuxian membuka pakaiannya sendiri dan setelah pakaiannya terlepas semua, dia ikut masuk bergabung dengan sang istri ke dalam bak mandi. Dia pun membuka penutup bambu sehingga air segar mulai mengalir memenuhi bak mandi.

“Kaisar ini memiliki waktu sehari sebelum permaisuri ini melahirkan. Tanpa merasakan sakit ataupun nyeri lagi. Jadi, ayo kita lakukan semua hal yang tidak mungkin lagi kita lakukan nanti.” Wei Wuxian membasahi tubuh Wangji dengan air yang dia tampung dengan kedua tangannya.

“Mn, ayo kita lakukan semua hal tanpa terkecuali.” Wei Wuxian melemparkan senyum konyolnya seraya menganggukkan kepalanya dengan antusias. “Mn~”

Wangji memercikkan air pada Wei Wuxian yang dibalas serupa dengan Wei Wuxian. Keduanya terus bermain air hingga suara sang anak menginterupsi kegiatan mereka.

“Nampaknya, kita harus membawa beban lain, Lan Zhan.”

“Mn, nampaknya memang seperti itu, Wei Ying.” keduanya pun tertawa bersama seraya menyelesaikan acara mandi mereka.

Wei Wuxian menggendong sang istri kembali ke kasur mereka. “Ingin memakai pakaian dari Gusu, Lan Zhan?” Wangji menganggukkan kepalanya. Keduanya pun mulai memakai pakaiannya masing-masing dengan Wei Wuxian yang membantu Wangji.

Keduanya keluar dari kediaman Wei Wuxian dengan raut wajah tanpa dosa. Bahkan, kini keduanya tengah tersenyum pada sang anak yang tengah melongo dengan mulut yang terbuka lebar. Bukan hanya sang anak, namun, semua orang yang berada di depan kediamannya.

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang