41

1.2K 122 32
                                    

Wei Wuxian duduk di singgasananya dengan gagah. Netranya menelisik pada setiap penjuru istana. Dengan tenang, dia memerhatikan setiap ekspresi yang terpancar oleh orang-orang yang tengah bersenda gurau dibawah itu. Terutama sang istri, yang sedari pagi tadi senyumnya tidak pernah lepas.

“Yang Mulia! Te-terima kasih!”

“Apa permaisuri senang dengan kejutan yang kaisar berikan?” Wangji langsung menganggukkan kepalanya dengan antusias. Senyum bahagia tidak pernah lepas dari bibir merah itu.

Ingin rasanya Wei Wuxian bersumpah, jika senyum manis itu tidak akan pernah pudar. Namun, apa daya? Jika kemungkinan besar, justru dirinya lah yang akan menjadi penyebab hilangnya senyum itu, suatu saat nanti.

Wei Wuxian turun dari singgasananya, berjalan menghampiri sang permaisuri. Di hadapannya kini tengah berdiri beberapa anggota inti dari kerajaan Lan, dari Lan Qiren, Lan Yi, Qinheng Jun, hingga Lan Xichen.

Wei Wuxian memberikan hormat pada keempat orang itu, “Mohon maaf atas keterlambatan dari Wei Ying. Wei Ying memberikan hormat pada ayah dan ibu mertua serta kakak ipar.”

Seketika suasana menjadi hening. Bahkan Wangji pun terdiam tak mampu untuk menahan rasa bahagianya.

“Y-yang Mu-mulia…” Lan Xichen tak kuat menahan tangis. Dia pun jatuh terduduk dengan air mata yang terus saja turun menghiasi wajah tampannya.

“Kakak ipar, bangunlah. Jangan seperti ini.” Wei Wuxian membantu Lan Xichen untuk bangkit. “Permaisuri, tolong ambilkan air untuk kakak ipar.” Wangji menganggukkan kepalanya dengan cepat.

“Maaf, maaf, maaff.…” Lan Xichen terus saja menangis sembari menggumamkan kata maaf berkali-kali. Sedangkan Wei Wuxian yang sudah mengetahui maksud kakak iparnya itu, dia mengangguk singkat, dan berkata dengan lirih, “Berhenti meminta maaf, maaf tidak akan membangkitkan mereka kembali.”

Wangji kembali dengan segelas air yang diminta oleh Wei Wuxian. Wangji dengan telaten membantu sang kakak minum. Dan Wei Wuxian terus menenangkan mantan raja itu.

“Permaisuri, tolong ajaklah kakak ipar berjalan-jalan. A-Yuan, temani ibu dan pamanmu. Shiying, kaisar ini mendengar jika kaisar dan permaisuri Ming sudah hampir sampai di istana. Pergilah, gantikan kaisar ini untuk menyambut rombongan kekaisaran Ming.”

“Baik Yang Mulia!” jawab ketiga orang itu dengan tegas. Wei Wuxian tersenyum lalu mengalihkan pandangannya pada Lan Qiren, Qinheng Jun, dan Lan Yi. “Tolong ikutlah dengan kaisar ini.” ketiganya saling bertatapan sebelum akhirnya mengikuti kemana kaisar Wei itu pergi.

Ketiga orang itu dibawa ke dalam ruang bekerja Wei Wuxian. Dimana di dalam sana sudah duduk anggota inti kekaisaran Wei dan kerajaan Jiang.

“Duduklah.” Wei Wuxian mempersilahkan anggota inti Lan untuk duduk di hadapan orang tuanya. Sedangkan, Wei Wuxian duduk di kursinya dengan melemparkan tatapan dinginnya.

“Jelaskan tentang leluhur kalian.” perintah Wei Wuxian dengan tegas tanpa ingin dibantah.

Lan Yi menunduk dengan meremas tangan sang suami. Sedangkan Qinheng Jun dan Lan Qiren menelan ludahnya gugup. Terlihat jelas dari raut wajahnya jika mereka tengah gelisah akan suatu hal. Wei Wuxian menggeram disaat ketiganya tidak kunjung membuka mulut.

Melihat amarah sang anak sebentar lagi akan meledak, Cangse Sanren langsung meminta Lan Yi menjelaskan semuanya. “Yi'er, kumohon. Katakan semuanya, ini juga demi kebaikan Wangji. Tolong, katakan semua yang kamu ketahui Yi'er.”

“A-Ren… Aku… Darimana harus kami jelaskan? Apa yang sebenarnya ingin kalian ketahui?”

“Naga.”

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang