21

2.1K 184 13
                                    

3 hari menjelang pernikahan, Wei Wuxian sama sekali tidak bertemu dengan Wangji. Selain karena tradisi pernikahan kerajaan, itu juga didukung dengan persiapan kenaikannya untuk menjadi kaisar. Selama dua minggu penuh, Wei Wuxian tenggelam dalam dokumen-dokumen yang menyerupai gunung.

Wei Wuxian merebahkan tubuhnya pada kasur miliknya. Matanya menerawang ke langit-langit ruangan. Sebentar lagi, dia akan menjadi seorang suami. Dia akan terikat dengan seseorang dalam kurun waktu yang tak terbatas.

Yiling memang tidak seketat Gusu soal pernikahan, pemilihan pasangan, selir, dan lainnya. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Yiling adalah tempat yang bebas selama tidak terlalu melewati batas. Karena di Yiling seluruh rakyatnya bebas untuk berpendapat, mengkritik, ataupun mengekspresikan dirinya. Tidak seperti di negeri nan jauh disana, yang dimana hak berpendapat sudah tidak ada. Salah sedikit, penjara menanti.

Wei Wuxian memijit pelipisnya, sejak insiden pembantaian itu, dia hampir tidak pernah tidur dengan tenang. Selalu, ketika matanya tertutup dia kembali mengingat peristiwa pembantaian yang telah lalu. Dia selalu diliputi rasa bersalah pada para rakyatnya yang menjadi korban.

Wei Wuxian merasa sedikit bersalah pada mereka karena pasangannya berasal dari daerah'nya'. Walaupun pasangannya tidak memiliki andil besar dalam pembantaian ataupun perang. Namun tetap, darah lebih kental daripada air. Sedikit banyak, pasangannya bersalah karena hal itu.

Di saat calon kaisar itu tengah sibuk dengan pemikirannya, penasihat kerajaan, Yubin, dan orang-orang kepercayaannya, Jiang Cheng, Xue Yang, Song Lan, Xiao Xingchen, Wen Qing, Wen Ning, Xiao Qing, Jin Zixuan, dan Jiang Yanli mendatangi kediamannya untuk menanyakan perihal pernikahan dan urusan pribadi lainnya. Sebenarnya, bisa saja mereka berdiskusi melewati ruang kosong mereka. Namun, mereka adalah penganut, ‘jika ada yang susah kenapa harus yang mudah?’ jadilah mereka berbondong-bondong mendatangi kediaman Wei Wuxian.

“Wuxiaann!!! Kami datang~”

“… Kenapa?”

“Wangji…”

“Apa yang terjadi dengannya? Dia tidak jatuh sakit lagi kan? Qing-jie, kau sudah membuat obat penahan sakit dan vitamin untuknya, kan? Pastikan semuanya sudah siap. Proses penandaan saja membuatnya sangat kesakitan. Apalagi proses penambahan organ nanti. Dia sejatinya adalah Alpha, Alpha Dominan, yang dimana itu berarti sebagai pasangan Enigma dia akan akan melewati proses pembentukan rahim. Dan sesuai catatan zaman dulu, proses itu akan sangat menyakitkan. Bahkan ada yang menyebabkan kematian.”

“Belum juga ngomong apa-apa. Sudah tidak bisa berhenti bicara.” Jiang Cheng mencibir Wei Wuxian yang langsung bereaksi berlebihan saat nama Wangji disebut.

“Aku cuman tidak mau Wangji kenapa-kenapa. Dia pasanganku, ibu dari anakku, calon istri serta permaisuriku. Menjadikan sebagai Alpha yang bisa hamil dan mengangkatnya sebagai permaisuri sudah sangat melukai harga dirinya. Aku tidak ingin melukainya lebih dari ini. Persetan dengan masa lalunya, aku hanya ingin menjadikannya seorang ratu dan ibu dari anak-anakku. Aku sudah berjanji untuk membahagiakannya. Jadi saat ini aku hanya ingin semua persiapannya sudah sempurna, tidak ada yang terlewat.”

Semua yang disana hanya melongo. Mereka mengerjapkan matanya mendengar rentetan kalimat dari Wei Wuxian.

“Ini jelas bukan hanya karena dia adalah pasangan takdirmu ataupun dia adalah 'wadah' dari A-Yuan, kan? A-Xian, apa kamu imprint?” mendengar pertanyaan dari Jiang Yanli, Wei Wuxian membenarkan posisinya menjadi duduk. Namun, tidak mengeluarkan suaranya.

“A-Yuan berkata, kalau kamu dan Wangji berkata jika kalian adalah pasangan takdir? Berarti kamu sudah merasakannya saat pertama kali kalian bertemu, kan?”

“Saat kau membuat A-Yuan.” Jiang Cheng menyambung ucapan sang kakak yang membuat Wei Wuxian reflek menatap tajam padanya.

