Extra chapter 1.0

914 96 43
                                    

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, dan bulan pun berganti tahun. Kini usia kembar Wei sudah menginjak tahun ke 5. Tentunya, hal ini dirayakan besar-besaran. Apalagi, kedua kekaisaran besar yang mengincar omega Yiling juga ikut andil dalam perayaan itu.

Disetiap pertemuan tiga kekaisaran itu, pasti selalu saja ada hal lucu yang terjadi, diantara calon putra mahkota Wei dan kedua putra mahkota dari Ming dan Wang. Seakan tak kenal kata takut dan kata damai, Xiao Zhan selalu menatap kedua putra mahkota itu dengan aura permusuhan yang sangat kental. Sedikitpun dia tidak pernah lengah dalam menjaga kedua omega kecilnya.

Seperti saat ini, Xiao Zhan berada di sebelah Xie Yun dan menatap pria yang lebih tua 7 tahun darinya itu dengan tatapan tajamnya.

“Ada kepentingan mendesak apa, sehingga Putra Mahkota Ming menahan Pangeran Agung Wei di acara pendewasaannya?” tanya Xiao Zhan dengan suara sedatar dada Jiang Cheng.

“Ah, saya… Sa—”

“Jika tidak ada, kami permisi,” Xiao Zhan memotong pembicaraan dan beralih pada sang adik. “A-Yun, kita pergi dari sini.” sambungnya tanpa ada yang berani membantah.

“Er-gee~ gendong A-Yun gendong A-Yuun!!!” Xiao Zhan melirik Xie Yun dan menghela nafasnya pelan. Namun, dia tetap menuruti permintaan sang adik untuk menggendongnya.

“Jangan dekat-dekatnya. Mengerti?”

“Humm~” Xiao Zhan tersenyum tipis, sangat tipis, hingga tak ada seorang pun yang melihat senyumnya.

“Tapi, er-ge, kenapa er-ge terlihat sangat membenci Putra Mahkota Ming? Seingat A-Yun, Putra Mahkota Ming tidak pernah memiliki masalah dengan er-ge.”

Xiao Zhan mendudukkan Xie Yun di sebelah adik perempuannya, setelah dia sampai di tempat keluarganya berkumpul.

“Tidak membenci.”

“Lalu? Kenapa??”

“Kenapa kau ingin tahu?” tanya Xiao Zhan dengan nada yang tak bersahabat. Hal itu membuat Xie Yun tersenyum canggung, dan membalas pertanyaan sang kakak dengan senyum manisnya.

“Intinya kalian berdua,” Xiao Zhan menatap kedua omega kecilnya dengan bergantian. “Jangan pernah dekat-dekat dengan kedua Putra Mahkota itu. Mengerti?”

“Siap, laksanakan!” jawab keduanya dengan serentak.

Sizhui melemparkan tatapan penuh tanya pada sang ibu dan adik Alpha-nya. “Memang kenapa, Zhan'er? Ayah sudah menerima sumpah Shiying loh padahal.”

Xiao Zhan menatap Sizhui dengan pandangan yang rumit dan kedua bibirnya terkatup rapat. Melihat keterdiaman sang anak, Wangji berdehem singkat. Jelas dia mengetahui alasan sebenarnya.

“A-Yuan, seorang alpha dalam sebuah kawanan tidak akan senang jika ada alpha lain yang ingin mengambil omega kecilnya. Apalagi, jika sang alpha dan omega kecilnya ini sudah bersama sejak masih dalam kandungan. Tanpa sang alpha sadari, dia akan menjaga omega kecilnya dengan sangat ketat. Tingkat sensitifnya akan sangat tinggi jika ada alpha selain dirinya berada di dekat omega kecilnya.”

“Mn.” Xiao Zhan menanggapi pertanyaan sang ibu dengan anggukan.

“Jadi alpha begitu rumit. Untung aku omega.” Wangji menaikkan satu alisnya. “Tidak juga, buktinya ibu mudah mudah saja.”

Keempat anaknya memutar bola matanya dengan malas. “Tentu saja mudah. Pasangan ibu, ayah. Bagaimana tidak mudah?” seru Sizhui, Xie Yun, dan Xiao Ying secara serentak. Wangji hanya mengerjapkan matanya dengan polos.

“Aiyoo, kalian ini kenapa sibuk sendiri? Kenapa tidak berbaur dengan yang lain?”

“Paman saja yang telat datangnya. Kami sudah berbaur dari 2 hari yang lalu. Ini bahkan sudah hari terakhir perayaan. Tapi, paman baru datang. Cih.” Xie Yun menatap sang paman, Jiang Cheng dengan kesal.

“Menyebalkan sekali. Awas saja jika sampai tidak membawa hadiah yang besar. Kami akan mengusir paman dari sini.” sambung Xiao Ying tak kalah kesal dengan kakak ketiganya.

Berbeda dengan kedua adiknya, Xiao Zhan menundukkan sedikit kepalanya, memberikan sedikit hormat pada pamannya yang sudah naik tahta menjadi raja beberapa bulan lalu.

“Bagaimana kabar kandungan paman dan istri paman?”

“Zhan'er, memang hanya kau yang peduli padaku. Kau adalah ponakan tersayangku!”

“Oh, gitu ya? Baiklah paman jika seperti itu. A-Yuan cukup sadar diri saja.”

“Tidak begitu, A-Yuan~ kau tetap ponakan paman yang paling paman sayang.” Jiang Cheng mencubit pipi Sizhui dengan gemas.

Lalu setelah puas menyiksa Sizhui, dia beralih pada Xiao Zhan. Dengan mengelus perutnya yang sudah sedikit membuncit itu dia menjawab pertanyaan Xiao Zhan. “Mereka berdua baik-baik saja. Lihat bibimu bahkan sudah asik berlarian kesana dan kemari.” Xiao Zhan mengangguk paham.

“Wangji…” Jiang Cheng menatap Wangji dengan tatapan yang aneh. “Kenapa aku seperti berhadapan denganmu yang terjebak dalam tubuh Wei Wuxian? Sedangkan…” Jiang Cheng menatap ponakan ketiganya. “…saat aku melihat A-Yun, aku merasa sedang melihat Wei Wuxian yang terjebak dalam tubuhmu. Ini sedikit menyeramkan.”

“Untungnya Yingying terlihat sangat normal karena putrimu itu terlihat seperti gabungan darimu dan Wei Wuxian.” sambung Jiang Cheng sambil mengelus satu-satunya perempuan bermarga Wei disana.

Wangji hanya tertawa kecil sebagai responnya. “Itu karena mereka adalah anak kami.” singkat Wangji.


End.

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang