3 hari Wei Wuxian lalui dengan hati yang gelisah. Selama 3 hari ini, dia belum pernah menemui Wangji. Bukan karena tidak ingin. Namun karena, perdebatan panjang antara dia dan rakyatnya.
“Sudah! Tidakkah kalian ingin Yang Mulia bahagia? Biarkan Yang Mulia bersama dengan pasangan yang ditakdirkan untuknya. Dan lagi, Wangji bahkan tidak ikut andil dalam pembantaian ataupun peperangan. Kita tidak boleh menutup mata untuk hal itu.”
“Benar apa yang dikatakan oleh penatua Shen. Saat ini dia bukan lagi seorang pangeran agung. Dia tidak lagi memiliki keluarga. Apa yang bisa dia lakukan saat ini? Tidak ada. Bahkan saat ini dia berada di penjara untuk menebus dosa yang tidak dia lakukan. Apa kalian tidak kasihan?”
“Aku hanya ingin menambahkan sedikit dari apapun yang penatua Shen dan ketua Bai katakan. Putra Mahkota selalu menceritakan soal kebaikan Wangji selama dia tinggal di istana Gusu. Disaat yang lain tidak menyukai keberadaannya, Wangji lah yang mengurus Putra Mahkota langsung. Memasak untuknya, bahkan memandikannya. Yang salah dalam peristiwa ini adalah Lan Xichen bukan Wangji. Kita tidak boleh menutup mata dengan kebenaran ini.”
“Bahkan, disaat Yang Mulia bisa saja langsung menikahi Wangji saat ini juga. Dia masih tetap memperhatikan kita. Dia masih tetap mengutamakan kita diatas dirinya sendiri. Dia mengorbankan kebahagiaannya untuk kebahagiaan kita. Lan Xichen memang memiliki dosa besar pada kita. Tapi, WANGJI TIDAK. Begini saja, jika nantinya Wangji melakukan kesalahan, kita akan langsung menghukumnya. Hukuman mati, bagaimana?”
Wei Wuxian terdiam sepanjang perbincangan itu. Hatinya dibuat benar-benar merasa tidak tenang, apalagi saat dia mendengar mereka membicarakan hukuman mati. Wei Wuxian jelas mempunyai kuasa untuk sekedar membungkam mereka. Namun, dia bukanlah sosok pemimpin yang seperti itu. Dia tidak akan membungkam suara rakyat-rakyatnya.
“Qianbei, maaf mengganggu. Tapi, calon permaisuri sedang kesakitan.”
“Segera obati.”
“Apa dia tetap di penjara?”
“Ya.”
Para penatua dari pihak rakyat memutuskan untuk mendukung keputusan Wei Wuxian. Dan beberapa kepala keluarga yang kehilangan istri serta anaknya masih terdiam. Sedangkan para anak yang kehilangan keluarganya terlihat menunduk dengan tangan yang mengepal.
“6 bulan. Jika selama 6 bulan kalian tetap tidak puas dengan kinerja Wangji, saya sendiri yang akan membunuhnya. Bahkan jika saat itu dia sedang hamil sekalipun.”
Sontak semuanya langsung menatap pada Wei Wuxian yang sedang duduk di singgasananya dengan gagah. Sedari tadi dia diam, mengamati jalannya perdebatan tak berujung ini. Mau tidak mau, dia mengambil keputusan ini. Wei Wuxian hanya bisa berharap, Wangji mampu meluluhkan hati rakyat-rakyatnya.
“Yang Mulia!”
“Apa? Apa lagi yang bisa saya lakukan? Saya tidak mungkin tetap mempertahankan keinginan saya jika kalian saja tidak menyetujui? Jadi, selain keputusan ini, saya bisa apa? Hanya 6 bulan. Kalian sendiri yang akan menilainya, pihak kerajaan hanya akan melihat tanpa ikut campur dalam penilaian, bagaimana?”
“Apa mahar yang dia ajukan?”
Wei Wuxian menatap pria paru baya yang baru saja mengeluarkan suaranya. Suaranya terdengar serak karena dia terlalu lama menangis.
“Segenggam beras, segenggam emas, dan sepasang kelinci.”
Keheningan melanda aula pertemuan itu. Sebagian besar orang yang berada disana terperangah mendengar jawaban dari Wei Wuxian. Dan sebagiannya lagi menatapnya dengan penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fated Pair [ PDF ] ✓
Hombres LoboStory writer by : Rain @urrainingday Main Character : Wei Wuxian × Lan Wangji Universe : Enigma, Alpha, Beta, Omega, Empire and Kingdom universe. Kerajaan Gusu Lan adalah kerajaan yang telah menghasilkan banyak Alpha Dominan yang berkualitas dan ten...