“Mn. Aku sudah mengetahuinya sejak awal. Itu juga menjadi alasan pendukung kenapa aku tidak ingin Wangji terluka saat itu. Tanpa sadar, saat feromon kami menyatu, aku mengikatnya menjadi pasanganku tanpa disadari. Dan, entah ini takdir atau para dewa yang merasa terpaksa. Wangji menjadi pasangan takdirku, fated pair. Karena seperti yang kita tahu, Enigma bisa memilih pasangannya sendiri, tapi, hanya bisa menandai dan mencintai pasangan takdirnya sendiri. Enigma adalah makhluk yang dikutuk. Jika pasangan takdir sang Enigma menolak untuk menjadi pasangannya, maka Enigma itu akan mati. Namun, jika Enigma yang menolak pasangan takdirnya, maka keduanya akan tetap baik-baik saja.”

“Apa semua orang yang dipilih oleh Enigma akan menjadi Sigma? Lalu apa keduanya tetap bisa memilih pasangannya sendiri?”

“Tidak, mereka akan sendiri hingga kematian menjemputnya. Karena siapapun orang yang ingin mereka tandai akan mati. Ya, intinya Enigma dan Sigma harus bersama. Karena, itu memang takdirnya. Dan, tidak semua orang yang dipilih Enigma akan menjadi Sigma. Karena Sigma hanya sebutan untuk pasangan takdir Enigma. Bukan pasangan yang diinginkan Enigma. Dipilih yang dimaksud disini hanya sekedar bisa dinikahi bukan ditandai. Dan, Enigma akan selalu mencintai Sigma-nya. Karena, dari catatan terdahulu tidak ada yang menuliskan jika ada Enigma yang menolak Sigma-nya. Tapi, ada Enigma yang mati karena ditolak oleh Sigma-nya.”

“Ternyata masih banyak fakta tentang Enigma yang belum kita ketahui. Jadi kesimpulannya adalah kau mencintai Wangji karena dia pasangan takdirmu atau karena dia adalah Wangji?”

“Wangji? Dia adalah pasanganku, aku tidak tahu perasaan apa yang aku punya untuknya. Entah karena pengaruh jika dia adalah Sigma milikku, atau memang kerena dia Wangji. Saat pertama kali bertemu dengannya, aku memiliki perasaan jika aku harus melindungi dirinya, meskipun nyawaku sebagai taruhannya. Saat itu aku berpikir itu sebagai bentuk pertanggungjawabanku karena telah melibatkannya dalam tingkatan yang sulit, ditambah lagi saat itu kami belum diusia yang matang untuk menemukan pasangan takdir. Jadi ya, seperti itu lah.”

“Kau berbelit-belit. Intinya kau menyukainya atau tidak.”

“Aku menyukainya, bukannya itu sudah jelas?”

“Jadi Wei Wuxian mencintai dan menyayangi Wangji?”

“Mn.”

“Wow! Ehem! Ehem!”

“Wow, wow, dan wow. Qianbei tidak meledak berarti qianbei jujur.”

Wei Wuxian mendelik tajam pada Xue Yang. Seumur hidupnya, Wei Wuxian tidak pernah berbohong ataupun ingin berbohong. Dia tidak pernah sedikitpun berpikiran seperti itu. Dia selalu diajarkan untuk berkata jujur dan menyampaikan apa adanya. Jika memang dia tidak ingin mengatakannya, ya tugasnya hanya diam.

“Kenapa kalian kesini? Jika tidak ada kepentingan pergilah. Biarkan aku istirahat dengan nyaman.” Wei Wuxian kembali berbaring pada kasur meninggalkan teman-temannya yang duduk di lantai kamarnya, kecuali sang kakak yang duduk di kasur miliknya.

“Wangji tidak ingin dirias seperti para pengantin lainnya. Apa itu tidak masalah?”

“Mn, lakukan apa yang dia sukai. Dan soal riasan, dia tidak perlu dirias, dia Alpha Dominan jika kalian lupa. Dan lagi jie, Wangji sudah cantik tanpa riasan apapun. Tapi, jika nanti wajahnya terlihat pucat, berikan pemerah bibir saja. Pastikan itu terbuat dari bahan yang tidak akan melukai dirinya.” mereka serempak melemparkan godaan-godaan ringan pada calon kaisar itu.

“Ehem, kalau dari aku sih. Aku hanya ingin menyampaikan semua obat-obatan sudah selesai diracik. Dan Wangji sudah mulai meminumnya 1 minggu sebelum pernikahan. Semua bahan-bahan sudah teruji aman dan tidak akan membuat Wangji alergi, jadi kau tenang saja.”

“Aku tahu, aku selalu bisa mengandalkanmu untuk obat-obatan, Qing-jie.”

“A-Xian, keaadan Gusu sudah membaik kondisi calon putra mahkota juga dalam kondisi yang baik.”

“Mn …”

Mereka pun terlibat dalam perbincangan yang serius. Hingga tak ada salah satu tertawa.


Maaf diusahakan up tiap hari setelah kondisi membaik.

To be continue

My Fated Pair [ PDF ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang