Pagi pun datang, Wei Wuxian merasa tangan kirinya kesemutan karena menjadi bantal untuk Wangji selama semalaman. Dia melihat pada sosok yang masih terlelap itu, jika dia tidak salah mengira seharusnya sebentar lagi sarapan akan dimulai.
Wei Wuxian dengan perlahan bangun dari tidurnya. Dan setelah melalui perdebatan batin, dia menggendong Wangji. Lalu, menaruhnya pada bak mandi setelah dia melepaskan semua pakaian Wangji.
Wei Wuxian menelan ludahnya gugup. “Tenanglah, Wei Wuxian, ini bukan kali pertama kau melihat tubuh polosnya. Tenanglah, kau hanya akan mandi, lalu memakainya pakaian, terus pergi ke aula perjamuan.”
Wei Wuxian membuka pakaiannya sendiri dan ikut berendam dalam bak. Dia mengamati setiap inci dari tubuh Wangji dengan lekat. Mengamati, betapa halus dan lembutnya permukaan kulit pria itu, bibirnya yang merah merekah, lehernya yang jenjang, dadanya yang bidang dengan kedua gundukan merah mudah yang seakan menggodanya.
“Eung~”
Tubuh Wei Wuxian menegang saat mendengar lenguhan kecil dari belah bibir yang saat ini terbuka sedikit. Dia mati-matian menahan dirinya itu tidak menerkam pria dihadapannya. Dengan susah payah, akhirnya dia berhasil menyelesaikan acara mandi yang menyiksa iman itu.
Wei Wuxian bergegas mengenakkan pakaian pada tubuh Wangji untuk menghindari hal yang dia inginkan. Setelah dia dan Wangji telah berpakaian dengan rapih. Wei Wuxian menepuk halus pipi Wangji agar pria itu lekas bangun.
“Eunghh~ Yang Mulia??”
Wei Wuxian merasa pipinya terbakar, nafsunya bergejolak. Dia membuang nafasnya berkali-kali. “Kau sudah lebih baik, kan? Rapikan rambutmu, kita akan pergi ke aula perjamuan untuk sarapan. Kau butuh asupan makanan yang layak. Tenang saja, kali ini akan ku pastikan sendiri jika tidak ada daging.”
Wangji menatap Wei Wuxian dengan polos. Dia berkali-kali mengerjapkan matanya. Menatap sosok Wei Wuxian yang terlihat sedang gelisah itu membuat Wangji heran.
“Yang Mulia kenapa?? Kenapa Yang Mulia merasa gelisah? Mn, Wangji sudah lebih baik. Terima kasih atas perhatian yang Yang Mulia berikan pada Wangji.”
“Tidak apa-apa, hanya merasa disini sedikit lebih panas.—Itu karena aku mendengar lenguhanmu, Wangji.”
Wangji menganggukkan kepalanya, dia bangun dari duduknya dan tak sengaja netranya melihat bayangan di depan cermin. “Pakaianku sudah berganti? Badanku juga sudah lengket, apa aku juga sudah mandi? Siapa yang memandikanku? Apa itu Yang Mulia? Ah, mana mungkin? Tapi tidak mungkin aku mandi sendiri? Tapi, aku… Mandi dengan Yang Mulia…???? Ughh, apa ini benar?”
Wei Wuxian berdehem kecil, dia tidak berani menatap langsung pada Wangji, begitu pula dengan Wangji yang sudah benar-benar merasa kehilangan muka. Dia segera menyanggul sebagai rambutnya dengan tusuk rambut berwarna hitam dengan bandul kelinci yang menjuntai.
Setelah melihat Wangji sudah selesai menata rambutnya. Tanpa percakapan apapun, mereka berjalan beriringan ke luar dari ruangan itu. Yang dimana sudah banyak pengawal serta dayang yang berbaris rapih menunggu kehadiran mereka.
“Salam Yang Mulia, ibu suri menitipkan pesan untuk Yang Mulia. Beliau berpesan agar Yang Mulia menjemputnya di kediamannya berasa calon permaisuri.”
“Mn.”
Dengan diikuti 10 dayang dan 10 pengawal mereka berdua berjalan beriringan menuju ke kediaman Cangse Sanren. Dalam hatinya, Wei Wuxian sudah mengeluarkan ocehan. Kenapa pula sang ibu meminta dia untuk menjemputnya ke kediamannya? Memang ayahnya kemana? Tidak mungkin kan ayahnya mencari istri baru?
“Yang Mulia dan calon permaisuri datang untuk berkunjung.” ucap salah satu dayang senior yang berjaga di depan kediaman sang ibu. Wei Wuxian hanya bisa berdiri dan menunggu sang ibu dengan tenang.
“A-Xian, Wangji, kau menjemput ibu sayang? Ah, senangnya~” Wei Wuxian menatap ibunya datar. “Berhenti berdrama. A-Xian sudah lapar, yang lain juga pasti sudah menunggu.”
“Cih, dasar anak yang tidak tahu cara bersikap romantis. Asal kau tahu ya anak nakal. Ibumu ini sedang mengajarkanmu tentang bagaimana cara berkunjung ke kediaman ibu suri setelah melakukan malam pertama.”
“Ibu!”
Wei Wuxian yang entah kenapa merasa sangat malu langsung membalikkan badannya dan bergegas pergi meninggalkan kedua orang itu. “Ini bukan malam pertamaku, ini malam kedua. Hehe.”
Para pengawalnya langsung segera menyusul di belakangnya. Wei Wuxian hanya meliriknya sekilas dan bersikap acuh.
Sesampainya di sana, sang anak langsung melompat pada tubuhnya. Beruntung Wei Wuxian memiliki reflek dan daya tahan yang bagus. “Ayah, ayah kenapa lama sekali?”
“Ayah harus menjemput nenekmu terlebih dahulu. Eh? A-Yuan sudah bisa mengatakan huruf s dan r?”
Dengan senyum lebar dia menganggukkan kepalanya, “Un! A-Yuan sudah bisa mengatakan R dan S dengan benar! A-Yuan juga sudah bisa mengatur feromon dengan baik. Meskipun sedikit kesulitan, A-Yuan sudah bisa mengontrol kemampuan A-Yuan.”
“Ada manfaatnya juga ayah meninggalkanmu selama kurang lebih 3 bulan.” Wei Wuxian tertawa melihat anaknya yang mencebik kesal. “Sekarang ayah harus menepati janji ayah. Ayah harus menikahi pangeran!”
Wei Wuxian menurunkan sang anak dan menepuk kepala anaknya dengan lembut. “A-Yuan tidak boleh lagi menganggapnya sebagai pangeran, karena saat ini dia adalah calon permaisuri kerajaan.”
“Uh??”
“Wangji, adalah ibu A-Yuan, bukan seorang pangeran. Tapi, dia akan menjadi permaisuri dari ayah.”
“EHH??!!”
Wei Wuxian mengabaikan anaknya yang sedang terkejut itu. Dia berjalan ke singgasananya dengan tenang, dia duduk dengan santai, dan melemparkan senyum khasnya.
“A-Yuan?”
“Pangeran?”
Wangji tersentak dia menghampiri anak itu dan bersimpuh dihadapan. “Um, aku bukan lagi seorang pangeran. Bagaimana jika A-Yuan memanggilku dengan gege?” jelas Wangji sambil menggelengkan kepalanya pelan.
“Ibu.” Wangji mengerjapkan matanya, kemudian dengan tenang dia membalas. “Gege.”
“IBU! I B U, IBU!” Wangji tertawa kecil, menggoda anak kecil itu ternyata sangat menyenangkan. Dia sebenarnya senang jika dipanggil ibu oleh anak dari pria yang akan jadi suaminya itu. Namun, sedikit bermain-main tidak masalah kan?
“Gege, A-Yuan. Aku adalah seorang Alpha Dominan, bagaimana bisa menjadi seorang ibu, huh?”
“Kenapa tidak?! Selama ibu menikah dengan ayah, ibu akan jadi ibu A-Yuan!”
“Memang ayahmu mau menikahiku?”
“Tentu saja! Lihat, ibu cantik, feromon ibu menenangkan, ibu juga hebat, jago bela diri, berpedang, bahkan memasak. Ayah pasti mau menikahi ibu. Pokoknya ibu adalah ibu A-Yuan! Ayah juga tadi mengatakan jika ibu adalah ibu A-Yuan! Dan ayah juga bilang kalau ibu akan jadi istri ayah. Jadi ibu! A-Yuan akan memanggil ibu dengan sebutan ibu!”
“Iya, iya, A-Yuan bisa memanggil ibu. Sekarang, A-Yuan duduk di tempat A-Yuan terlebih dahulu. Kasihan mereka sudah menahan lapar dari tadi. Kita sarapan dulu, ya?”
“Nanti ayah dan ibu menikah ya? Buatkan A-Yuan banyak adik!!”
Wangji menganggukkan kepalanya dengan patah-patah, kedua telinganya bahkan sudah menjadi merah sempurna. Sedangkan Wei Wuxian memperhatikan kejadian itu dalam diam. Namun, terlihat jelas binar kebahagiaan di kedua matanya dan itu tak luput dari penglihatan orang-orang yang sudah berkumpul di aula perjamuan itu.
—
*Manis-manis dulu aja, sebelum ada kerikil yang menghalangi.*
—
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fated Pair [ PDF ] ✓
Loup-garouStory writer by : Rain @urrainingday Main Character : Wei Wuxian × Lan Wangji Universe : Enigma, Alpha, Beta, Omega, Empire and Kingdom universe. Kerajaan Gusu Lan adalah kerajaan yang telah menghasilkan banyak Alpha Dominan yang berkualitas dan ten...